Forecasting adalah menjadi salah satu istilah yang banyak dicari terutama oleh wiraswasta atau pebisnis yang ingin bisnisnya semakin maju dan berkembang. Namun, banyak juga yang belum mengetahui secara lengkap mengenai istilah yang satu ini sehingga penggunaannya tidak sesuai.
Jika Anda ingin menggunakan metode ini dalam berbisnis dan ingin mengetahui lebih dalam agar berhasil secara maksimal dalam menggunakan metode forecasting untuk bisnis, maka Anda perlu menyimak pembahasan dalam artikel ini sampai akhir.
Apa Itu Forecasting?
Forecasting merupakan sebuah istilah yang sangat diperlukan dalam sebuah bisnis karena akan berpengaruh terhadap penentuan jumlah produk yang diproduksi untuk memenuhi kebutuhan pasar atau permintaan.
Menurut William Stevenson, forecasting merupakan landasan atau dasar dalam menentukan kemana arah perusahaan atau bisnis tersebut di masa depan. Metode atau kegiatan yang dilakukan bertujuan agar pemilik bisnis bisa menyediakan produk sesuai dengan permintaan pasar.
Hal ini sangat penting bagi keberlangsungan sebuah bisnis karena jika barang diproduksi terlalu sedikit dan permintaan pasar tinggi, maka akan kehilangan potensi keuntungan. Sedangkan, jika barang produksi banyak sedangkan permintaan pasar sedikit, maka akan mengalami kerugian.
Metode Forecasting
Dalam dunia forecasting business, metode forecasting dibagi menjadi dua yakni kualitatif dan kuantitatif. Untuk metode kualitatif dapat dilakukan dengan menggunakan dasar yakni pendapat dan analisis yang bersifat deskriptif.
Sedangkan untuk metode kuantitatif dapat dilakukan dengan menggunakan dasar hitungan secara matematis. Jadi sangat penting untuk menentukan mana metode forecasting yang akan dipilih dan dilakukan.
Jenis Forecasting
Setelah memahami mengenai forecasting adalah dan metodenya. Sekarang akan dijabarkan secara jelas mengenai apa saja jenis forecasting sesuai dengan metodenya yakni kualitatif dan kuantitatif. Simak pembahasan lengkapnya di bawah ini.
1. Jenis Forecasting Kualitatif
Metode forecasting secara kualitatif merupakan metode yang lebih bersifat subjektif sehingga bisa dipengaruhi latar belakang orang yang melakukannya. Dengan demikian, hasil forecasting dengan metode ini akan berbeda setiap orangnya. Jenis-jenis forecasting dengan metode kualitatif adalah:
Opini dari Atasan atau Eksekutif
Jenis yang pertama adalah opini dari atasan atau eksekutif yang lebih paham mengenai bisnis. Orang-orang yang bisa memberikan opini atau pendapat dengan baik diantaranya seperti manajer produksi, manajer keuangan, manajer pemasaran, dan orang eksekutif lainnya.
Kemudian, hasil dari opini atau pendapat eksekutif bisa digabungkan dengan menggunakan metode statistik sehingga memperoleh hasil forecasting.
Gabungan Pendapat dari Tenaga Penjualan
Jenis yang kedua adalah gabungan pendapat yang diperoleh dari tenaga penjualan yang langsung turun ke lapangan dan melihat minat pasar. Dengan demikian, data yang Anda peroleh merupakan data yang valid sesuai dengan minat pasar di masing-masing wilayah.
Survei Pasar
Jenis yang terakhir adalah melakukan survei pasar. Cara ini bisa dilakukan dengan cara meminta pendapat secara langsung dari konsumen potensial. Survei bisa dilakukan dengan menggunakan kuesioner, via telepon atau wawancara secara langsung.
2. Jenis Forecasting Kuantitatif
Metode forecasting kuantitatif dianggap lebih akurat karena disusun secara sistematis. Beberapa jenis forecasting kuantitatif adalah:
Metode Kausal
Jenis forecasting kuantitatif yang pertama adalah metode kausal. Metode kausal merupakan metode prediksi dengan menggunakan model sebab akibat antara permintaan pasar yang diramalkan dengan berbagai variabel yang dianggap berpengaruh.
Contoh, jika Anda berbisnis mebel. Maka permintaan akan mebel akan berhubungan dengan peningkatan angka pernikahan, pendapatan masyarakat, bulan khusus yakni hari raya dan beberapa variabel lainnya.
Metode Time Series
Jenis forecasting kuantitatif yang kedua adalah metode time series. Time series forecasting adalah metode prediksi yang menggunakan data-data di masa lampau sebagai sumber data atau dasar perhitungan. Data ini diurutkan berdasarkan urutan waktu misalnya per hari, minggu, bulan atau tahun.
Terdapat dua metode analisis time series yakni smoothing dan decomposition. Smoothing adalah metode berdasarkan rata-rata dari kesalahan di masa lalu dengan menambahkan besaran persentase kesalahan yang diprediksi.
Persentase kesalahan diperoleh dari perbedaan antara nilai sebenarnya dengan nilai prediksi. Sedangkan, decomposition merupakan prediksi dengan cara membagi secara rata semua data time series menjadi beberapa jenis.
Seperti tren, musiman, pengaruh random, siklus dan kombinasi prediksi dari semua jenis tersebut. Metode time series membutuhkan data beberapa tahun terakhir agar hasil prediksinya akurat atau sesuai.
Tujuan Forecasting
Forecasting adalah metode yang saat ini banyak digunakan oleh pebisnis agar terhindar atau meminimalisir kerugian. Selain itu ada beberapa tujuan lain dari forecasting, diantaranya adalah:
- Hasil forecasting bisa digunakan sebagai bahan kajian pembuat kebijakan di sebuah bisnis. Terutama untuk kebijakan yang bersifat jangka panjang. Karena kebijakan jangka panjang berpengaruh terhadap kinerja perusahaan di masa depan.
- Bisnis atau perusahaan memiliki arah sehingga bisa dengan mudah melakukan semua kegiatan sesuai dengan tujuan perusahaan.
- Mampu memberikan solusi yang baik ketika menghadapi permasalahan di masa depan terkait dengan bisnis yang sedang dijalankan.
- Untuk menjaga kestabilan keuangan bisnis atau perusahaan.
- Jumlah permintaan pasar seringkali mengalami anomali sehingga jika sudah melakukan forecasting, pemilik bisnis akan mengantisipasi anomali penjualan atau permintaan pasar yang mungkin terjadi.
Faktor yang Mempengaruhi
Selain beberapa hal diatas, hal yang perlu diperhatikan adalah adanya faktor-faktor yang mempengaruhi forecasting itu sendiri, diantaranya adalah:
1. Data Bisnis
Faktor yang pertama adalah data bisnis selama bisnis tersebut berdiri. Semua data kejadian yang berhubungan dengan bisnis akan dicatat dan menjadi faktor yang berpengaruh terhadap forecasting.
Biasanya data bisnis akan sangat akurat jika minimal diambil setidaknya selama lima tahun kebelakang. Jika kurang dari itu, maka biasanya hasil forecasting akan kurang maksimal.
2. Posisi Bisnis di Pasar
Faktor kedua yang mempengaruhi forecasting adalah posisi bisnis atau perusahaan Anda di pasar. Apakah perusahaan merupakan market leader atau penantang baru pada sebuah pasar yang sudah terbentuk.
3. Angka Persaingan
Faktor ketiga yang mempengaruhi forecasting adalah angka persaingan di pasar. Adanya angka persaingan yang tinggi atau ketat akan membuat pemilik bisnis harus melakukan peramalan atau forecasting yang lebih kompleks.
4. Distribusi
Faktor keempat yang mempengaruhi forecasting adalah bagaimana bisnis Anda melakukan proses distribusi. Faktor yang satu ini berkaitan dengan kemudahan konsumen memperoleh produk yang Anda pasarkan.
Apakah produk yang diproduksi bisa dengan mudah dijangkau oleh konsumen dan apakah perusahaan bisa menyediakan jalur distribusi yang baik sehingga produk bisa dengan mudah ditemukan di pasar.
5. Sifat Produk
Faktor terakhir yang mempengaruhi forecasting adalah sifat produk yang diproduksi. Produk yang diproduksi dan dijual dalam jangka waktu yang pendek tentunya akan berbeda dengan produk yang diproduksi dan dijual dalam jangka waktu yang panjang.
Metode forecasting adalah sebuah upaya pemilik bisnis agar bisnisnya semakin banyak memperoleh keuntungan dengan sudah lebih dulu memprediksi kebutuhan pasar di masa mendatang. Namun, jika salah melakukan proses forecasting, bukan tidak mungkin prediksi yang dibuat meleset dan merugikan.
Jadi, sebaiknya Anda membuat forecasting dengan metode yang paling sesuai dengan data yang dimiliki agar hasilnya lebih maksimal.