Royalty fee franchise adalah salah satu istilah yang biasa digunakan dalam dunia bisnis franchise. Jenis bisnis franchise bisa dengan mudah ditemukan di kota-kota besar di Indonesia, terutama dalam beberapa tahun terakhir.
Bagi yang belum tahu, franchise atau biasa disebut waralaba adalah bentuk bisnis baru yang dijalankan dengan cara membeli nama dari suatu barang atau jasa yang sudah maju. Dalam menjalankan bisnis ini, pada biaya yang harus dikeluarkan yaitu royalty fee.
Lantas, apa itu royalty fee franchise dan bagaimana cara menentukannya? Simak pembahasan berikut ini untuk mengetahui lebih lanjut seputar royalty fee, mulai dari definisi, fungsi, hingga jenis dan contohnya.
Royalty Fee Franchise Adalah?
Dalam mengembangkan bisnis franchise, ada hal yang tidak boleh terlewatkan yaitu royalty fee. Perlu diketahui, royalty fee franchise merupakan biaya perhitungan yang besarnya tidak sama antara satu bisnis dengan bisnis yang lainnya.
Bisnis franchise sendiri melibatkan dua pihak yaitu pihak pertama sebagai pemberi waralaba (franchisor) dan juga pihak kedua sebagai penerima waralaba (franchisee). Semua pihak terikat dalam suatu kesepakatan bisnis yang disepakati bersama.
Dalam bisnis ini, terdapat dua macam biaya yaitu royalty fee dan franchise fee. Meskipun beriringan, namun keduanya berbeda. Sebelum membangun bisnis franchise, pastikan Anda memahami dua konsep biaya dalam bisnis ini.
Simak penjelasan mengenai arti royalty fee dan franchise fee untuk mengetahui kedua jenis biaya yang diperlukan dalam bisnis franchise:
1. Royalty Fee
Royalty fee adalah biaya yang dibayarkan penerima franchise (franchisee) kepada pemberi franchise (franchisor) selama waktu tertentu. Bisa dibilang, ini merupakan biaya bagi hasil dari penghasilan yang didapatkan franchise yang jumlahnya sudah disepakati bersama franchisor.
Royalty fee merupakan bentuk pembayaran yang digunakan untuk membayar biaya pemakaian atas hak kepemilikan bisnis. Hak kepemilikan yang dimaksud adalah Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang disewa atas persetujuan oleh pemilik HKI tersebut.
Royalty ini dibayarkan dalam bentuk persentase dari penghasilan yang diperoleh penerima waralaba di luar perhitungan pajak. Persentasenya dibedakan menjadi dua jenis yaitu persentase flat yang tetap dan persentase progresif yang mengikuti besaran pendapatan.
2. Franchise Fee
Selain royalty fee, ada bentuk pembayaran lain yaitu franchise fee yang didefinisikan sebagai biaya yang harus dibayar seseorang untuk bisa menjalankan sebuah bisnis franchise yang lebih besar dan menikmati keuntungan dari bisnis tersebut.
Bisa dibilang, franchise fee adalah biaya awal yang harus dibayarkan oleh seorang franchisee kepada franchisor sebelum memulai bisnis franchise. Biaya ini dibayarkan satu kali di awal masa perjanjian franchise, sehingga sering disebut sebagai one time fee.
Fungsi Royalty Fee Franchise
Dalam penerapannya, fungsi royalty fee franchise adalah sebagai tambahan keuntungan bagi franchisor yang merupakan pemilik bisnis tersebut. Adapun fungsi royalty fee franchise bisa digunakan untuk beberapa keperluan, diantaranya:
- Biaya untuk memberikan bimbingan atau pelatihan dalam rangka menjalankan operasional bisnis franchise.
- Biaya yang bisa digunakan untuk penelitian dan pengembangan bisnis, contohnya strategi pemasaran dan pengelolaan merek.
- Biaya untuk pelaksanaan audit waralaba dan evaluasi bisnis franchise tersebut.
Royalty fee ini memiliki fungsi dan tujuan untuk keperluan pengembangan bisnis waralaba agar lebih berkembang.
Jenis Royalty Fee Franchise
Pada dasarnya, ada dua jenis royalty fee yang digunakan oleh para pemilik bisnis franchise yaitu metode fix royalty dan margin royalty. Berikut penjelasan mengenai dua jenis royalty fee sebagai bentuk biaya bagi hasil.
