Huruf hijaiyah merupakan langkah dasar dalam belajar membaca Alqur’an. Bagi yang beragama Islam, dituntut untuk bisa membaca Alqur’an dengan baik dan benar. Hal ini dapat dimulai dari mengenal huruf hijaiyah dan memahami pelafalannya dengan benar.
Pada waktu kecil dulu, pastinya sudah diajarkan melalui buku Iqra’. Selain memahami caramembacanya, juga harus memahami cara penulisannya dengan benar. Ada beberapa huruf yang bisa disambung dan ada beberapa huruf lainnya yang tidak bisa disambung.
Untuk mempelajarinya lebih lanjut, berikut pembahasan selengkapnya.
Mengenal Huruf Hijaiyah
Jumlah huruf hijaiyah ada 30 huruf. Huruf ini dipakai dalam penulisan Alqur’an dan juga dipakai dalam penulisan bahasa Arab sehari-hari. Cara penulisannya yaitu dari kanan ke kiri. Berbeda dengan penulisan huruf alfabet dari kiri ke kanan.
Berikut bentuk dan cara baca huruf hijaiyah:
ا = alif
ب = ba’
ت = ta’
ث = tsa
ج = jim
ح = ha’
خ = kha’
د = dal
ذ = dzal
ر = ra’
ز = za
س = sin’
ش = syin
ص = shad
ض = dhad
ط = tha’
ظ = zha’
ع = ‘ain
غ = ghain
ف = fa’
ق = qaf
ك = kaf
ل = lam
م = mim
ن = nun
و = wau
هـ = ha
لا = lam alif
ء = hamzah
ي = ya’
Tanda Baca (Harakat)
Tanda baca huruf hijaiyah disebut dengan harakat yang berfungsi sebagai penentu pelafalan kata dan kalimat dalam Alqur’an. Dalam huruf alfabet hampir serupa dengan huruf vokal a, i, u, e, o. macam-macam tanda baca (harakat) adalah sebagai berikut:
1. Fathah
Tanda baca ini memiliki bentuk garis miring yang posisinya ada di atas huruf hijaiyah. Secara bahasa, fathah artinya membuka dan berbunyi a. Misalnya huruf م (mim) diberi harakat fathah, maka bunyinya menjadi ma.
Huruf yang memiliki harakat fathah jika disandingkan dengan ا sukun, maka harus dibaca panjang.
2. Kasrah
Sama seperti fathah, tanda baca ini juga memiliki bentuk garis miring, namun posisinya berada di bawah huruf. Jika huruf diberi harakat kasrah, maka akan berbunyi i. Misalnya huruf م (mim) diberi harakat kasrah, maka bunyinya menjadi mi.
Huruf yang memiliki harakat kasrah jika disandingkan dengan ي sukun, maka harus dibaca panjang.
3. Dhammah
Tanda baca dhammah bentuknya berbeda dari tanda baca sebelumnya. Hampir serupa dengan huruf wau kecil yang posisinya berada di atas huruf. Jika huruf diberi harakat dhammah maka akan berbunyi u. Misalnya huruf م (mim) diberi harakat dhammah, maka bunyinya menjadi mu.
Huruf yang memiliki harakat dhammah, jika disandingkan dengan و sukun, maka harus dibaca panjang.
4. Sukun
Tanda baca sukun bentuknya bulat kecil dan posisinya berada di atas huruf. Harakat ini menandakan matinya suatu huruf.
Misalnya kata “bil” terdiri atas huruf ba’ berharakat kasrah sehingga bunyinya menjadi bi. Kemudian, diikuti dengan huruf lam berharakat sukun sehingga berbunyi konsonan l dan kedua huruf tersebut dibaca bil.
4. Fathahtain
Tanda baca ini juga sering disebut tanwin fathah, bentuknya garis miring dobel yang posisinya berada di atas huruf. Jika huruf diberi harakat fathahtain, maka akan berbunyi -an. Misalnya huruf م (mim) diberi harakat fathahtain, maka bunyinya menjadi man.
5. Kasrahtain
Tanda baca ini juga sering disebut tanwin kasrah, bentuknya garis miring dobel yang posisinya berada di bawah huruf. Jika huruf diberi harakat kasrahtain, maka akan berbunyi -in. Misalnya huruf م (mim) diberi harakat fathahtain, maka bunyinya menjadi min
6. Dhammahtain
Tanda baca ini juga sering disebut tanwin dhammah, bentuknya merupakan gabungan dari dhammah dan sukun yang posisinya berada di atas huruf. Jika huruf diberi harakat dhammahtain, maka akan berbunyi -un. Misalnya huruf م (mim) diberi harakat fathahtain, maka bunyinya menjadi mun.
7. Tasydid
Tanda baca ini juga sering disebut syaddah, bentuknya menyerupai kepala huruf sin yang posisinya berada di atas huruf. Jika huruf hijaiyah diberi harakat tasydid, maka ada penekanan dalam pelafalannya. Maksudnya, huruf tersebut diucapkan seperti mempunyai 2 konsonan.
8. Bacaan Panjang
Seperti yang sudah disinggung sedikit di atas tadi, untuk beberapa huruf yang mempunyai vokal yang sama seperti harakat yang telah dijelaskan di atas, maka pelafalannya menjadi panjang.
Misalnya huruf ا dan harakat fathah, و sukun dan harakat dhammah, serta ي sukun dan harakat kasrah, maka ketika masing-masing huruf berakhiran tersebut, pelafalannya dibaca panjang.
Sebagai contoh بَتيْ dibaca batii (pelafalannya sedikit panjang).
Cara Menulis Huruf Hijaiyah
Dalam menulis huruf hijaiyah, harus paham bahwa ada huruf yang bisa disambung dan tidak bisa disambung dengan huruf berikutnya. Ada juga beberapa huruf yang berbeda bentuk setelah dan sebelum disambung dengan huruf lain. Jika bingung, pahami penjelasannya berikut.
1. Huruf Hijaiyah yang Dapat Disambung
Huruf jenis ini mempunyai aturan dapat disambung dengan huruf sebelumnya ketika posisinya berada di tengah kalimat. Aturan berikutnya yaitu, huruf ini juga dapat disambung dengan huruf sebelumnya ketika posisinya di awal dan tengah kalimat.
Jenis huruf ini dapat dikatakan sebagai huruf fleksibel, maksudnya bisa disambung ketika berada di posisi mana saja.
Huruf-huruf yang masuk dalam kategori ini diantaranya yaitu:
ببب – تتت– ثثث – ججج– ححح – خخخ – سسس – ششش – صصص – ضضض – ططط – ظظظ – ععع – غغغ ففف – ققق – ككك – للل – ممم ننن –ههه – يييي
2. Huruf Hijaiyah yang Tidak Dapat Disambung
Huruf jenis ini mempunyai aturan tidak dapat disambung dengan huruf setelahnya. Ketika posisinya berada di awal dan tengah kalimat, maka huruf tersebut tidak dapat disambung dengan huruf setelahnya, walaupun kalimatnya belum selesai.
Tapi, jenis huruf ini masih dapat disambung dengan huruf sebelumnya.
Huruf-huruf yang masuk dalam kategori ini diantaranya yaitu: ا – د – ذ – ر – ز – و
Alasan Pentingnya Belajar Huruf Hijaiyah
Huruf ini sangat penting untuk dipelajari, terutama jika ingin lancar membaca Alqur’an. Sebagai pemeluk agama Islam, maka wajib mempelajari dan membaca Alqur’an dengan baik. Karena Alqur’an dapat dijadikan pedoman hidup yang sudah ditetapkan Allah.
Selain itu, jika ingin lancar dalam membaca ayat Alqur’an, maka bisa berlatih mendengarkan orang membaca Alqur’an (murrotal). Dengan begitu akan tau bagaimana pelafalan katanya yang benar.
Selain belajar membaca, belajar menulis huruf hijaiyah juga perlu dilakukan. Biasanya, di setiap sekolah akan diajarkan menulis beberapa potongan ayat dalam Alqur’an. Jika sudah paham penulisan dan pelafalannya, maka akan lebih mudah untuk mempelajari makna ayat Alqur’an.
Agar tidak tertinggal, maka waktu yang tepat untuk belajar huruf hijaiyah yaitu ketika masih anak-anak. Kemampuan otak anak sangat cepat dalam menerima informasi baru. Jika sudah diajarkan sejak dini, maka hingga dewasa ilmu tersebut akan tetap menancap dalam ingatan.