Majas terbagi dalam beberapa macam yang memiliki pengertian dan fungsi berbeda, salah satunya adalah majas metafora. Contoh metafora ini sendiri umumnya sering dijumpai dalam karya sastra dan percakapan sehari-hari.
Dalam Bahasa Indonesia, majas metafora dikelompokkan dalam jenis majas persamaan atau perbandingan. Tak heran jika metafora sering digunakan untuk melakukan perbandingan antara dua objek menggunakan kata kiasan.
Disamping itu, majas metafora sebenarnya tak berbeda jauh dengan majas asosiasi. Hanya saja dalam proses perbandingan, metafora digunakan secara langsung dan tidak dilengkapi kata penghubung sama sekali.
Memahami Pengertian dan Karakteristik dari Majas Metafora
Sebelum membahas jenis-jenis dan contoh metafora, sebaiknya pahami dulu pengertiannya. Secara umum, majas metafora adalah majas untuk menyampaikan suatu hal secara imajinatif atau dengan membayangkan.
Kata-kata yang digunakan dalam kalimat majas metafora juga tidak mengandung makna yang sebenarnya. Makna lain dari majas metafora adalah kalimat perumpamaan (ibarat) dan sindiran untuk menyamakan suatu kata yang hampir sama seperti kata aslinya.
Majas semacam ini sering digunakan oleh seniman untuk menciptakan sebuah karya, baik itu novel, puisi, prosa, narasi drama, dan lain sebagainya. Tujuannya tak lain untuk memperindah kalimat yang digunakan dan bisa membuat karya tersebut semakin hidup.
Metafora memiliki karakteristik khusus yang tidak dimiliki oleh jenis majas yang lainnya. Adapun untuk berbagai karakteristiknya adalah seperti berikut ini:
- Menyamakan dua objek berbeda secara langsung: Majas metafora digunakan untuk menyamakan dua objek berbeda, contohnya seperti perasaan dengan cuaca, seseorang dengan tanaman, dan lainnya.
- Menyampaikan makna secara mendalam: Perbandingan yang sudah dibuat dengan majas metafora memiliki makna yang lebih dalam.
- Tanpa kata “Sebagai” atau “Seperti”: Dalam melakukan suatu perbandingan, majas metafora sama sekali tidak menggunakan kata sebagai dan seperti.
- Membuat karya semakin menarik: Majas metafora bisa membuat suatu karya menjadi semakin menarik sehingga mampu memikat siapapun yang membacanya.
- Menyampaikan kesan atau perasaan tertentu: Majas ini mampu menyampaikan isi perasaan atau kesan yang tertentu, seperti keteguhan, kekuatan, kebahagiaan dan lainnya.
Berbagai Jenis Majas Metafora
Majas metafora terbagi dalam 3 jenis, yaitu metafora implisit, metafora eksplisit, dan metafora lama atau usang. Inilah penjelasan selengkapnya dari masing-masing majas metafora tersebut:
1. Metafora Eksplisit
Metafora eksplisit atau in praesetia merupakan pembanding dari tiga objek yang digambarkan secara jelas terhadap pembandingnya. Untuk objek yang sudah disiapkan untuk dibandingkan akan disandingkan terlebih dahulu dengan pembandingannya.
Dengan begitu, maka tak heran jika makna yang diberikan dalam jenis ini sangat eksplisit. Seperti contohnya, aku adalah seekor singa yang ingin berburu secara bebas di luasnya hutan belantara.
Pada contoh metafora jenis ini sudah bisa diketahui jelas jika “aku” membandingkan dirinya sebagai seekor singa yang dapat berburu di hutan belantara.
2. Metafora Implisit
Berbeda dengan sebelumnya, metafora implisit atau in absentia akan mengungkapkan suatu makna yang sangat implisit. Jenis metafora ini tidak menjadikan pembanding diperlihatkan secara langsung, namun menggunakan pengungkapan kata tersembunyi.
Pada intinya, perbandingan yang ingin dilakukan tidak fokus dalam objek yang dibahas. Hal inilah yang bisa membuat pendengar ataupun pembaca menjadi bingung untuk memahami arti dari ungkapan kata tersebut.
Sebagai contoh, Sayap-sayap indahku kini telah patah, membuatku tak bisa terbang bebas. Sayapku dalam contoh ini bisa diartikan sebagai sayap seekor burung.
Objek sayap dan terbang bisa memberikan suatu petunjuk secara tidak langsung untuk perbandingan antara burung dan dirinya sendiri.
