Kata kerja mental dalam Bahasa Indonesia tergolong dalam salah satu jenis kata kerja (verba). Walau terdengar tidak begitu familiar di telinga, dalam praktiknya di kehidupan sehari-hari, jenis kata kerja satu ini begitu sering digunakan.
Hal ini karena fungsi dari verba mental adalah untuk menerangkan suatu reaksi atau respons yang dihasilkan dari sebuah tindakan tertentu. Maka tidak heran, baik dalam percakapan sehari-hari, hingga dalam teks berita serta eksposisi, verba mental banyak digunakan.
Penasaran dengan jenis kata kerja satu ini lebih mendalam? Simaklah penjelasan berikut ini untuk mendapatkan seputar informasi mulai dari pengertian, bentuk kalimat, ciri-ciri, hingga contoh penggunaan verba mental!
Apa itu Kata Kerja Mental?
Kata kerja memiliki pengertian suatu tindakan yang dilakukan oleh pelaku pekerjaan (subjek) dalam susunan kalimat. Sementara itu, mental sebagaimana yang diketahui memiliki keterkaitan dengan batin maupun ekspresi manusia.
Dari pengertian diatas, bisa ditarik kesimpulan bahwa kata kerja mental adalah verba yang digunakan untuk mengekspresikan respon subjek pada suatu pengalaman maupun tindakan. Dalam hal ini, yang dijabarkan merupakan kegiatan abstrak dari aktivitas pikiran pelaku (subjek) dalam kalimat.
Kata kerja satu ini juga kerap disebut sebagai kata kerja tingkah laku atau verba behavioral. Karena verba-nya cenderung mengacu pada suatu tindakan yang dilakukan oleh pelaku pekerjaan (subjek).
Dalam kalimat, verba mental yang berperan sebagai predikat tidak bisa berdiri sendiri dan harus memiliki pelengkap. Verba ini baru akan memiliki makna jika terdapat pengindera serta fenomena dalam susunan kalimatnya. Misalnya saja seperti kalimat berikut:
“Izzat mendengarkan permainan musik terhebat dalam hidupnya malam itu.”
Dalam kalimat tersebut, maka pengindera (senser) nya adalah ‘Izzat’, sementara ‘mendengarkan’ berperan sebagai verba mental, dan fenomenanya adalah ‘permainan musik’. Bayangkan saja jika kalimat diatas hanya berisi ‘Mendengarkan malam itu’, tentu kalimat menjadi tidak memiliki arti.
Tanpa adanya pengindera dan fenomena, maka verba mental tidak bisa memiliki arti, dan jika dijadikan kalimat, maka tidak akan memberikan kepahaman pada pembaca ataupun pendengar.
Ciri Khas Kata Kerja Mental
Dari seputar pengertian mengenai verba mental diatas, maka dapat diketahui bahwa terdapat ciri-ciri dan karakteristik tersendiri pada verba ini dibandingkan dengan verba lain. Untuk itu, inilah beberapa ciri-ciri yang menunjukkan bahwa suatu kata bisa dikategorikan sebagai verba mental:
1. Tidak Bisa Berdiri Sendiri dalam Susunan Kalimat
Sebagaimana yang sudah sedikit dibahas di awal, kata kerja satu ini tidak akan memiliki arti apabila berdiri sendiri. Agar bisa memiliki arti dan memberikan pemahaman pada pendengar maupun pembaca, maka verba mental harus dibarengi dengan pengindera (subjek) serta fenomena pada kalimatnya.
Contoh: Juri terkagum-kagum dengan tarian penuh emosional dari gadis tuna rungu di atas panggung tersebut.
- Apabila kalimat diatas dibedah, maka strukturnya bisa terbagi pada poin berikut:
- ‘Juri’ berperan sebagai pengindera (subjek) yang memberikan respon berupa verba mental terhadap fenomena yang terjadi
- ‘Terkagum-kagum’ berperan sebagai kata kerja mental
- Sementara itu, ‘tarian penuh emosional’ merupakan fenomena yang membuat subjek menunjukkan respon verba mental berupa rasa kagum.
