Saat menjalankan sebuah bisnis, terdapat banyak istilah yang wajib untuk dipahami, salah satunya adalah audit. Apa itu audit? Istilah ini merujuk pada kegiatan evaluasi yang dilakukan oleh pihak yang dipercaya dan berkompeten untuk melakukan hal tersebut atau disebut sebagai auditor.
Umumnya, audit identik dengan pemeriksaan laporan keuangan suatu perusahaan apakah penyajian format serta isinya sudah sesuai dengan prinsip akuntansi secara umum. Tindakan audit dilakukan secara rutin minimal satu tahun sekali dengan waktu yang ditentukan oleh perusahaan.
Jika ditemukan kesalahan, maka auditor akan menyampaikan hal tersebut dan meminta agar dilakukan perbaikan laporan. Kesalahan data menjadi hal yang cukup berisiko karena dapat menyebabkan kekeliruan pengambilan keputusan yang bisa merugikan perusahaan.
Apa itu Audit?
Pada dasarnya, audit dapat didefinisikan sebagai pemeriksaan. Dalam hal ini, merujuk pada pemeriksaan catatan keuangan yang dilakukan oleh pihak ketiga yang dinilai sudah berkompeten (auditor). Tujuan audit adalah untuk memberikan kredibilitas pada laporan keuangan perusahaan.
Jika auditor tidak menemukan kesalahan apapun, maka pihak tersebut akan menyetujui laporan keuangan bersertifikat untuk diterbitkan. Pendapat auditor dalam laporan keuangan sangat dibutuhkan oleh kreditur maupun investor yang ada di perusahaan tersebut.
Dalam pemeriksaannya, seorang auditor akan melakukan berbagai pengujian untuk mengecek kelengkapan catatan keuangan. Beberapa pengujian yang dilakukan seperti pengujian transaksi, saldo, pengendalian, hingga prosedur analitis.
Hasil pengecekan tersebut akan mewakili kondisi finansial perusahaan. Audit yang paling sering dilakukan adalah pada laporan keuangan perusahaan. Akan tetapi, juga ada audit yang ditujukan pada bagian yang lebih spesifik, seperti audit untuk catatan pajak.
Tujuan Audit
Secara umum, audit bertujuan untuk mengetahui informasi tentang persediaan, jumlah aset, serta harga yang telah ditetapkan perusahaan apakah sesuai dengan kejadian sebenarnya. Dalam pelaksanaannya, audit memiliki beberapa aspek yang menjadi tujuan, diantaranya:
1. Kelengkapan (Completeness)
Untuk memastikan seluruh transaksi sudah tercatat dengan baik, maka auditor harus memperhatikan kelengkapan (completeness). Aspek ini mengharuskan para pemeriksa untuk mengecek data transaksi apakah sudah dimasukkan ke dalam jurnal dengan lengkap dan aktual.
2. Ketepatan (Accuracy)
Aspek ketepatan adalah memastikan semua saldo perkiraan dan transaksi sudah dicatat berdasarkan perhitungan yang tepat. Dalam hal ini, perhitungan jumlah maupun pengklasifikasian seringkali terjadi kesalahan atau kekeliruan yang membuat hasil akhir menjadi tidak tepat.
3. Eksistensi (Existence)
Eksistensi merupakan tujuan audit yang memastikan semua catatan aset memiliki tanggal dan waktu. Hal ini bertujuan untuk mencegah adanya transaksi fiktif yang dimasukkan oleh oknum tidak bertanggung jawab demi melakukan rekayasa laporan keuangan yang berpotensi merugikan.
4. Penilaian (Valuation)
Untuk memastikan bahwa prinsip-prinsip yang digunakan untuk membuat laporan sudah sesuai aturan, dapat dilihat pada aspek penilaian (valuation). Aspek ini akan mengharuskan auditor untuk mengecek tata cara penyusunan laporan apakah menggunakan aturan atau prinsip yang berlaku secara umum.
5. Klasifikasi (Classification)
Aspek klasifikasi adalah tujuan audit untuk memastikan bahwa semua transaksi yang ditulis sudah dikelompokkan berdasarkan kategori yang tepat. Umumnya, laporan memiliki pembagian tersendiri sehingga mengklasifikasikannya akan membuatnya menjadi lebih mudah untuk dibaca.
6. Pisah Batas (Cut-Off)
Tujuan audit yang memastikan bahwa semua transaksi sudah dicatat dalam periode yang tepat dikenal sebagai pisah batas atau cut-off. Aspek ini tergolong cukup penting karena seringkali terjadi kesalahan dalam pencatatan transaksi, terutama menjelang akhir periode akuntansi.
7. Pengungkapan (Disclosure)
Aspek terakhir dari tujuan audit adalah pengungkapan atau disclosure. Aspek ini bertujuan untuk memastikan saldo akun dan seluruh persyaratan sudah ditulis dengan benar dalam laporan keuangan. Tidak ada bagian bagian yang dikurang-kurangi maupun dilebih-lebihkan.
