Apa itu big data? Bagi yang berurusan dengan hal-hal di dunia pemasaran, riset, teknologi dan sejenisnya pasti sudah akrab dengan istilah tersebut. Big data adalah data-data yang dikumpulkan menjadi satu. Terkadang big data disebut juga dengan data raya, maha data, atau data bandang.
Kumpulan data ini terdiri dari macam-macam data dengan skala yang lebih kecil. Data-data ini akan terus bertambah besar seiring bertambahnya pengguna internet. Dalam dunia bisnis, big data mempunyai peran yang besar dalam mendorong perkembangan bisnis.
Sebelum itu, pastikan Anda memahami dulu konsep dari big data serta contoh-contohnya dalam bisnis. Tenang, semuanya telah dikupas lengkap pada artikel berikut ini!
Arti Big Data Adalah
Big data merupakan kelompok data yang di dalamnya terdiri dari berbagai macam data. Ukurannya sangat besar dan data ini didapatkan dari informasi yang didapatkan dari internet. Data-data tersebut dimiliki oleh para pengguna internet dari aktivitas digital mereka.
Dahulu, ketika menyebut data maka istilah tersebut merujuk pada nama, nomor telepon, tempat tanggal lahir dan alamat. Namun sekarang yang dimaksud bisa berupa riwayat belanja di marketplace, unggahan media sosial, bahkan histori pencarian.
Kumpulan data ini sangat berguna untuk pengembangan bisnis, tetapi ada juga yang menggunakannya untuk tujuan pribadi. Bagi pelaku bisnis, kumpulan data ini berguna untuk mengidentifikasi minat dan kesukaan calon konsumen dan menyesuaikannya dengan produk atau layanan bisnis.
Jenis Big Data
Big data dipecah lagi menjadi tiga jenis yang masing-masing menawarkan fungsi dan bentuk yang berbeda-beda. Biar tidak salah pilih, Anda perlu mengetahui dulu mana big data yang sesuai dengan tujuan Anda. Berikut perbedaannya:
1. Data Terstruktur
Data ini sudah diolah dengan sistematis dan rapi. Anda bisa menjumpai data ini dalam bentuk spreadsheet atau file Excel, sehingga lebih mudah menemukan data yang dibutuhkan.
Di dalam data ini, Anda dapat mengetahui sejumlah aktivitas yang dilakukan oleh pengguna internet, mulai dari data diri, tautan atau situs yang dikunjungi dan masih banyak lagi. Data-data tersebut tentunya bermanfaat untuk mempelajari perilaku dan minat calon konsumen.
Kelebihan dari data ini yaitu bentuknya yang sudah terstruktur. Anda tinggal menggunakan alat atau aplikasi yang tepat untuk menganalisis dan mendapatkan data yang diinginkan.
2. Data Semi Terstruktur
Jenis data yang kedua adalah data yang tercampur dari data terstruktur dan data tidak terstruktur. Jika dilihat secara sekilas, big data ini terlihat seperti sekumpulan data yang berantakan.
Padahal data ini menyimpan informasi yang pening dan berguna, meski data ini belum diklasifikasikan sepenuhnya. Mencari informasi yang diinginkan dari data ini cukup mudah. Anda dapat memanfaatkan fitur pencarian. Data semi terstruktur biasa ditemukan dalam format CSV, XML, dan JSON.
3. Data Tidak Terstruktur
Jenis big data berikutnya adalah data tidak terstruktur. Sesuai dengan namanya, data ini belum diolah sama sekali. Tak heran kalau isi data ini mempunyai format yang tidak jelas, tidak teratur dan tidak sistematis dalam penyimpanan datanya.
Data ini banyak ditemukan di media sosial. Contohnya yaitu jumlah pengikut, jumlah unggahan, komentar, jumlah suka, dan lain sebagainya. Jelas kalau data ini tudak sekadar teks, tetapi juga bisa berupa video, gambar dan lain-lain.
Namun membutuhkan waktu lebih lama untuk menganalisis data ini. Anda bisa melakukannya secara manual untuk mengolah data dengan maksimal.
Contoh Big Data
Penasaran seperti apa contoh big data yang biasa digunakan sebagai acuan untuk tujuan pribadi atau bisnis? Sebetulnya contohnya sangat banyak di internet, tetapi tidak mudah mengidentifikasinya. Adapun contoh big data adalah sebagai berikut:
1. Netflix
Netflix adalah layanan streaming yang cukup populer. Perusahaan pendirinya menggunakan big data untuk memberikan pelayanan konsumen yang spesifik dan terfokus.