3. Metafora Lama (Usang)
Metafora lama atau usang merupakan ungkapan untuk melakukan perbandingan dari sesuatu yang cukup lazim digunakan. Perbandingan yang digunakan dalam majas ini memang sudah umum, sehingga bisa dipahami dengan mudah tanpa perlu direnungkan.
Contoh metafora lama yaitu Sonya adalah anak mas dari guru Matematika. Dari contoh ini sudah bisa diketahui bahwa Sonya merupakan anak kesayangan dari guru Matematika.
Tapi ungkapan anak mas sudah cukup umum di kalangan masyarakat. Perlu diketahui, untuk kata kiasan atau pengungkapan metafora umum seperti ini tidak bisa digolongkan sebagai majas eksplisit maupun majas implisit.
Contoh Metafora dan Artinya
Supaya lebih paham akan materi tentang majas metafora ini, penting juga untuk mengetahui contohnya. Berikut ini adalah beberapa contoh majas metafora secara lebih lengkap dan artinya, yaitu:
- Tikus kantor sampai detik ini masih bisa berkeliaran secara bebas
Tikus kantor bisa diartikan sebagai koruptor. - Sungguh tak terbayangkan kini aku berhasil mendapatkan Dina, bunga desa asal desa sebelah.
Bunga desa memiliki arti sebagai gadis tercantik. - Anak mas bupati Kediri terkenal begitu cantik
Anak mas diartikan sebagai anak kesayangan. - Coba kamu lihat, raja siang secara perlahan mulai menampakkan dirinya!
Raja siang memiliki arti matahari - Si jago merah melahap habis rumah kami hanya dalam waktu sekejap.
Jago merah memiliki makna buah hati - Dia rela membanting tulang demi memenuhi kebutuhan keluarga tercintanya.
Membanting tulang memiliki arti bekerja keras. - Dia itu memiliki sifat kepala batu, sangat susah mendengarkan nasehat orang lain.
Kepala batu memiliki makna keras kepala. - Setiap pulang kampung, ayah tidak pernah lupa membawa buah tangan.
Buah tangan bisa diartikan oleh-oleh. - Kejadian ini adalah takdir Tuhan, kita harus selalu lapang dada untuk menerima segala ketentuannya.
Lapang dada memiliki arti sabar. - Dewi malam memancarkan cahaya begitu terang.
Dewi malam memiliki arti sinar bulan. - Ayahnya terkenal sangat ringan tangan, setiap hari selalu memukul ibunya.
Ringan tangan memiliki arti mudah memukul orang lain. - Tanpa adanya orang dalam, mencari kerja sudah pasti sangat sulit.
Orang dalam memiliki arti pegawai di perusahaan yang bisa merekomendasikan orang lain untuk bekerja di perusahaan tersebut. - Hati-hati, dia adalah seorang lelaki hidung belang !
Hidung belang berarti playboy atau seseorang yang tak pernah cukup dengan satu wanita. - Kejadian kemarin sore membuatnya naik pitam.
Naik pitam memiliki arti marah. - Ibuku sudah tutup usia sejak dua bulan lalu.
Tutup usia memiliki arti meninggal. - Akhirnya dia hidup bahagia bersama sang pujaan hati.
Pujaan hati memiliki arti kekasih. - Selama belum memiliki pekerjaan sama sekali, aku hanyalah sampah masyarakat.
Sampah masyarakat artinya orang yang tidak berguna. - Sudah sejak lama Teguh menjadi tangan kanan pak Waluyo.
Tangan kanan berarti seseorang yang dipercaya sepenuhnya oleh seorang pemimpin di sebuah perusahaan. - Kutu buku itu hampir tidak pernah keluar rumah.
Kutu buku diartikan sebagai seseorang yang hobi membaca buku - Bisnisnya sering mengalami kegagalan hingga akhirnya gulung tikar.
Gulung tikar dapat diartikan sebagai bangkrut. - Bertahun-tahun lamanya Gilang hidup sebatang kara tanpa keluarga.
Sebatang kara berarti tidak memiliki sanak saudara atau hidup sendirian. - Nama Tere Liye menjadi naik daun setelah novelnya sudah diterbitkan.
Naik daun dalam hal ini berarti seseorang yang tiba-tiba menjadi populer dan terkenal.
Contoh metafora sangat banyak dan banyak dijumpai dalam karya sastra atau percakapan sehari-hari. Selain itu, majas yang satu ini juga sering dijadikan sebagai kata kiasan yang bisa memperindah suatu kalimat.