Dalam berbisnis, modal menjadi hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan bisnis. Untuk memperoleh modal, dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara meminjam dan mencari investor.
Selain dengan cara tersebut, untuk mendapatkan modal, pengusaha kebanyakan menggunakan laverage. Leverage merupakan istilah yang tidak asing bagi para pengusaha ataupun pembisnis. Secara singkat leverage adalah meminjam modal untuk aktivitas bisnis.
Dengan begitu laverage merupakan hal yang wajib digunakan untuk para pengusaha karena dinilai menguntungkan perusahaan di masa depan. Untuk memahami lebih jelas tentang leverage, simak penjelasan berikut ini.
Pengertian Leverage
Leverage adalah salah satu cara yang diambil oleh pembisnis untuk meminjam modal usaha untuk kebutuhan perusahaan seperti, membeli peralatan dan aset-aset lainnya. Leverage menjadi pilihan bagi pengusaha,karena dapat memperoleh keuntungan besar bagi perusahaan.
Dengan leverange, juga dapat meningkat nilai pasar terhadap proses penjualan dan dapat memperoleh keuntungan. Maka dari itu, untuk memperoleh modal besar dalam berinvestasi, leverage tentu harus besar juga.
Akan tetapi, ketika menggunakan leverage, pengusaha harus memikirkan terlebih dulu sebelum memutuskan untuk menggunakannya. Jika leverage digunakan secara benar dan pembayaran utang dilakukan tepat waktu, maka hasil yang didapatkannya memuaskan.
Leverage Menurut Para Ahli
Selain mengetahui pengertian leverage secara umum, Anda akan mengetahui pengertian leverage menurut para ahli. Beberapa pendapatnya sebagai berikut:
- Fakhrudin: menurutnya leverage yaitu, banyaknya modal yang dipinjam untuk keperluan perusahaan dalam berbisnis
- Irawati: leverage menurut irawati merupakan peminjaman yang dilakukan dengan menanamkan dana oleh sebuah perusahaan bisnis dengan beban pembayaran ditanggung oleh perusahaan.
- Martono dan Harjito: leverage adalah peminjaman dana kemudian sumber dana tersebut digunakan untuk aset dengan biaya pengeluaran yang dikeluarkan perusahaan bersifat tetap.
- Sjahrial: menurutnya levarage berarti penggunaan modal oleh bisnis dengan biaya tetap. Modal yang dihasilkan bersifat utang dan memiliki bunga, sehingga membuat para investor untung.
- Syamsuddin: pemakaian pinjaman modal yang bersifat tetap, kemudian oleh perusahaan dipakai dengan tepat agar pemilik perusahaan memperoleh penghasilan yang banyak.
Mengenal Rasio Leverage
Berbeda dengan pengertian leverage, rasio leverage merupakan pengeluaran yang dihitung kemudian dibandingkan dengan hasil seluruh aset perusahaan, agar memenuhi kewajiban pembayaran pinjaman modal.
Rasio leverage memiliki keunggulan untuk melihat perusahaan melunasi pinjaman modal, baik kurun waktu dekat dan waktu yang akan datang. Keunggulan rasio juga dapat membandingkan seluruh total aset perusahaan dengan utang perusahaan.
Dengan adanya rasio ini, membantu para pemilik perusahaan dapat melihat aliran dana pinjaman digunakan secara benar atau tidak dengan melihat perbandingan antara pinjaman dan pendepatan.
Jenis-Jenis Leverage
Sesudah mengetahui pengertian leverage dan rasio leverage. Anda akan mengetahu jenis-jenis leverage yang dilihat dar beberapa ketegori, sebagai berikut:
1. Finansial Leverage
Jenis pertama leverage yaitu finansial leverage. Finansial leverage merupakan sumber dana tetap yang berasal dari luar perusahaan. Adanya sumber dana ini dapat membantu perusahaan meninggkatkan profit pada bidang menejemen finansial.
Terdapat berbagai jenis finansial leverage modal yang dimiliki perusahaan di antarannya, adalah obligasi, simpana, ekuitas, dan sumber lainnya.
2. Operasi Leverage
Operasi leverage adalah jumlah uang yang digunakan perusahaan untuk operasinnya. Adanya dana ini untuk meninggkat pendapatan perusahaan. Ini termasuk biaya tetap yang memungkinkan perusahaan untuk menutupi seluruh biaya operasional, sehingga dapat fokus pada area lain sabanyak mungkin.