Contoh big data yang digunakan adalah jam menonton, daftar tontonan, perangkat yang digunakan dan lain sebagainya. Netflix menganalisis respons pengguna terhadap tayangan yang ditontonnya, kemudian menggunakan informasi tersebut untuk memberikan rekomendasi tayangan yang sesuai.
2. Gojek
Aplikasi transportasi online ini tidak kalah populer dengan Netflix. Sama seperti perusahaan lainnya, Gojek menggunakan data-data pengguna untuk memberikan pengalaman yang maksimal kepada para pengguna.
Gojek memanfaatkan data domisili, riwayat pembelian dan aktivitas pengguna di aplikasi. Kemudian data-data tersebut dianalisis untuk memberikan rekomendasi promosi, makanan atau fitur-fitur lainnya untuk menarik perhatian konsumen.
Selain mengumpulkan data konsumen, Gojek juga mengumpulkan data para pengemudi dan mitra untuk meningkatkan layanannya.
3. Traveloka
Anda juga perlu mengetahui bahwa Traveloka menggunakan big data untuk membaca perilaku para konsumen. Perusahaan yang menjual tiket transportasi umum hingga penginapan ini memberikan penawaran kepada konsumen yang sudah dipersonalisasi.
Adapun data yang dikumpulkan oleh Traveloka di antaranya lokasi, rekomendasi perjalanan wisata, promo hotel atau tiket yang sesuai dengan keinginan konsumen.
Manfaat Big Data dalam Bisnis
Dalam bisnis, big data sudah bukan lagi sesuatu yang baru. Sejak lama bisnis menggunakan big data untuk menyuguhkan pengalaman terbaik kepada konsumen, sehingga membuat bisnis menjadi lebih berkembang. Adapun beberapa manfaat big data adalah sebagai berikut:
1. Memberikan Ide Inovasi Produk atau Layanan
Bisnis harus melakukan inovasi produk atau layanan supaya dapat bertahan di tengah persaingan yang ketat. Dengan mengetahui minat dan perilaku konsumen di pasar, bisnis bisa menghasilkan produk atau layanan yang benar-benar dibutuhkan.
Melalui big data ini, bisnis dapat menganalisis tren dan hal-hal yang disukai oleh konsumen, sehingga dapat menjadi inovasi baru yang sukses.
Contohnya temuan di big data menyatakan bahwa kebanyakan konsumen lebih condong terhadap penggunaan layanan kurir, maka inovasi yang sesuai dengan fenomena tersebut adalah menambahkan sistem drive thru pada restoran yang Anda jalankan.
2. Meningkatkan Pengalaman Pengguna
Data-data tersebut menggambarkan bagaimana pengguna berinteraksi dengan aplikasi atau website Anda. Ini bisa menjadi acuan bagi Anda untuk terus meningkatkan pengalaman pengguna dengan membuat platform yang sesuai.
Sebagai contoh, kebanyakan orang menyukai fitur dari aplikasi A, sedangkan aplikasi Anda tidak memiliki fitur tersebut. Maka yang bisa Anda lakukan adalah mengadopsi fitur tersebut ke aplikasi atau website Anda.
3. Mendorong Pengembangan Produk
Anda juga bisa mendapatkan bagaimana respons konsumen terhadap produk atau layanan Anda melalui big data. Anda bisa menggunakan big data tersebut untuk menganalisis penyebab produk kurang laris dan mengapa produk tertentu lebih disukai.
Contohnya, konsumen perusahaan Anda lebih menyukai produk bundel karena harganya lebih murah. Di sisi lain, Anda juga mempunyai produk yang kurang diminati.
Maka Anda dapat mencari strategi yang pas untuk mengembangkan produk yang kurang diminati tersebut.
Kendala Menggunakan Big Data
Ketika menggunakan big data, tantangan yang bisa dialami adalah datanya perlu diperbarui secara manual. Ini memakan waktu yang lama. Jika menggunakan data yang lama, maka hasilnya menjadi tidak valid dan tidak berguna.
Fungsi big data adalah bagaikan panduan bagi bisnis untuk membuat produk atau layanan yang dibutuhkan masyarakat. Jelas, big data menjadi senjata yang kuat untuk mengembangkan bisnis.