Kata-kata PSHT umumnya digunakan sebagai nasihat dalam kehidupan sehari-hari. Kata-kata ini mengandung pesan bermakna tentang falsafah hidup yang menginspirasi. Misalnya, optimism. ketekunan, kesabaran, dan berbagai nasihat bijak lainnya.
Naman PSHT kini sudah familiar di dalam masyarakat. Berdasarkan sejarahnya, PSHT merupakan sebuah organisasi pencak silat yang dikenal dengan Persaudaraan Setia Hati Terate. Organisasi ini berdiri sejak zaman dulu dan sudah bergabung dalam Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI).
Apa itu PSHT?
Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) merupakan sebuah perguruan silat yang berfokus pada pengajaran budi luhur dan menjadikan pencak silat sebagai pelajaran pada tingkat pertama. Perguruan ini senantiasa mengutamakan persaudaraan antar anggota.
Selain warisan budaya bangsa Indonesia, pencak silat juga mengandung unsur-unsur kerohanian, olahraga, persaudaraan, seni budaya, dan bela diri. PSHT bersifat terbuka dalam penerimaan anggota. Setiap orang dapat ikut tanpa melihat suku, agama, ras, golongan, usia, atau gender.
Bahkan, keanggotaan organisasi ini juga terbuka untuk bangsa lagi sesuai dengan semboyang “Bhinekaa Tunggal Ika.” Akan tetapi, perlu diketahui bahwa PSHT tidak bekerja sama dengan partai politik manapun.
Dalam persilatan Indonesia, PSHT menjadi salah satu pendiri Ikatan Pencak Silat Indonesia IPSI) pada tanggal 28 Mei 1948 di Surakarta. Oleh karena itu, perguruan silat ini selalu aktif untuk ikut dalam setiap kegiatan yang diadakan oleh IPSI.
Eksistensi PSHT yang terus meningkat membuatnya dikenal hingga seluruh dunia. Perguruan ini pun tersebut menyesuaikan diri dengan perubahan agar terus berkembang tanpa menghilangkan jati diri PSHT. Misalnya, pengembangan pada sistem-sistem organisasi.
Sejarah Singkat PSHT
PSHT didirikan pertama kali oleh seorang perintis kemerdekaan RI bernama Ki Hajar Hardjo Oetomo pada tahun 1992. Pada awalnya, perguruan ini diberi nama Setia Hati Pemuda Sport Club (SH PSC) yang berbentuk organisasi.
Nama tersebut kemudian diganti menjadi Persaudaraan Setia Hati “Pemuda Sport Club.” Terakhir, pada 25 Maret 1951 di Madiun kembali mengalami perubahan nama menjadi “Persaudaraan Setia Hati Terate” yang dikenal hingga sekarang.
Perkembangan PSHT melibatkan beberapa tokoh-tokoh penting, diantaranya Bpk. Irsyad, Bpk. RM Soetomo Mangkudjojo, Mas KRT Tarmadji Budi Harsono, SE, dan Mas RM. Imam Koesoepangat. Semua tokoh tersebut membawa PSHT berkembang pesat dan membentuk banyak cabang.
Kata-Kata PSHT Beserta Artinya
Dalam falsafah PSHT, kata-kata yang digunakan umumnya berbahasa Jawa. Akan tetapi, karena tidak semua orang dapat memahaminya, maka banyak yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Nah, berikut terdapat beberapa kata-kata PSHT yang sarat akan makna.
1. Cahyo tedjane terate, lumeber saking budi luhur, yen ngerti karo budi luhur ora iri dengki marang sedulur
Arti dari kalimat tersebut adalah cahaya dari bunga teratai berasal dari budi luhur. Anda tidak boleh merasa iri dan dengki kepada saudara. Dalam lambang PSHT, bunga teratai menggambarkan tidak ada batasan sosial yang membatasi terjalinnya persaudaraan antar sesama anggota.
Rasa persaudaraan yang terbentuk tidak memandang status sosial jika setiap orang mampu menyingkirkan perasaan iri dan dengki yang ada di dalam dirinya. Perasaan iri atau dengki hanya mengundang terjadinya perpecahan dan merugikan kedua belah pihak.
2. Ben ora mapeto kaya ulo topo angin mibero koyo manuk granjangan ben pecaho ludiro nang dodo iki semabadamu tak ladeni
Artinya: Jika Anda tidak ingin berakhir seperti ular tampar angin, maka terbanglah layaknya burung granjangan. Dengan begitu, gejolak di dalam dada akan hilang dan kesombongan orang lain dapat dilayani.
Ungkapan tersebut menghimbau agar setiap manusia senantiasa untuk menjaga diri dari sifat sombong dan tidak tenggelam dalam kesombongan. Jika Anda mampu untuk melakukannya, maka akan datang hal yang lebih hebat dari itu.
3. Sepiro gedhening sengsoro yen tinompo amung dadi cobo
Artinya: Sebesar apapun kesengsaraan yang terjadi pada Anda, jalanilah dengan hati yang tulus. Dengan begitu, kesengsaraan tersebut akan menjadi cobaan kecil semata.
Kata-kata PSHT tersebut menyarankan setiap manusia untuk bersabar dalam menghadapi berbagai ujian. Ujian sebesar apapun yang diberikan oleh Tuhan jika dilalui dengan penuh kesabaran, maka Tuhan akan memberikan balasan berupa keberkahan dalam hidup.
4. Ngalah, Ngaleh, Ngamuk
Artinya: Mengalah, bergeser, melawan
Ungkapan diatas menggambarkan bahwa anggota PSHT tak jarang harus melakukan perlawanan. Akan tetapi, sebelum itu tetap harus mengedepankan kesabaran. Caranya, dengan mengalah atau menghindari adanya perselisihan terlebih dahulu.
5. Ojo waton ngomong ning yen ngomong sing gawe waton
Artinya: Jangan hanya pintar untuk berbicara, tetapi Anda harus bisa untuk membuktikan. Dalam hal ini, kata-kata tersebut dapat membangkitkan motivasi seseorang untuk lebih keras dalam memperjuangkan mimpinya hingga terwujud.
Anda tidak perlu terlalu mengumbar atau mengomentari orang lain. Fokuslah pada kehidupan sendiri. Buktikan bahwa apa yang menjadi mimpi selama ini bisa menjadi nyata dengan kerja keras dan doa setiap harinya.
6. Ngunduh wohing pakarthi
Artinya: Siapa yang telah berbuat pasti akan memetik atau menerima hasil perbuatannya. Nah, kata-kata ini akan membuat Anda untuk jauh lebih berhati-hati dalam bersikap. Hal ini disebabkan karena apapun yang dilakukan, itulah yang akan dituai kemudian.
Jika Anda melakukan hal yang baik, maka balasannya pasti akan baik pula. Sama halnya jika telah berbuat keburukan, maka suatu hari nanti orang tersebut akan menerima balasan atas apa yang sudah ia perbuat sebelumnya.
7. Ojo seneng gawe susahe liyan, opo alane gawe seneng liyan
Artinya: Jangan terbiasa untuk menyusahkan orang lain, lebih baik untuk membahagiakan orang lain. Ungkapan tersebut sangat cocok untuk diaplikasikan di masa sekarang. Sosial media memudahkan setiap orang untuk bebas berpendapat tentang orang lain, baik itu baik maupun buruk.
Nah, mulai sekarang hindari untuk menyusahkan orang lain melalui komentar, kata-kata, atau tindakan yang dapat menyusahkan atau merugikan orang lain. Jika Anda tidak mampu untuk membahagiakan mereka, maka minimal tidak membuat mereka menjadi sedih.
8. Aja ketungkul marang kalungguhan, kadonyan lan kemareman
Artinya: Jangan terobsesi atau tergila-gila dengan kedudukan, keduniawian, dan kepuasan. Kata-kata PSHT ini memperingatkan setiap manusia untuk tidak mudah terobsesi dengan segala hal yang bersifat duniawi, termasuk kedudukan dan kepuasan pribadi.
Misalnya, Anda sudah mendapatkan pekerjaan di posisi tertentu. Akan tetapi, Anda merasa selalu kurang dan ingin meraih posisi yang lebih tinggi dengan menggunakan segala cara, termasuk cara-cara yang tidak benar.
Akibatnya, tindakan tersebut menjadi ketahuan dan justru menghancurkan karir yang dulunya sudah dibangun. Oleh karena itu, setiap orang harus bisa menahan diri untuk tidak terjebak dalam obsesi buruk demi kesenangan sesaat.
9. Sak apik-apike wong yen aweh pitulung kanthi cara dedhemitan
Artinya: Orang yang memberikan pertolongan kepada orang lain jauh lebih terhormat jika tidak mengumbarnya. Setiap orang tentu memiliki empati untuk membantu sesama manusia yang sedang kesulitan. Akan tetapi, tidak jarang diantaranya justru mengumbar perbuatan baik tersebut.
Ungkapan PSHT diatas mengingatkan agar tidak terbiasa atau bahkan menghindari untuk mempublikasikan pertolongan yang sudah diberikan kepada orang lain. Hal ini tentu sejalan dengan ajaran agama untuk menolong seseorang tanpa pamrih atau mengharapkan imbalan apapun.
10. Jen basuki mawa beya
Artinya: Semua kesuksesan membutuhkan pengorbanan. Dalam hal ini, Anda harus berjuang dan mengorbankan banyak hal untuk mencapai sebuah kesuksesan di masa depan. Tidak kesuksesan yang datang secara instan jika Anda tidak berusaha dengan keras untuk meraihnya.
Kata-kata PSHT umumnya digunakan sebagai nasihat dalam kehidupan sehari-hari. Kata-kata ini mengandung pesan bermakna tentang falsafah hidup yang menginspirasi. Misalnya, optimisme, ketekunan, kesabaran, dan berbagai nasihat bijak lainnya.