3. Gabungan Leverage
Setelah perusahaan memenuhi kedua jenis leverage yaitu finansial dan operasi gabungan leverage akan muncul. Leverage gabungan melibatkan pinjaman modal dengan nilai pengembalian yang lebih tinggi karena biaya bersifat tetap.
Semua biaya tersebut harus dapat memberikan manfaat dan risiko dalam pentotalan secara tepat. Terkadang, perusahaan lebih memilih leverage agregat yang bernilai tinggi. Sementara itu, perusahaan konservatif cenderuh menyukai leverage minimal.
Risiko Leverage
Dalam pengambilan keputusan suatu bisnis untuk memperoleh banyak keuntunngan pasti selalu ada risikonya. Supaya tidak mengalami hal tersebut, Anda perlu mencegahnya dengan mengetahui apa saja risiko dari leverage. Berikut risiko leverage.
- Leverege besar maka keuntungan yang didapatkan perusahaan semakin kecil.
- Kejiwaan pemilik perusahaan terganggu, karena memikirkan pinjaman yang cukup besar untuk melunasinya.
- Perusahaan kehilangan investor karena efek hilangnya ketidakpercayaan terhadap perusahan, disebabkan perusahaan mengalami hambatan pembayaran.
Rumus Leverage
Terdapat beberapa rumus leverage yang dapat dipakai untuk membantu keuangan perusahaan. Berikur rumus-rumus leverage:
1. DAR (Debt to Total Asset Ratio)
Rumus ini menghitung seluruh biaya aset perusahaan yang mengandalkan modal pinjaman. Maka dari itu, makin besar pinjamanya akan berefek besar juga pada aset yang dikelola perusahaan.
Cara menghitung dan menggunakan rumus DAR (Debt to Total Asset Ratio) sangat mudah untuk dipahami. Caranya hanya membagi total pinjaman dengan total aset, dengan rumus DAR= total pinjaman : total aset.
2. DER (Debt to Euality Ratio)
DER rasio adalah menghubungkan total pinjaman dengan total modal. Keamanan keuangan perusahaan menjadi baik jika DER makin rendah. Jika Der makin tinggi, justru keamanan keuangan perusahaan semakin kacau.
Rumus DER adalah total pinjaman dibagi dengan total modal kemudian dikalika 100 %. Lebih jelasnya yaitu DER= (total pinjaman : total modal) x 100%.
Contoh kasus, PT AFA mempunya utang sejumlah Rp 35 juta dengan jumlah modal sebesar 65 juta. Rumusnya adalah DER=(35.000.000 : 65.000.000) x 100% = 53%. Maka PT AFA keunganya diatur dengan baik karena DER dibawah 100%.
3. DCR (Debt To Capital Ratio)
Rumus selanjutnya yang dapat digunakan yaitu DCR . DCR hanya berfokus pada kewajiban utang yang menjadi bagian dasar jumlah modal perusahaan. Kewajiban utang ini tidak hanya jangka pendek saja namun juga jangka panjang.
Apabila sebuah perusahaan sedang mengalami tingginnya rasio pinjaman terhadap modal dibandingkan dengan perusahaan lainnya, berarti akan terjadi risiko gagal bayar yang tinggi. Maka dari itu, pinjaman tersebut dapat mengakibatkan konsekuensi negatif terhadap aktivitas bisnis perusahaan.
Rumus DCR: DCR = jumlah total pinjaman sekarang : (total pinjaman : total ekuitas).
4. TIE (Time Interst Earned)
TIE (Time Interest Earned) merupakan rumus penghitungan laba yang dapat membantu membayar pinjaman yang ada bunganya. Ketika menggunakan rumus TIE ini perusahaan akan mengetahui berapa jumlah laba bersihnya yang dimiliki oleh perusahaan. Rumusnya yaitu, TIE= (laba +penyusutan) : bunga pinjaman jangka panjang.
5. TAD Coverage (Tangible Assets Debt Coverage)
TAD Coverage berguna untuk membantu perusahan menjamin pinjaman jangka panjang dengan menghitung banyaknya jumlah aset. Adapun rumus TAD Coverage adalah TAD Coverage = (total aktiva+tangible+utang lancar) : pinjaman dalam waktu panjang.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa leverage adalah kegiatan peminjaman modal untuk kebetuhan aset perusahaan. Terdapat segala jenis leverage yang sengat membantu pengusaha. Namun, terdapat risiko jika leverage tidak digunakan secara tepat.