PDB atau Produk Domestik Bruto merupakan jumlah dari produksi barang dan jasa yang dapat dihasilkan negara dalam kurun waktu tertentu.
Fungsi tersendiri dari adanya PDB yakni untuk mengukur serta mengontrol perkembangan ekonomi Negara. Berikut akan diulas dalam pembahasan lebih lengkap serta mendalam mengenai apa itu PDB.
Pengertian PDB
Sesuai dengan yang telah dijelaskan sebelumnya tentang Produk Domestik Bruto (PDB). Selanjutnya akan dibahas mengenai cara atau rumus perhitungan dari PDB. Yakni PDB = C+1+G+NX. Artinya PDB sendiri Produk Domestik Bruto. C nya adalah Konsumsi Rumah Tangga Nasional. I yakni Investasi. G adalah Konsumsi Negara.
Serta yang terakhir NX adalah Ekspor – Impor. Perlu diketahui bahwasanya nilai akhir dari PDB diperoleh melalui nilai total ekspor serta impor. Nilai PDB yang didapat oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia menurut beberapa data pada tahun 2018 sebesar 1,042 triliun USD. Serta pada tahun 2017 mencapai 1,015 triliun USD.
Sejarah PDB
Produk Domestik Bruto (PDB) sendiri didirikan atas respon depresi besar yang menimpa perekonomian Amerika Serikat. Setelah permasalahan tersebut dijadikan peradaban perekonomian baru. Pihak Penelitian Ahli Ekonomi mengembangkan sebuah riset Ekonomi Amerika Serikat dengan penciptaan metode terbaru.
Metode ini digunakan untuk dapat mengukur tingkat perekonomian suatu negara per kapita atau sedang berkembang dan maju. Dahulu masih diusulkan dengan nama Produk Nasional Bruto (PNB) atau Gross National Product (GNP). Namun sejak dilaksanakan Konferensi Bretton Woods (1944) berubah nama menjadi PDB. Dan diresmikan pada tahun 1991.
Manfaat PDB
Ulasan ketiga mengenai apa itu PDB terdapat pada manfaatnya sendiri. Beberapa manfaat yang tercantum antara lain; Yang pertama adalah mengukur laju perkembangan ekonomi nasional. Laju perkembangan ekonomi akan menampilkan informasi asli berupa data perekonomian dari sebuah negara serta faktor-faktor yang terkait.
Manfaat kedua yakni dengan membandingkan kemajuan ekonomi antar negara. Selanjutnya ketiga adalah dapat mengetahui struktur perekonomian suatu negara. Dan yang terakhir dapat sebagai landasan perumusan kebijakan pemerintah. Manfaat tersebut kini dapat direalisasikan dengan kesepakatan antar negara yang menggunakan.
Kritik PDB
Produk Domestik Bruto (PDB) sudah digunakan sejak dahulu di berbagai negara yang menyepakatinya. Tetap kritik dari apa itu PDB terus berjalan demi pengembangan yang lebih baik.
Beberapa kritik yang tercantum dalam sistematika Produk Domestik Bruto (PDB) adalah yang pertama tidak mengukur aktivitas perekonomian negara lain.
Yang kedua yakni harus terbatas dalam satu wilayah maupun negara saja. Serta yang ketiga dilarang atau tidak diperbolehkan menghitung nilai angka kesejahteraan. Beberapa kritik yang tercantum tersebut telah disepakati oleh beberapa negara. Oleh karena itu negara yang menggunakan sistem wajib untuk mematuhi aturan yang ada.
PDB Nominal dan PDB Riil
Selanjutnya terdapat beberapa pertanyaan pro dan kontra antara PDB Nominal dengan PDB Riil. Lalu dalam sebuah Negara, lebih baik manakah penggunaan PDB Nominal dengan PDB Riil? PDB Riil digambarkan sebagai sebuah nilai moneter dari perekonomian Negara yang terkait. Umumnya akan menyebabkan sebuah inflasi atau deflasi.
Sedangkan pada PDB Nominal, tidak ada penyesuaian dari perubahan harga yang begitu detail dan tercakup luas. Apa itu PDB sendiri bergantung dengan nilai yang umumnya dapat membawa angka kesejahteraan bagi masing-masing Negara. Sehingga, Negara berhak untuk andil cukup penuh dalam perekonomian yang ada.