Jenis-Jenis Audit
Setelah mengetahui apa itu audit, selanjutnya Anda wajib untuk mengenal jenis-jenisnya. Pada dasarnya, penggolongan audit perusahaan dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan sudut kajian masing-masing. Nah, berikut ini terdapat beberapa jenis jenis audit yang dilakukan di perusahaan.
1. Berdasarkan Bidang Pemeriksaan
Berdasarkan bidang pemeriksaannya, audit dibagi menjadi 4 jenis. Mulai dari audit laporan keuangan, ketaatan, kinerja, serta operasional. Untuk mengetahui secara lengkap terkait keempat jenis audit berdasarkan bidang pemeriksaan, silakan membaca uraian berikut.
Audit Laporan Keuangan
Financial Statement Audit (Audit Laporan Keuangan) adalah aktivitas pengumpulan dan evaluasi bukti dari suatu laporan apakah sesuai prinsip akuntansi atau tidak. Jenis audit ini memberikan gambaran kepada auditor terkait ketaatan aturan perusahaan dalam pembuatan laporan.
Audit jenis ini paling banyak dilakukan oleh suatu perusahaan karena sangat penting. Masalah finansial sebuah usaha akan berpengaruh terhadap semua sektor bahkan bisa menghambat jalannya produksi. Oleh karena itu, memastikan laporan keuangan bagus menjadi penting.
Audit Operasional
Pemeriksaan yang berhubungan dengan kegiatan operasional perusahaan disebut sebagai audit operasional. Audit ini bertujuan untuk memastikan kegiatan operasi suatu usaha berjalan dengan efisien dan efektif dengan cara memeriksa kebijakan akuntansi dan kebijakan operasionalnya.
Jadi, auditor akan melihat laporan terkait kegiatan operasional dari perusahaan tersebut dan mendapatkan gambaran pelaksanaannya. Setelah itu, dapat menyimpulkan apakah termasuk efisien atau tergolong masih kurang, bahkan masih perlu ditingkatkan oleh perusahaan.
Audit Ketaatan
Compliance Audit atau audit ketaatan merupakan pemeriksaan yang memastikan bahwa kebijakan perusahaan sudah sesuai dengan aturan yang berlaku. Aturan tersebut dapat ditetapkan oleh pihak internal maupun eksternal dari perusahaan.
Tujuan dari audit ketaatan adalah menentukan tingkat ketaatan sebuah perusahaan terhadap kebijakan maupun pemerintah yang berlaku. Dalam hal ini, perusahaan tidak boleh melakukan kegiatan apapun yang tidak sesuai dengan peraturan pemerintah yang sudah ditetapkan.
Audit Kinerja
Untuk memeriksa efektivitas pemanfaatan sumber daya, efisiensi, serta tingkat ekonomi perusahaan dapat dilihat pada audit kinerja. Audit ini bersifat analitis dan kualitatif yang memanfaatkan target kinerja, standar, hingga indikator.
Audit kinerja bertujuan untuk menganalisis biaya manfaat serta mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang ada di perusahaan. Selain tujuan utama tersebut, audit jenis ini juga memiliki beberapa manfaat lain, diantaranya:
- Mengurangi biaya (belanja)
- Meningkatkan pendapatan
- Memperbaiki kualitas pelayanan
- Meningkatkan efisiensi dan produktivitas
- Meningkatkan akuntabilitas serta kesadaran akan transparansi dalam manajemen
2. Luas Pemeriksaan
Selain bidang pemeriksaan, audit juga dibedakan berdasarkan luas pemeriksaan yang dilakukan. Pembagian audit dalam kategori ini hanya ada 2, yaitu audit pemeriksaan umum dan khusus. Jika ingin mengetahui perbedaan dari kedua jenis audit tersebut, perhatikan uraian di bawah ini.
Pemeriksaan Umum
Audit pemeriksaan umum dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) yang independen. Pemeriksaan ini bertujuan untuk menilai dan memberikan pendapat terkait kelayakan sebuah laporan keuangan yang telah disusun oleh sebuah perusahaan.
Pemeriksaan Khusus
Kebalikan dari pemeriksaan umum, audit pemeriksaan khusus diperiksa berdasarkan perusahaan itu sendiri. Jenis audit ini dilakukan untuk memeriksa laporan keuangan yang meliputi permintaan audit dari Kantor Akuntan Publik (KAP).
Mungkin Anda seringkali mendengar istilah audit tetapi belum mengerti apa itu audit. Istilah tersebut identik dengan perusahaan yaitu kegiatan pemeriksaan untuk memastikan laporan keuangan, operasional, dan lain-lain disusun dengan benar dan tidak terjadi kesalahan apapun.