2. Menjabarkan Persepsi Seseorang
Karena merupakan bentuk respon terhadap suatu fenomena, maka kata yang menjabarkan persepsi subjek digolongkan dalam verba mental. Persepsi sendiri adalah proses disaat subjek mengetahui suatu fenomena melalui panca indra. Contoh verba mental yang menerangkan persepsi diantaranya:
- Melihat: memandang dengan menggunakan panca indera mata
- Mendengar: menangkap bunyi menggunakan telinga
- Menikmati: merasakan atau mengalami sesuatu yang membuat perasaan senang
- Memandang: menonton, memperhatikan, serta melihat objek menggunakan mata
- Merasakan: menikmati, merasakan melalui pori-pori ataupun kulit
3. Menjabarkan Afeksi Seseorang
Berbeda dengan persepsi yang cenderung ke panca indera, pada afeksi, kata kerja mental cenderung menerangkan serta menggambarkan emosi dan perasaan subjek. Adapun contoh kata kerja yang menerangkan afeksi diantaranya sebagai berikut:
- Bersedih: merasakan susah hati, pilu, perasaan sesak, berduka
- Bahagia: perasaan membuncah, detak jantung meningkat, senang
- Tertawa: perasaan senang, gembira
- Menangis: menunjukkan perasaan sedih, hati terasa sakit, kecewa
- Menyukai: jantung berdegup, menyayangi, mencintai
4. Menjabarkan Kognisi Seseorang
Ciri selanjutnya dari verba mental adalah menjabarkan kognisi yang dimiliki seseorang. Kognisi sendiri adalah proses disaat seseorang mendapatkan suatu pengetahuan ataupun informasi. Adapun contoh kata kerja yang menerangkan kognisi adalah sebagai berikut:
- Mengetahui: mendapatkan informasi, menyadari
- Memahami: mengetahui dengan dalam, mengerti yang sebenar-benarnya
- Memikirkan: merenungi, mencari jawaban,menyelesaikan permasalahan
5. Diiringi dengan Subjek dan Objek
Terakhir, kata kerja ini haruslah diiringi dengan subjek dan juga objek sehingga nantinya akan memicu adanya suatu tindakan respons. Apabila subjek dan objek tidak ada, maka sangat sulit kemungkinan adanya kemunculan tindakan respons.
Adapun objek yang dimaksud disini bisa berupa orang lain maupun fenomena yang nantinya bisa menjadi pemicu munculnya respons.
Bentuk-Bentuk Verba Mental
Perlu Anda ketahui bahwa terdapat banyak jenis bentuk kata kerja mental yang dikelompokkan berdasarkan data, perilaku sintaksis, serta berdasar makna semantisnya. Untuk mengetahui lebih lanjut, simak jenis-jenis bentuk verba mental dibawah ini!
1. Jika didasarkan pada data yang ada, maka verba mental terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
- Monomorfemis (kata kerja dasar)
- Polimorfemis (kata kerja turunan)
2. Apabila didasarkan perilaku sintaksis, maka verba mental akan terbagi dalam dua perilaku, yaitu:
- Perilaku pada tataran frasa
- Perilaku pada tataran kalimat
3. Apabila pembagian verba didasarkan pada makna semantisnya, maka akan terbagi menjadi tiga jenis, diantaranya yaitu:
- Verba mental dengan makna proses
- Verba mental dengan makna keadaan
- Verba mental dengan makna sikap
Contoh Penggunaan Kata Kerja Mental pada Kalimat
Setelah mengetahui pengertian, bentuk, hingga ciri-ciri dari verba mental, sekarang Anda bisa mempelajari bagaimana penggunaan kata kerja ini dalam suatu susunan kalimat. Karena penggunaannya bisa bervariasi, maka hal tersebut bisa dimulai dengan banyak memperhatikan contoh.
Untuk itu, inilah kumpulan contoh-contoh penggunaan verba mental dalam kalimat yang bisa Anda pelajari:
- Anang menyadari bahwa ponselnya telah hilang saat sedang makan di warteg tadi.
- Rendra memikirkan lagi tawaran dari Desy yang mereka diskusikan kemarin.
- Ronald sudah memperkirakan bahwa ular besar milik Peter akan membahayakan para murid Ravenclaw
- NingNing sangatlah menyukai menjadi perhatian publik saat dia berjalan anggun
- Nana sangatlah khawatir melihat Khadija terjatuh pingsan
- Hana menangis tersedu-sedu karena Mark mencoba memeluknya setelah mereka bertengkar hebat
- Jeno terjengat mendengar pernyataan mengejutkan dari teman terbaiknya satu itu
- Thomas menolak permohonan maaf kakek tua konglomerat itu karena tahu bahwa air matanya palsu
- Bujang sangatlah menikmati masakan yang dihidangkan oleh Tuan Salonga
- Basyir tidak pernah berhenti memarahi Yuki dan Kiko di setiap mereka bertemu
Dari penjelasan diatas, sekarang bisa dipahami bahwa kata kerja mental ternyata begitu banyak dan sering diucapkan bahkan dalam kalimat sehari-hari. Apabila masih bingung dengan apa saja kata yang masuk dalam kata kerja ini, maka Anda bisa melihat dan mempelajari kembali ciri-cirinya, ya!