Penggunaan listrik tenaga surya kini menjadi salah satu energi alternatif untuk mengurangi pemanasan global atau global warming. Bagi Anda yang belum tahu bagaimana cara kerja panel listrik tenaga surya, berikut sedikit gambarannya.
Bagaimana Cara Kerja Panel Listrik Tenaga Surya?
Lalu bagaimana cara kerja panel listrik tenaga surya sebenarnya? Pada dasarnya cara kerja panel listrik tenaga surya cukup sederhana karena komponen utama dari energi alternatif tersebut ialah sel fotovoltaik yang berfungsi untuk menangkap sinar matahari yang bakal diubah menjadi sebuah tenaga listrik.
Pembangkit tenaga listrik surya diketahui lebih ramah lingkungan jika dibandingkan dengan pembangkit listrik lain dan hampir tidak menghasilkan limbah.
Bagaimana cara kerja panel listrik tenaga surya? Pertama-tama setelah matahari ditangkap oleh sel fotovoltaik, panas matahari tersebut akan dipakai untuk memanaskan cairan yang nantinya menjadi uap.
Uap tersebut selanjutnya dipanaskan oleh sebuah generator yang akan menghasilkan listrik. Namun secara umum, panel listrik tenaga surya dalam pengolahannya bekerja seperti pembakaran bahan bakar fosil.
Satu hal yang membedakannya yakni uap yang dihasilkan bukanlah berasal dari pembakaran minyak fosil, tapi dari tenaga surya atau cahaya matahari.
Keuntungan Panel Listrik Tenaga Surya
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) merupakan pembangkit listrik yang mengubah energi surya menjadi listrik. Pembangkit listrik dengan tenaga surya dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama yakni secara langsung dengan menggunakan fotovoltaik dan kedua dengan tidak langsung dengan pemusatan energi surya.
Fotovoltaik mengubah secara langsung energi cahaya menjadi listrik dengan menggunakan efek fotolistrik. Lalu pemusatan energi surya menggunakan sistem lensa atau cermin yang dikombinasikan dengan sistem pelacak yang bakal memfokuskan energi matahari ke satu titik untuk menggerakan mesin kalor (panas).
Kenapa penggunaan listrik tenaga surya lebih ramah lingkungan? Hal itu dikarenakan tak adanya gas karbon dioksida yang dihasilkan listrik tenaga surya, berbeda dengan listrik yang dihasilkan dari proses pembakaran fosil seperti batu bara, minyak, atau gas bumi.
Karbon dioksida yang dihasilkan dari pembakaran itulah yang berakibat buruk untuk lingkungan.
Penelitian Terbaru
Belum lama ini, para peneliti telah menghasilkan sel surya yang sangat tipis dan fleksibel hanya memiliki ketebalan 1,3 mikron atau setara 1/100 lembar rambut manusia dan 20 kali lebih ringan daripada selembar kertas karton. Sel-sel yang sangat ringan tersebut bahkan bisa berada di atas gelembung sabun.
Meski begitu, menurut penelitian yang diterbitkan pada 2016 di jurnal Organic Electronics, sel-sel tersebut menghasilkan energi yang sama dengan sel surya berbasis kaca. Sel-sel surya yang super ringan ini bisa diintegrasikan ke dalam arsitektur, teknologi dirgantara, bahkan ke dalam perangkat elektronik.
Lalu ada jenis lain dari teknologi tenaga surya yakni panas matahari dan tenaga surya terkonsentrasi (CSP) dan memiliki sistem operasi yang berbeda dari panel surya fotovoltaik. Namun pada dasarnya mereka sama-sama menggunakan sinar matahari untuk menghasilkan listrik dan memanaskan air atau udara.
Oleh karena itu, tenaga matahari ialah sumber energi yang luar biasa. Selain ramah lingkungan, rata-rata setiap meter permukaan bumi menerima 164 watt energi matahari.
Bahkan jika dianalogikan, Anda bisa memasang lampu meja yang sangat kuat yakni sekitar 150 watt di setiap meter persegi permukaan bumi sehingga dapat menerangi seluruh planet bumi dengan menggunakan energi matahari.