10 Jenis Standar Audit dalam Pelaporan & Penjelasannya

Sebuah perusahaan yang ingin dinilai maju dan berkualitas, terlebih dulu harus punya sistem yang bagus terkait internalnya. Salah satu hal yang harus diperhatikan adalah laporan keuangan yang harus sesuai standar audit. Masih banyak perusahaan yang lalai terkait rincian laporan keuangan.

Beberapa perusahaan belum memenuhi stadar yang berlaku dalam penilaian audit. Tentu saja hal ini menjadi PR besar untuk perusahaan tersebut agar kedepannya bisa lebih baik. Adapun standar dalam penilaian audit adalah standar yang ditetapkan oleh IAPI (Instistut Akuntan Publik Indonesia).

Standar ini dibuat agar bisa menjadi pedoman laporan keuangan bagi banyak perusahaan, sehingga kelas perusahaan bisa melakukan evaluasi berdasarkan standar yang ada. Standar yang ditetapkan ini mencakup laporan interpretasi, standar umum, dan pekerjaan lapangan.

Macam-macam Standar Audit Yang Ditetapkan

Standar atau aturan audit ini dibuat dan ditetapkan dengan berbagai pertimbangan. Standar ini sendiri punya beberapa macam poin penting yang merupakan rincian dari standar tersebut. Agar perusahaan bisa menyiapkan audit dengan baik, maka simak berikut ini beberapa macam standarnya:

1. Standar Umum

Standar Umum

  • Competence

Dalam melakukan tindakan audit, seorang auditor harus punya keahlian atau mahir dalam bidang akuntansi. Keahlian yang dipertimbangkan ini bisa diperoleh melalui pendidikan bersifat formal atau pengalaman dan pelatihan yang  pernah diikuti.

Dalam hal ini auditor juga diwajibkan untuk selalu mempelajari, memahami, dan bisa menerapkan segala ketentuan baru yang sesuai dengan prinsip standar audit.

  • Due Professional Care

Selama menyusun laporan keuangan, seorang auditor harus bisa mengimplementasikan kemahirannya secara profesional. Auditor diharuskan bekerja secara cermat dan seksama dalam melakukan dan mengembangkan keterampilannya.

Dengan adanya profesionalitas selama menjadi auditor akan mendukung keyakinan dalam praktik evaluasi laporan keuangan.

  • Independence

Seorang auditor memang sudah seharusnya memiliki sikap independent yang baik. Dalam hal ini independent tak hanya berkaitan dengan kemandirian namun juga berkaitan dengan keteguhan karena tidak mudah terpengaruh dengan pihak manapun.

Dengan berdikap independent maka seorang auditor akan lebih mudah mendapatkan kepercayaan. Selain itu standar ini juga berhubungan dengan sikap intelektual dan jujur, yang mana keduanya harus dijunjung tinggi oleh seorang auditor.

2. Standar Pekerjaan Lapangan

Standar Pekerjaan Lapangan

Jenis standar audit yang kedua adalah standar pekerjaan lapangan atau yang biasa disebut dengan standards of field work. Sama halnya dengan standar umum, standar pekerjaan lapangan ini juga punya tiga macam rincian standar yang diantaranya adalah:

  • Pemahaman Struktur Pengendalian Intern

Standar ini juga biasa dikenal dengan istilah understanding the entity, environment, and internal control. Dalam standar ini, seorang auditor diharuskan punya strategi atau langkah yang bagus dalam melakukan pekerjaannya.

Tiap ilmu dan pengalaman dari tiap auditor akan menentukan perbedaan hasil audit yang dikerjakan. Untuk itu sangat penting bagi seorang auditor untuk memiliki strategi yang tepat dalam pekerjaannya.

Untuk bisa membuat strategi yang baik, maka harus dipahami dulu struktur pengendalian intern secara lebih mendalam terkait prosedur maupun desain laporan keuangan.

  • Adequate Planning dan Proper Supervision.

Melengkapi standar sebelumnya, kali ini standar adequate planning dan proper supervision berkaitan dengan sebuah rencana. Dalam menjalankan tugas sebagai auditor, seorang auditor harus memiliki rencana-rencana kerja yang matang.

Adanya rencana-rencana yang baik dan matang tentang suatu pekerjaan juga akan berkaitan dengan penyerapan tanggung jawab dari seorang auditor. Semakin baik rencana yang dibuat, maka semakin baik pula penyerapan tanggung jawabnya.

  • Bukti Audit Yang Kompeten

Standar audit pekerjaan lapangan ini juga sering dikenal dengan istilah sufficient competent audit evidence. Melakukan kegiatan audit sama halnya dengan melakukan sebuah evaluasi laporan keuangan. Maka dalam melakukan evaluasi ini harus ada bukti.

