Database startup Indonesia memberikan beberapa data menarik soal startup di Indonesia. Perlu diketahui, sampak akhir tahun ini, jumlah sudah mencapai ribuan. Badan Ekonomi Kreatif sudah membuat peta mengenai keberadaan industri ini. Hal ini sangat penting dan bisa dijadikan sebagai acuan untuk mengembangkannya lebih baik.
Tidak hanya berisi perusahaan sukses dengan nilai transaksi mencapai milyaran. Melainkan, beberapa bisnis yang sudah tutup. Database ini sudah diverifikasi oleh pihak terkait. Harapannya, bisa dijadikan sebagai contoh dalam memberikan kebijakan. Menariknya, dalam mapping tersebut tidak hanya berskala nasional saja, daerah juga.
Ada fakta menarik yang dihasilkan dari verifikasi ini. Seperti, sebagian besar founder yang berusia di kisaran 24 tahun hingga 37 tahun. Fakta ini cukup mengejutkan memang. Melihat betapa kreatif dan penuh semangat generasi milenial saat ini. Fakta lain adalah jabodetabek jadi kawasan paling banyak menghadirkan startup.
Database Startup Indonesia
Dalam proses pemetaan yang dilakukan oleh MIKTI dan Teknopreneur Indonesia ini tidak hanya mengumpulkan beberapa data mengenai berbagai startup sukses saja. Melainkan, yang sudah tutup juga disediakan lengkap. Sehingga, Anda bisa mengambil pelajaran mengapa mereka tidak bisa beroperasi.
Sorabel
Sangat disayangkan perusahaan seperti Sorabel harus tutup. Melihat berbagai produk yang ditawarkan sangat bagus dan menarik. Dalam perjalanannya, usaha dengan nama pertama kali ini sebagai sale stock terkena dampak dari pandemi. Ketiadaan dari modal membuat startup ini harus gulung tikar.
Kekuatannya dalam bertahan masih kurang baik. Kesalahan yang dilakukan mereka adalah kurang peka terhadap berbagai kebutuhan pelanggannya. Coba kami bandingkan dengan penantang mereka yang sangat banyak. Berbagai startup tersebut awalnya menghadirkan produk fashion.
Hanya saja, mereka mengembangkannya menjadi sebuah toko untuk segala jenis barang. Jumlahnya tidak hanya satu saja, hingga ratusan. Promo yang diberikan seperti gratis ongkir, memang sangat dibutuhkan. Tidak hanya itu, ada beberapa program ditawarkan dan cukup menarik.
Sayang, Sorabel tidak mengadopsinya. Mereka masih bertahan dengan bisnisnya. Walaupun, produknya sangat bagus. Hanya saja, dalam dunia bisnis Anda tidak bisa memaksakan keinginan. Melainkan, harus patuh pada apa yang diinginkan pasar. Bahkan, tidak ada salahnya melihat pesaing dan menirunya dengan program lebih baru dan segar.
Airy Rooms
Dari database startup Indonesia lain ada Airy Rooms. Alasan utama dari penutupan perusahaan pada 31 Mei 2020 ini adalah tidak tahan dari badai Covid 19 yang menerjang berbagai macam sektor. Termasuk pariwisata yang jadi sendi utama dampak terbesar dari ganasnya virus tersebut.
Sebenarnya, perusahaan ini cukup bagus dalam memberikan pelayanannya. Hotel mereka sangat bagus, fasilitas oke, hanya saja pandemi membuat tingkat okupansinya semakin sedikit. Cadangan dana dari produk Airy sendiri tergerus terlalu dalam. Hal ini membuatnya sulit untuk tetap memberikan fasilitas yang baik.
Dalam perjalanannya, startup ini memberikan berbagai bentuk promo menarik. Bahkan, harganya cukup menarik. Lebih murah dari berbagai produk lainnya. Ada yang harganya mulai dari 50 ribuan dengan fasilitas seperti penginapan 200 ribuan. Bahkan, potongan harganya bisa mencapai 50%, dengan berbagai kemudahan yang diberikan.
Sayangnya, produk yang diberikan oleh Airy hanya sekedar penginapan saja. Berbeda dengan perusahaan lain yang sudah menyediakan berbagai kemudahan dalam pelayanan traveling. Seperti, hadirnya tiket kereta api, pesawat, hingga sewa mobil. Paket liburan juga sudah disediakan, sehingga semuanya tampak mudah dalam menjalankan liburan.
Bila dilihat lagi, Airy sudah memberikan layanan pembelian tiket hanya saja, sedikit terlambat. Perlu diingat perilaku psikologis dari pelanggan adalah tidak ingin pindah ke tempat lain bila sudah merasa nyaman dengan fasilitas dan fitur yang diberikan. Walaupun, dari segi harga sedikit lebih tinggi.
HOOQ
Tanggal 30 April 2020, menjadi layanan terakhir HOOQ mengudara di Indonesia. Hal ini bukan karena pandemi. Lebih ke pemasok modal yang tidak ingin melanjutkan bisnis tersebut. Dari segi pelayanan sebenarnya cukup menarik, menghadirkan berbagai film box office Indonesia dan luar negeri.
Tetapi, persaingan cukup tinggi sementara bisnis mereka berjalan dengan program bayar yang diterapkan di negara berkembang awalnya cukup baik. Tetapi, semakin banyaknya startup serupa membuatnya kalah bersaing. Oleh karena itu, inovasi jadi satu hal paling penting untuk sebuah layanan.
Eatsy
Eatsy merupakan layanan penyedia makanan dari Singapura yang sempat hadir di Indonesia pada bulan November lalu. Tetapi, dampak virus corona yang melarang keluar rumah karena kebijakan lockdown, membuat bisnis ini mulai terkontraksi hebat. Pesaing utama dari Gofood ini sebenarnya sudah menggandeng OVO dan Moka.
Tetapi, keperkasaan Go Food yang sudah merambah ke semua sektor dari yang kecil hingga besar. Bahkan, usaha rumahan juga sudah menggunakan layanan tersebut. Hal ini yang belum didapatkan oleh Eatsy. Sarana promosi yang kurang memang jadi penghambat mengapa bisnis ini sulit berkembang
Kitabisa
Dalam database startup Indonesia tidak hanya memunculkan sesuatu yang gagal saja. Tetapi, ada juga yang berhasil. Seperti, Kitabisa yang hadir dengan donasi dari banyak orang. Mereka membantu hampir seluruh pelosok Indonesia mulai dari pembangunan masjid, bencana alam, beras makanan dan masih banyak lagi.
Inovasi yang mereka cukup banyak, seperti program saling jaga. Para donatur menjadi satu memberikan uang secara patungan untuk anggota lain yang sedang terkena penyakit. Bahkan, saat ini sedang disiapkan dana patungan untuk saling menjaga orang tua. Hal ini memang dibutuhkan oleh semua orang.
Gojek
Siapa yang tidak mengenal Gojek. Startup yang bergerak di bidang trasnportasi ini adalah pertama kali yang menggerakkan ojek. Sehingga, banyak orang mempunyai pekerjaan dan penghasilan cukup. Selain itu, layanannya sangat banyak, ada pengantaran makanan dan minuman, pembayaran tagihan, membeli berbagai macam kebutuhan.
Sayang, karena pandemi ada layanan yang haru dihentikan. Tetapi, tidak mengurangi kepercayaan pelanggan terhadap Brand tersebut. Gojek masih tetap eksis dan jadi digital platform pertama yang menggunakan layanan dompet digital. Kemudahan dalam menggunakannya jadi alasan utama banyak yang menggunakan.
Shoppe
Database startup Indonesia terakhir adalah shoppe, e-commerce yang sukses dengan program gratis ongkir yang hadir hampir setiap bulan. Barang yang ditawarkan juga berkualitas. Anda terhindar dari penipuan. Tidak heran bila saat ini shoppe bertengger jadi nomor satu.
Kemudahan dalam mengakses juga jadi fitur utama. Tidak rumit, proses pengiriman sesuai dengan yang dijanjikan oleh setiap toko. Hadirnya fasilitas tanam shoppe jadi hal yang paling dinantikan. Karena, di sana ada banyak promo menarik bisa Anda dapatkan. Dari segi harga tidak terlalu mahal, pas dengan kantong ibu-ibu rumah tangga.
Pemetaan seperti ini memang sangat penting, tidak hanya mengetahui bagaimana rekor masing-masing perusahaan saja. Melainkan, Anda bisa belajar sedikit banyak dari pengalaman mereka. Indonesia merupakan negara dengan iklim bisnis yang cukup dominan. Sehingga, perlu inovasi lain untuk bisa bertahan.