Saat ini, generasi millennial dan lebih muda sedang digandrungi dunia startup. Kebanyakan dari mereka bahkan mulai melepas mimpi bekerja di perusahaan besar, dan menggantinya dengan angan-angan membangun startup unicornnya sendiri.
Untuk mereka, bisnis startup adalah hal yang sangat menjanjikan. Sedangkan mayoritas orang tua dari generasi sebelum milenial mengatakan bisnis startup tidak menjanjikan dan hanya bualan belaka. Bagaimana mungkin seperti itu? Sebenarnya, apa itu startup?
Kali ini kita akan membahas mengenai bisnis startup, konsep, dan perputaran di dalamnya agar Anda bisa mendapat bayangan mengenai dunia tersebut. Apalagi bila Anda berniat membangun startup Anda sendiri, maka tentu informasi-informasi penting mendasar mengenai usaha tersebut perlu diketahui.
Bisnis Startup Adalah Bisnisnya Millennial
Jadi, apa itu startup? Secara bahasa, startup sendiri berarti ‘memulai’. Sudah bisa ditebak dari sini bahwa startup merupakan istilah untuk bisnis yang baru mencoba untuk berkembang. Target dari perkembangan tersebut pun masih cukup sederhana, yakni membentuk pasar yang sesuai dengan keinginan.
Ini adalah salah satu bentuk kepercayaan diri startup. Ketika usaha-usaha lain berusaha memenuhi kebutuhan pasar, kebanyakan startup justru memunculkan ide-ide baru dengan tekad “membuat masyarakat membutuhkan produk mereka”.
Hal ini tentunya membutuhkan inovasi yang cukup matang, perhitungan modal dan investasi yang mumpuni, dan kesiapan mental yang cukup baik.
Apalagi, startup berbasis di bidang teknologi dan digital. Sehingga sangat cocok dengan dunia yang mengikuti arus globalisasi saat ini. Siapakah yang paling mengikuti perkembangan arus digital? Tentu jawabannya adalah para millennial ke bawah.
Para millennial menyukai pekerjaan terkait dengan teknologi yang bebas, fleksibel, inovatif, tanpa batas dan menantang tapi tidak membuat tertekan. Itulah sebabnya angan-angan bekerja di startup bahkan membuat startup menjadi sangat menyenangkan. Apakah pada praktiknya semenyenangkan itu?
Tentu menyenangkan menciptakan lingkungan kerja yang gaul dan kekinian. Tapi, membangun startup membutuhkan kerja keras yang tidak main-main. Mudahnya, untuk membangun perusahaan Gojek menjadi sebesar sekarang tidak dilakukan dengan membalikan telapak tangan. Nah, seperti apa rasanya menggeluti bisnis startup?
Tiga Macam Bisnis Startup Paling Laku di Indonesia
Di Indonesia sendiri, setidaknya ada tiga bisnis startup yang paling banyak digeluti masyarakat.
Startup edukasi
Contohnya adalah aplikasi Ruangguru dan IndonesiaX. Dua perusahaan ini adalah startup di bidang edukasi, yang operasinya dilakukan secara online yakni melalui website dan aplikasi.
Startup game
Startup game di antaranya adalah Touchten Games atau Gemscool. Ya, tentu saja sebagai startup game mereka bergerak di bidang aplikasi secara online.
Startup E-commerce
Untuk startup E-commerce diantaranya adalah bukalapak dan hellobly. Keduanya sama-sama marketplace, namun satu di antaranya cenderung digunakan untuk jasa titip membeli barang.
Mungkin, Anda paling familiar dengan startup E-commerce. Startup jenis ini memang paling menggiurkan. Bahkan, ada film yang menceritakan mengenai kehidupan CEO startup E-commerce, yakni berjudul “The Intern”.
Bergelut di Bidang Startup, Semenyenangkan Apa?
Kita bahasa dulu satu persatu kondisi dan situasi startup pada umumnya dan kenyataan di baliknya.
- Bisnis startup adalah perusahaan berkembang, dengan pendapatan yang tidak lebih dari Rp 1.700.000.000,- per tahunnya.
Jumlah tersebut kurang lebih sama dengan $ 100.000 per tahun (apabila kurs Rp 17.000,-). Terdengar besar? Ternyata untuk ukuran sebuah perusahaan, pendapatan hampir 2 milyar pertahun pun masih cenderung kecil.
