Perbedaan Owner dan Founder dalam Bisnis (Berbagai Aspek)

Dalam dunia bisnis, terdapat berbagai istilah seperti owner dan founder, yang sering dianggap sama. Padahal, keduanya memiliki makna yang berbeda lho. Lantas, apa perbedaan owner dan founder?

Meskipun keduanya berhubungan erat dalam mendirikan dan mengembangkan bisnis, peran dan tanggung jawab masing-masing memiliki perbedaan yang perlu dipahami dengan baik. Untuk memahami lebih lanjut tentang perbedaan keduanya, simak penjelasannya berikut ini!

Mengenal Istilah Owner dan Founder

Pada dasarnya, owner dan founder merujuk pada individu atau sekelompok individu yang memiliki peran penting dalam mendirikan dan mengelola suatu entitas usaha. Meskipun keduanya terlihat memiliki kesamaan, namun secara definisi memiliki perbedaan.

1. Apa Itu Owner?

Apa Itu Owner?

Owner (pemilik) merupakan individu atau kelompok individu yang memiliki kepemilikan sah atas suatu bisnis tertentu. Kepemilikan ini dapat diperoleh melalui pembelian, investasi, atau warisan.

Owner suatu bisnis tidak harus seorang founder. Sebab, kepemilikan perusahaan dapat berpindah tangan kapan pun. Selain itu, owner juga tidak selalu merujuk pada pemilik.

Apabila bisnis atau usaha yang dijalankan tersebut memberikan keuntungan terbesar yang dinikmati oleh pihak tertentu, maka pihak itulah yang kemudian dapat disebut sebagai owner.

Jika suatu bisnis memberikan keuntungan terbesar kepada pihak tertentu, maka pihak tersebut dapat dianggap sebagai pemilik utama.

Dengan demikian, owner umumnya memiliki saham terbesar dalam bisnis. Ketika laba dibagikan, mereka akan mendapatkan bagian yang lebih besar dibanding pemegang saham lainnya.

2. Apa Itu Founder?

Apa Itu Founder?

Sementara itu, seorang founder (pendiri/penemu) merupakan individu atau sekelompok individu yang menemukan atau menciptakan ide bisnis atau usaha.

Mereka adalah orang yang pertama kali mengembangkan konsep bisnis, merancang model operasional, menggagas ide produk atau layanan, dan mungkin memulai penggalangan modal awal.

Status pendiri tidak dapat dipindahkan kepada orang lain karena mereka adalah yang pertama kali mengembangkan bisnis. Jika lebih dari satu orang yang mendirikan bisnis, disebut sebagai co-founder.

Founder adalah pihak yang memiliki kontribusi utama dalam mengembangkan ide bisnis dan mendirikan usaha. Cofounder adalah mereka yang turut serta membantu pendirian usaha tersebut.

Namun, penting untuk diingat bahwa tidak semua pemilik adalah pendiri. Begitu juga, tidak semua pendiri akan terus menjadi pemilik seiring dengan berjalannya waktu.

Perbedaan Owner dan Founder

Perbedaan Owner dan Founder

Secara sederhana, perbedaan antara owner dan founder terletak pada makna secara harfiahnya. Owner adalah pemilik bisnis, sementara founder merujuk kepada pencetus atau penemu bisnis.

Perbedaan antara owner dan founder sendiri dibagi ke dalam dua aspek utama, yaitu kepemilikan bisnis dan pembagian tugas. Berikut ini penjelasan lebih lanjut mengenai perbedaan keduanya:

1. Berdasarkan Status Kepemilikan Bisnis

Dari segi kepemilikan, status pemilik bisnis (owner) tidak stabil karena tergantung pada pemilik saham. Hal ini memungkinkan perpindahan kepemilikan tergantung pada pemegang saham utama dan perjanjian kontrak seiring berjalannya waktu.

Sebaliknya, bagi seorang founder, status kepemilikan tetap karena mereka adalah inisiator bisnis. Walaupun kepemilikan bisnis diambil alih orang lain, status founder tetap melekat.