Analisis laporan keuangan yang dilakukan oleh seorang audit pasti akan menghasilkan pendapat.  Pendapat ini ada dari evaluasi bukti audit. Bukti audit umumnya bervariasi, relevan, objektiv, dan tepat waktu.

Selain itu, bukti audit bisa dikategorikan kompeten jika didapat dari pengamatan, inspeksi, pengajuan pertanyaan, hingga konfirmasi sebagai dasar menyampaikan pendapat.

3. Standar Pelaporan

Standar Pelaporan

Kategori standar audit yang terakhir adalah standar pelaporan atau biasa dikenal dengan istilah standards of reporting. Berbeda dengan dua kategori standar sebelumnya, kali ujian standar pelaporan memiliki 4 jenis rincian standar yang sudah ditetapkan dan disahkan IAPI.

Meski kategorinya berbeda, namun rincian standar dalam kategori ini saling berkaitan dengan standar-standar sebelumnya. Dalam standar pelaporan ini rincian standarnya adalah sebagai berikut:

  • Financial Statement Presented in Accordance

Maksud istilah standar ini adalah pendapat yang dihasilkan auditor harus berkaitan dengan prinsip akuntansi yang ditetapkan dan disahkan. Karena masuk dalam kategori pelaporan, maka standar ini masuk dalam tahap terakhir dalam kegiatan audit.

Standar yang berlaku atau kesesuaian dengan prinsip akuntansi ini meliputi konvensi serta aturan dan prosedur yang dibutuhkan guna membatasi praktik akuntansi.

Dalam standar ini, seorang auditor harus menghadirkan fakta dari setiap pendapat yang diberikan berkenaan dengan penyusunan laporan keuangan. Praktik standar ini akan memberikan gambaran perusahaan tersebut dalam hal kualitas finansialnya.

  • Consistency in The Application

Sesuai dengan nama standarnya, seorang auditor harus menyampaikan hasil laporan yang menunjukkan adanya konsistensi terhadap prinsip akuntansi yang berlaku.

Konsistensi ini dilakukan bukan tanpa alasan, namun ditujukan untuk memberi jaminan daya banding pada laporan keuangan yang dihasilkan. Selain itu standar konsistensi ini juga punya tujuan menunjukkan adanya perubahan pada laporan keuangan.

Perubahan tersebut nantinya dapat ditulis dalam paragraf penjelasan laporan keuangan yang dibuat. Inilah yang nantinya menjadi hasil untuk evaluasi laporan keuangan perusahaan kedepannya, yang tentu saja garis sesuai prinsip akuntansi.

  • Isi Laporan Harus Memadai dan Mencakup Semua Hal

Standar audit yang satu ini juga sering dikenal dengan istilah adequacy of informative disclosures. Maksud dari standar ini adalah laporan keuangan yang dibuat auditor harus punya kesesuaian dengan prinsip akuntansi yang memadai.

Memadai dalam hal ini mencakup bentuk, susunan, isi, laporan, serta catatan laporan keuangan. Sesuai dengan standarnya, seorang auditor wajib memastikan berbagai hal yang disampaikan selama proses audit yang berkaitan dengan fakta-fakta yang ada.

Tentu saja hasil akhirnya nanti bisa dijadikan pertimbangan beserta pernyataan klien terkait laporan yang sudah memadai atau belum. Hasil akhirnya ini nanti juga bisa menjadi tolak ukur evaluasi laporan keuangan.

  • Expression of Opinion

Poin terakhir ada expression of opinion yang juga dikenal dengan standar pendapat yang sesuai. Semua bentuk laporan audit harus sesuai dan berkaitan dengan standar yang berlaku dan sudah ditetapkan.

Penyesuaian dengan standar yang ditetapkan ini berguna untuk meminimalisir kesalahan penafsiran saat membaca laporan keuangan.

Kesesuaian atau keterkaitan semua laporan yang dihasilkan ini, dapat diperoleh jika ada izin dari akuntan terkait pemberian dokumen dan laporan komunikasi tertulis.

Maka jika seorang akuntan sudah berkenan memberi izin atau menyerahkan laporan yang sudah disusun pada pihak lain, secara otomatis akuntan tersebut sudah dianggap terkait.

Tidak hanya satu atau dua, semua standar audit yang telah dijelaskan di atas harus ditetapkan oleh auditor sehingga dapat diperoleh perencanaan yang matang untuk perusahaan. Hasil laporan keuangan yang baik secara otomatis menunjukkan nilai stabilitas dari perusahaan tersebut.

Bagikan Postingan:

Leave a Comment