Coba bandingkan dengan convenience store yang dalam perhari bisa meraup Rp 30.000.000,- per hari hanya dengan 1 cabang. Tentu akan jauh berbeda dengan startup. Jadi, bisa disimpulkan untuk menyebut sebuah perusahaan sebagai startup, setidaknya pendapatannya tidak lebih dari 2 milyar pertahun.
- Usia perusahaan tersebut pun belum lebih dari 3 tahun, yang mana menjadikan pertumbuhannya masih sangat tidak stabil. Tentu bekerja di perusahaan dengan pondasi yang cukup stabil akan menyimpan lebih sedikit risiko finansial.
- Jumlah pegawai tidak banyak. Hanya sekitar 5 – 20 orang. Terkesan sebagai tim kecil yang eksklusif dan kompak? Ya, begitulah kedengarannya. Itu pula yang membuat para calon tim kecil startup tertarik, karena terbayang asyiknya bekerja sama dalam tim yang solid.
Kenyataannya, dengan pegawai yang masih sangat sedikit, setidaknya 20 orang pegawai tersebut harus siap tumpang tindih pekerjaan satu sama lain. Apabila satu di antaranya mulai muak, maka sisanya pun akan terpengaruh.
Ini dia salah satu fakta pahit dari mendirikan startup yang banyak orang tidak tahu. Diperlukan dedikasi dan solidaritas yang sangat kuat di antara para pendiri-pendirinya.
Tentu Anda akan sangat kecewa bukan, bila sudah berdedikasi dan memberikan yang terbaik yang Anda bisa untuk start up, namun rekan Anda keluar begitu saja hanya karena malas melanjutkan jobnya?
Mungkin awalnya Anda hanya kecewa, namun ketika melihat tumpukan pekerjaan rekan tersebut yang dipindah ke Anda, bisa jadi Anda ikut merasa mual dan berpikir untuk angkat kaki.
- Sebagai startup, perusahaan-perusahaan berkembang ini cenderung mengandalkan web atau aplikasi sebagai wilayah operasinya. Sebab, dengan menggunakan web, tidak diperlukan kantor besar untuk menampung jumlah customer sehingga bisa menekan pengeluaran biaya gedung, alat transportasi, listrik, dan lain sebagainya.
Bila Anda adalah pecinta teknologi dan digital, sebenarnya Anda akan sangat cocok dengan kondisi satu ini. Sebab kemampuan dan skill Anda akan menjadi primadona di perusahaan.
Hal ini juga berarti Anda harus memiliki setidaknya dasar-dasar kemampuan marketing digital, sebab kebanyakan startup tidak menggunakan baliho, billboard dan lain sebagainya dalam sarana marketing.
- Lingkungan yang lebih bersahabat dan fleksibel juga merupakan salah satu ciri startup. Ya, untuk ciri yang ini, bisa diartikan positif dan juga negatif. Seperti apa itu?
Anda mungkin akan bekerja hanya dengan orang-orang seusia Anda dengan idealisme dan pengetahuan yang sama. Hal ini tentu menyenangkan karena seolah bekerja bersama sahabat sendiri.
Sayangnya, perlu disadari bahwa tentu Anda dan rekan-rekan tetap saja membutuhkan nasihat dan arahan dari orang-orang tua yang sudah lebih dulu terjun di bidangnya. Sayangnya, kebanyakan pendiri startup menampik fakta ini dan bersikeras mempertahankan semuanya sendiri.
Kerja fleksibel juga terdengar menyenangkan, bukan? Ya. Anda bisa saja mendapat waktu istirahat lebih banyak, bersantai di tengah pekerjaan dan lain sebagainya. Namun, perlu diketahui fleksibel tidak selalu berarti “ekstra istirahat”.
Hal tersebut bisa jadi Anda dihubungi pada malam minggu untuk rapat darurat, pada minggu pagi untuk masuk kantor, dan lain sebagainya. Anda ingin protes? Bukankah sudah setuju untuk bekerja secara fleksibel?
Nah, setidaknya itulah 5 kondisi kehidupan di lingkungan kerja startup. Memang banyak kenyataan pahit yang harus diterima, namun setidaknya hal itu akan seimbang dengan pengalaman membangun sebuah perusahaan kecil bersama rekan-rekan kepercayaan Anda. Lagi pula, tidak ada pekerjaan yang sempurna, baik menjadi karyawan maupun CEO startup.
Seperti dikatakan di atas, bisnis startup adalah bisnis untuk millennial; apakah Anda bagian dari millennial tersebut?
5 thoughts on “Bisnis Startup Adalah Usaha yang Menjanjikan, Benar atau Tidak?”
Comments are closed.