1. Fix Royalty
Fix royalty fee adalah biaya yang dibayarkan oleh penerima waralaba di mana biaya tersebut tidak terpengaruh naik dan turunnya penghasilan yang diperoleh. Artinya, nominal yang harus dibayarkan setiap bulan sudah tetap, tidak peduli pendapatannya naik atau turun.
Adapun besaran atau nominal royalty yang dibayarkan umumnya disepakati di awal oleh kedua belah pihak. Pembayarannya juga dilakukan setiap bulan sebelum tanggal yang telah disepakati oleh pemberi waralaba dan penerima waralaba.
2. Margin Royalty
Margin royalty fee franchise adalah biaya bagi hasil pendapatan yang ditetapkan dengan persentase dari total pendapatan setiap bulannya. Artinya, nominal pembayarannya bisa berubah setiap waktu sesuai dengan penghasilan yang didapatkan.
Nominalnya ditetapkan dengan persentase yang sudah disepakati oleh kedua belah pihak, misalnya 2% atau 3% dari total pendapatan yang diperoleh. Misalkan, persentasenya 2% dengan omzet Rp100.000.000, maka franchisor akan mendapatkan sebesar Rp2.000.000.
Contoh Royalty Fee Franchise
Berdasarkan jenisnya, berikut adalah contoh royalty fee franchise yang ditetapkan dengan dua metode yaitu fix royalty, dan margin royalty.
1. Contoh Fix Royalty
Jika menggunakan metode fix royalty, maka naik turunnya penghasilan tidak akan berpengaruh terhadap pembagian hasilnya. Jadi, nominal yang harus dibayarkan setiap bulannya sudah tetap dan tidak akan mengalami perubahan.
Misalnya, nominal bagi hasil yang disepakati adalah Rp10.000.000 per bulan, maka nominal tersebut yang harus dibayarkan. Tidak peduli pendapatan menurun, penerima franchise harus tetap membayar senilai Rp10.000.000 per bulan.
2. Contoh Margin Royalty
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, margin royalty fee franchise adalah sistem bagi hasil yang ditetapkan berdasarkan persentase dari keuntungan atau omset yang diperoleh. Adapun besar persentase yang harus dibayarkan ditetapkan melalui kesepakatan bersama.
Misalnya, margin penjualan ditetapkan sebagai 4% dari penjualan setiap bulannya. Jika penjualan yang didapatkan sebesar Rp100.000.000 per bulan, dan diambil sebesar 4% maka franchisee memberikan uang bagi hasil sebesar Rp4.000.000 per bulan.
Cara Menentukan Biaya Royalty Fee Franchise
Menentukan biaya royalty fee franchise tidak dilakukan dengan sembarangan dan menggunakan metode perhitungan khusus. Berikut ini adalah cara menentukan biaya royalty fee franchise yang tepat.
1. Market Oriented
Cara pertama untuk menentukan fee franchise yaitu melalui pendekatan pasar. Anda harus memahami bahwa setiap bisnis memiliki besaran biayanya masing-masing. Selain itu, Anda juga harus mengetahui rata biaya operasional franchise yang sejenis.
Dengan mengetahui rata-rata biaya franchise yang sejenis maka akan lebih mudah dalam menentukan biaya royalty fee bisnis franchise tersebut. Cara ini dianggap paling mudah, namun tetap memiliki risiko karena perbedaan karakteristik bisnis franchise satu dengan lainnya.
2. Customer Oriented
Cara selanjutnya untuk menentukan royalty fee franchise adalah dengan melakukan pendekatan pelanggan. Cara ini berfokus pada kemampuan daya beli konsumen yang berbanding lurus dengan penentuan besaran royalty fee franchise.
3. Cost Oriented
Cara ini menjadi metode perhitungan yang paling detail dan teliti, dimana biayanya cara memasukkan seluruh biaya yang diperlukan oleh franchisor untuk mengembangkan bisnis tersebut. Dari biaya tersebut, ditetapkan nilai fee yang harus dibayar oleh franchisee.
Royalty fee franchise adalah biaya yang harus dibayarkan oleh penerima waralaba kepada pemberi waralaba untuk bisa menjalankan bisnis franchise. Dalam menentukan biaya franchise, diperlukan pertimbangan terkait faktor keuntungan bagi kedua belah pihak.
Pihak pemberi waralaba harus memastikan bahwa sistem franchise dan penerima waralaba mendapatkan keuntungan finansial seperti yang diinginkan. Oleh karena itu, sangat penting untuk menentukan biaya awal dan biaya bagi hasil dengan baik dan benar.