Bahkan saat bisnis mengalami kebangkrutan, status founder tidak terpengaruh. Begitu pula jika founder menjual saham atau tidak lagi terlibat dalam operasional, tetap diakui sebagai pendiri bisnis. Agar dapat memahaminya dengan mudah, simak pada tabel berikut:

Aspek Status Owner Bisnis Status Founder Bisnis
Kepemilikan Tetap Tidak tetap, berdasarkan pemilik saham dan waktu Tetap, sebagai penemu bisnis
Perpindahan Status Bisa berpindah antar pemilik saham Tidak berubah, selalu menjadi pendiri usaha
Dampak Ketika Bangkrut Status kepemilikan bisa berpindah Status founder tetap melekat
Penjualan Saham Berdampak pada status kepemilikan Tidak berdampak pada status founder
Dampak Saat Berhenti Operasional Status kepemilikan bisa tetap ada Status founder tidak terpengaruh

 

2. Berdasarkan Fungsi dan Peran

Dalam konteks perusahaan, perbedaan owner dan founder dapat terlihat jelas dari fungsi, tanggung jawab, peran, dan kontribusi mereka. Fungsi owner meliputi beberapa hal penting, di antaranya:

  • Membentuk dan menetapkan peraturan yang mengatur operasional perusahaan.
  • Merencanakan serta mengembangkan strategi bisnis jangka panjang dan pendek.
  • Mengambil tanggung jawab atas risiko dan kerugian yang mungkin timbul.
  • Menjalankan tugas administratif yang mendukung kelancaran perusahaan.
  • Menyediakan dana untuk mendukung operasional perusahaan.
  • Mendelegasikan tugas kepada karyawan

Di sisi lain, fungsi founder juga memiliki dampak penting, yang meliputi:

  • Mengatur manajemen perusahaan secara menyeluruh, mengawasi mulai dari aspek keuangan hingga pengelolaan dewan direksi.
  • Membangun tim yang memiliki peran penting dalam menjalankan aktivitas perusahaan, termasuk aspek keuangan, pemasaran, dan operasional.
  • Menggagas rencana bisnis untuk mencapai tujuan perusahaan, dan memastikan semua elemen sesuai dengan rencana tersebut.
  • Menentukan visi perusahaan yang sejalan dengan tujuan bisnis serta prinsip yang dianut oleh founder.

3. Berdasarkan Delegasi Tugas

Dari segi tugas, perbedaan owner dan founder terlihat sangat jelas. Founder bertanggung jawab atas administrasi dan legalitas bisnis, termasuk menyusun Sistem Administrasi Badan Hukum (SABH) untuk legalitas operasional.

Jika sudah ada owner dalam bisnis, maka founder tidak memiliki beban tugas yang berat. Karena, owner yang akan fokus pada operasional bisnis dan peran manajerial.

Tugas utama owner adalah memastikan operasional bisnis berjalan baik dan menghasilkan keuntungan. Mereka menentukan arah perkembangan bisnis dan strategi untuk mencapai tujuan tersebut.

Sebagai owner, tanggung jawabnya adalah menjaga bisnis tetap menguntungkan dan bisa bertanggung jawab kepada founder berdasarkan kepemilikan saham dan perjanjian yang ada. Agar dapat memahaminya dengan mudah, simak pada tabel berikut:

Aspek Founder Bisnis Owner Bisnis
Tugas Utama Menyusun SABH (Sistem Administrasi Badan Hukum) untuk legalitas bisnis Memastikan operasional bisnis berjalan baik dan menghasilkan keuntungan
Keterkaitan Fokus pada administrasi dan legalitas bisnis, mungkin tidak terlibat dalam operasional bisnis Terlibat dalam manajemen operasional dan menentukan arah pengembangan bisnis
Peran Bisnis Mungkin merangkap sebagai owner atau tidak memiliki kepentingan bisnis Memiliki kepentingan bisnis, menentukan strategi, bisa memiliki tanggung jawab kepada founder
Keterlibatan Tergantung kepemilikan saham, mungkin terbatas dalam operasional Berperan aktif dalam mengelola bisnis atau bisa menunjuk pihak lain untuk menjalankan

Apakah Mungkin Owner dan Founder Sama?

Apakah Mungkin Owner dan Founder Sama?

Sebagian dari Anda mungkin bertanya-tanya, apakah mungkin owner dan founder adalah orang yang sama? Ya, bisa saja. Hal ini berarti bahwa orang yang mendirikan bisnis (founder) juga memiliki kepemilikan dan tanggung jawab atas bisnis tersebut (owner).

Misalnya adalah Jet Lee dan Tony Chen yang merupakan owner sekaligus founder dari J&T Express. Terlebih lagi, nama J&T merupakan singkatan dari kedua nama mereka.

Dalam banyak kasus, kebijakan posisi owner dan founder oleh orang yang sama, seperti J&T Express cukup banyak ditemukan. Meskipun demikian, perbedaan antara owner dan founder tetap terlihat dari status, fungsi, dan tugasnya.

Memahami perbedaan owner dan founder dapat membantu menghindari konflik, menjaga kejelasan peran, dan menciptakan kesuksesan bisnis jangka panjang. Bahkan, kerjasama yang baik antara keduanya dapat menghasilkan kombinasi yang mendorong inovasi dan pertumbuhan berkelanjutan.

Bagikan Postingan: