Apa Itu Tes Pauli (Tes Koran) dan Cara Mengerjakannya

Tes pauli biasa dilakukan ketika melamar kerja. Tes ini juga disebut juga dengan tes koran. Ini juga termasuk salah satu proses dalam menjalankan asesmen. Pada dasarnya, tes ini terbilang mudah dilakukan dan sederhana.

Yang perlu dilakukan yaitu peserta tes perlu menghitung susunan dari deret angka yang sudah tercantum. Meskipun terbilang sederhana, banyak juga peserta yang tidak bisa menyelesaikannya dengan baik.

Hal ini karena tes ini membutuhkan konsentrasi tinggi sehingga dapat menguras tenaga dan waktu. Berikut akan dijelaskan lebih mendalam tentang tes koran ini dan bagaimana cara mengerjakannya agar lebih efektif dan efisien.

Pengertian Tes Pauli

Pengertian Tes Pauli

Tes Pauli adalah alat yang digunakan dalam tes psikologi seseorang dengan menggunakan deret angka. Peserta  akan diberikan lembaran kertas yang didalamnya tersusun deret angka secara vertikal.

Karena bentuk deret angkanya yang  secara vertikal ini sehingga membuatnya disebut sebagai tes koran. Peserta yang mengikuti tes tersebut harus menghitung deret angka lalu, menuliskan jawabannya di kolom yang tersedia.

Anda tidak boleh menjawabnya secara asal-asalan karena nantinya akan  dikoreksi. Selain itu, meski terlihat mudah, perhitungan deret angka tersebut diberi jangka waktu tertentu sehingga mau tidak mau peserta harus mengerjakannya dengan cepat dan  teliti.

Jadi, tidak jarang, banyak yang hanya mengerjakannya sedikit karena tidak cukup waktu untuk melakukan perhitungan. Nama tes ini berasal dari pembuatnya yaitu Richard Pauli yang merupakan psikolog dan ahli fisiologi.

Tes tersebut sudah dicantumkan dalam bukunya di tahun 1919 yang berjudul Psychologiches Praktikum. Selain itu,  di tes tersebut bisa menunjukkan gaya bekerja seseorang dengan melihat ketelitian, kedisiplinan, dan juga kecepatan.

Perbedaan Tes Pauli dan Tes Kraepelin

Pembuatan tes koran ini terinspirasi dari tes Kraepelin tetapi kedua  tes ini memiliki ciri-ciri  yang membedakannya. Adapun persamaan dari format terseut yaitu sama-sama menggunakan  deret angka yang acak.

Kemudian, kedua tes tersebut juga sama-sama menjumlahkan angka dari setiap deret yang muncul. Meski terlihat ada kesamaan, ada beberapa poin penting yang membedakan kedua tes tersebut.

Adapun beberapa perbedaan yang wajib Anda ketahui adalah sebagai berikut:

1. Metode Pengerjaan

Metode Pengerjaan

Perbedaan pertama yang mendasari kedua tes tersebut yaitu dari metode pengerjaannya. Untuk mengerjakan tes koran, maka pengerjaannya yaitu dengan adanya tanda garis di lembar kerja saat diberi panduan atau aba-aba.

Hal ini berbeda dengan tes Kraepelin, panduan dalam pengerjaannya yaitu berhenti dalam mengerjakan soal lalu, akan diberi aba-aba untuk berpindah ke baris angka berikutnya. Tidak hanya itu, perbedaan lainnya dari tes ini yaitu dari letak pengerjaan tes.

Jika tes koran pengerjaannya dimulai dari bagian pojok kiri atas. Sedangkan pengerjaan untuk tes Kraepelin dikerjakan dari kiri bawah.

2. Lembar Soal

Lembar Soal

Perbedaan selanjutnya dari kedua tes tersebut dari lembar soalnya. Ukuran tes Kraepelin dan tes Pauli ini berbeda. Adapun ukuran dari Kraepelin test menggunakan kertas berukuran A4. Adapun untuk Pauli Test ini memiliki ukuran yang lebih besar.

Jadi, tidak heran juga jika tes tersebut disebut dengan tes koran. Selain itu, bagi para peserta yang ikut Pauli Test bisa untuk menambah kertas dalam pengerjaan ketika diperlukan.

3. Waktu Pengerjaan

Waktu Pengerjaan

Perbedaan terakhir dari kedua tes tersebut yaitu dari waktu pengerjaan. Waktu pengerjaan dari tes koran lebih lama dibandingkan dengan Kraepelin. Pengerjaan Pauli ini dilakukan selama 60 menit dan setiap waktu pengerjaan akan diberikan waktu selama 3 menit.

Sedangkan dalam mengerjakan Kraepelin ini memiliki waktu yang lebih singkat lagi yaitu sekitar 10-30 menit. Namun, ini sebanding dengan lembar soalnya yang lebih kecil dibandingkan tes Pauli yang lebih besar.

Aspek Penilaian Tes Koran

Aspek Penilaian Tes Koran

Bagi Anda seorang  HR di sebuah perusahaan bisa menggunakan tes ini guna merekrut karyawan. Tes ini akan memberitahukan bagaimana style karyawan tersebut ketika bekerja. Apakah teliti atau tidak, disiplin atau tidak, serta cekatan atau tidak.

Jika peserta sudah mengerjakannya, lalu bagaimana cara penilaian tersebut? Untuk memudahkan penilaian, ketahui beberapa aspek penting dalam menilai tes koran ini yaitu sebagai berikut:

  • Jumlah total angka berhasil dihitung.
  • Kurva penyimpangan dari tanda berhenti setiap 3 menit.
  • Jumlah kesalahan hitung yang dibuat peserta.
  • Perlunya jumlah hitungan yang perlu dikoreksi.
  • Titik puncak, jumlah paling banyak disetiap garis.
  • Tinggi yaitu jarak dari hitungan paling rendah dengan yang tertinggi.
  • Hasil awal yang merupakan jumlah hitungan di baris awal.
  • Penurunan awal. Yang merupakan penurunan dari jumlah hitungan.

Aspek tersebut yang menjadi penilaian dasar dari tes koran.

Cara Menilai Tes Koran

Cara Menilai Tes Koran

Jika sudah diketahui dengan jelas apa saja aspek pentingnya, perlu diketahui penilaian dari tes koran ini, diantaranya adalah sebagai berikut:

  • Semakin besar jumlah angka benar, maka besar pula kesempatan diterima pekerjaan.
  • Jika kurva penyimpangannya stabil, itu artinya peserta tersebut mempunyai kematangan dan pengendalian emosi yang baik. Jadi, dapat disimpulkan juga jika orang tersebut mampu bekerja dalam tekanan.
  • Jika kesalahan perhitungannya sedikit, menunjukkan bahwa orang tersebut memiliki ketelitian yang tinggi.
  • Lalu, apabila ada hitungan yang telah mengalami koreksi, maka itu menunjukkan peserta bisa mengontrol masalah dengan baik dan melakukan pekerjaannya dengan maksimal.
  • Selanjutnya, jika titik puncaknya di baris-baris awal mengalami perubahan dan semakin sedikit, maka peserta tersebut diketahui memiliki sifat yang cepat lelah.
  • Apabila hasil awalnya cukup besar, artinya orang tersebut memiliki kesiapan kerja yang sudah matang.
  • Terakhir yaitu ketika terjadi adanya penurunan di awal, maka tandanya peserta ini cenderung sulit menghadapi rintangan yang ada dalam pekerjaan sehingga akan mudah stress.

Cara-cara di atas bisa dijadikan sebagai acuan dalam penilaian tes koran ini. Dengan begitu, Anda bisa memahami bagaimana peserta itu bekerja sehingga dapat diketahui apakah peserta tersebut layak atau tidak diterima dalam perusahaan.

Cara Mengerjakan Pauli Test

Cara Mengerjakan Pauli Test

Terakhir, adalah pembahasan bagaimana cara mengerjakan tes koran ini. Bagi yang masih pemula, perlu mengetahui bagiamana langkah  pengerjaan yang baik dan benar, diantaranya adalah sebagai berikut:

  • Pengerjaannya dilakukan secara bersamaan. Selanjutnya, dimulai ketika diberikan aba-aba oleh pengawas.
  • Di lembar soalnya, Anda akan melihat deret angka. Silahkan kerjakan dari kiri atas.
  • Hitung dnegan menjumlahkan dua angka vertikal di bawahnya.
  • Hasil penjumlahan tersebut ditulis di kanan dan diantara kedua angka.
  • Apabila penjumlahannya dua digit, maka yang perlu ditulis adalah digit terakhir. Contoh 6+7 = 11, jadi yang ditulis angka 1 saja.
  • Jika salah menjumlahkan, koreksi dengan mencoret angka tersebut dan meuliskan angka yang benar.
  • Jika ada penjumlahan yang terlewat silahkan lewat saja.
  • Pengawas nantinya akan memberikan waktu 3 menit agar diberikan tanda garis di setiap penjumlahan akhir. Lalu, dilanjutkan kembali di 3 menit berikutnya.

Dari informasi di atas, Anda bisa belajar lebih giat tentang tes Pauli sehingga jika ada tes ini  saat melamar kerja, Anda bisa memahami konsep pengerjaannya dan cara pengerjaannya. Bagi para HRD juga bisa melakukan penilaian terkait kinerja karyawan dengan tes tersebut.

Bagikan Postingan: