Model bisnis E-commerce saat ini mulai digemari dan ditiru oleh para pengusaha muda. Alasan utamanya adalah sistem yang langsung tepat sasaran. Hal ini juga berpengaruh pada penjualan dan strategi dalam menjalankannya. Pada dasarnya pelaku usaha ini secara garis besar ada 2 yaitu konsumen dan produsen.
Kemudian, konsumen bisa dipecah lagi yaitu umum seperti Anda serta pemerintah, instansi atau biasa disebut dengan Admin. Dari kedua komponen utama ini terbentuk sebuah pola yang menentukan arah dan kebijakan dari sebuah usaha. Hal ini sangat penting dilakukan agar pelanggan tahu apa yang dijual dan ditawarkan kepada mereka.
Oleh karena itu, sebelum Anda menentukannya seperti apa, usahakan untuk mengetahui di mana posisi Anda. Perlu diingat, jangan terpaku pada produsen atau konsumen saja. Semua bisa jadi pelaku dan pelanggan. Tergantung dari mana Anda melihat peluang tersebut dan produk yang akan ditawarkan.
Produsen dengan Produsen
Model bisnis E-commerce bisa mempertemukan antara pelaku dengan pelaku. Sebagai contoh, produksi tahu, saat penjual membuatnya pasti membutuhkan bahan dasar kedelai. Posisi pedagang tersebut tetap sebagai produsen karena, tahu yang dibuatnya akan disebarkan ke pasar, restoran, atau pedagang lainnya.
Dari contoh ini, sudah jadi bukti bahwa pelaku dan pelaku bisa bertemu dan melakukan transaksi bisnis. Biasanya pola seperti prosesnya sangat panjang dan seakan tidak akan pernah ada habisnya. Contoh lain adalah reseller, mereka juga bertindak sebagai pelaku yang mengambil ke sebuah toko.
Tetapi, toko tersebut tidak membuatnya sendiri, mereka juga ambil dari penjahit. Jika, Anda ingin melakukan model seperti ini, cukup sulit. Karena, mencari pelanggan untuk menjualnya kembali tidak mudah. Tetapi, keuntungannya Anda akan mendapatkan konsumen loyal. Kemungkinan untuk mengambil produk lain sangat kecil.
Hal ini dipengaruhi oleh faktor psikologi manusia. Mulai dari rasa tidak enak hati karena, terlalu jauh mengenalnya. Hingga malas mencari orang lain karena, kualitasnya belum tentu sama. Bahkan, saat Anda menaikkan harga hingga 30%, mereka tetap saja loyal membeli. Kecuali, tersandung masalah pribadi.
Produsen Dengan Konsumen
Model bisnis E-commerce seperti ini sangat sering digunakan. Bahkan, hampir semua jenis usaha menggunakannya. Keunggulan yang bisa Anda dapatkan adalah teknik promosi dan iklan bisa dilakukan dengan cara sederhana. Bisa menggunakan endorsment para artis atau selebgram. Atau lakukan posting rutin setiap hari.
Mendapatkan pelanggan juga tidak butuh waktu lama. Kecuali, bagi yang baru pertama kali membangun usaha. Beberapa belum kenal dengan produk dan perjalanan Anda. Sehingga, butuh tenaga ekstra. Sayangnya, untuk mendapatkan pelanggan tetap sangat sulit. Karena, mereka tidak hanya membeli pada satu toko saja.
Dari sisi psikologis juga ada perbedaan mencolok, yaitu ingin produk dengan harga paling murah tetapi, kualitas nomor satu. Jika, Anda memberikan kenaikan harga bisa dipastikan pelanggan akan pergi. Perlu diingat, pengguna model semacam ini sangat banyak, sehingga Anda perlu cermat dalam mengambil kebijakan.
Kecuali, produk tersebut tidak dimiliki oleh semua toko, dan termasuk dari Limited Edition. Kemungkinan, untuk membeli sangat besar. Kelemahan lainnya adalah sangat mudah ditiru, sehingga perlu tingkat kreativitas agar bisa bertahan dan tidak diambil oleh toko lain. Bisa dengan menghadirkan produk baru setiap hari, atau promo menarik.
Pedagang dengan Pedagang
Model bisnis E-commerce seperti ini tidak jauh berbeda dengan pelaku dan pelaku. Hanya saja, kondisinya di balik sehingga, polanya adalah konsumen bertemu konsumen. Tidak membutuhkan kerja ekstra keras untuk mendapatkan pelanggan. Karena, mereka sudah tahu bagaimana kondisinya.
Salah satu contohnya adalah transaksi barang bekas, paling sering adalah alat transportasi seperti, mobil dan motor. Anda tidak perlu memberikan terlalu banyak iklan, karena kondisinya sudah bisa dilihat dan diprediksi. Sebagai contoh, motor 10 tahun lalu. Beberapa orang pasti sudah tahu bagaimana kondisinya.
Tidak mungkin dalam keadaan baik 100%, seperti saat Anda membeli motor baru. Hal tersebut pasti sudah diantisipasi dengan baik. Mungkin, dengan mencari berbagai bahan lainnya. Sayangnya, dalam pola seperti ini, tidak bisa dijadikan sebagai pendapatan utama. Karena, harganya akan selalu turun setiap tahun.
Bahkan, kondisinya bisa jauh lebih buruk karena, biaya perawatannya bisa lebih banyak. Bila dihitung secara matematika akan mempengaruhi kerugian. Sehingga, pola seperti ini jarang digunakan. Cara melakukan promosinya juga tidak terlalu sulit, cukup melalui media sosial saja dengan aktif.
Konsumen dengan Produsen
Bagi Anda yang statusnya adalah konsumen, bisa juga menjual ke berbagai produsen. Biasanya bisnis model seperti ini digunakan untuk jasa. Contoh, Anda pekerja freelance, memberikan apa yang dibutuhkan oleh perusahaan. Ada banyak keuntungan bisa didapatkan menggunakan teknik ini.
Anda tidak hanya bekerja sama dengan satu perusahaan saja. Melainkan, bisa beberapa perusahaan sekaligus. Tetapi, harus sesuai dengan kualitas agar tidak mengecewakan. Walau sebagai freelance, tetapi nama baik Anda tetap harus dipertahankan sebagai profil yang baik. Perlu diingat sistem seperti ini, tidak ada ikatan kontrak, sehingga bisa diputus kapan saja.
Satu hal yang harus diperhatikan adalah pengalaman dan kualitas produk. Oleh karena itu, untuk bisa memasarkannya tidak mudah. Butuh pengalaman tidak sedikit. Sebagai contoh penulis artikel. Setidaknya, mereka sudah pernah membuat banyak judul dalam kurun waktu satu tahun.
Kompetisi untuk mendapatkan hati perusahaan utama sangat banyak. Bahkan, jumlahnya bisa mencapai jutaan. Semua orang punya kualitas terbaik, sehingga Anda perlu cermat dan dalam memilihnya. Keunggulan lainnya adalah banyak perusahaan lebih menyukai jasa freelance seperti ini, sehingga kesempatan Anda lebih banyak.
Produsen dengan Pemerintah
Model bisnis E-commerce terakhir adalah pelaku bisnis ke pemerintah. Anda bisa menyediakan berbagai macam produk. Kelemahan menjalankan model seperti ini prosesnya sangat sulit dan panjang. Bahkan, produk akan diteliti secara detail. Banyak, perusahaan lain juga menggunakannya.
Keunggulan yang bisa diraih, biasanya mempunyai kontrak sangat panjang dan keuntungan bisa berlipat. Inilah alasan utama mengapa banyak produsen lebih menyukai model seperti ini. Biasanya, proses melalui tender dan Anda harus kreatif dalam menawarkannya. Biasanya, proyek yang ditawarkan mencapai puluhan hingga ratusan milyar rupiah.
Kondisi ini juga bisa terjadi pada konsumen ke pemerintah. Mereka menawarkan jasa perlindungan seperti, hacker atau bidang lainnya. Bila Anda menginginkan pola seperti ini, satu hal yang harus diperhatikan adalah legalitas. Wajib menyandang status PT, bila individu, harus punya segudang prestasi.
Jika, baru saja terjun kemungkinan untuk digunakan sangat kecil. Perlu diingat, pemerintah akan menilai semuanya dari nol. Sebagai contoh, bagaimana perjalanan toko selama ini, contoh produk atau jasa yang ditawarkan. Jangan sampai salah sedikit saja, produk tidak bekerja maksimal.
Hal seperti ini akan dihindari, bahkan saat Anda mengikuti tender untuk keperluan lain. Pola di atas bisa diterapkan dalam berbagai jenis usaha. Jangan pernah gunakan produk berkualitas buruk. Agar konsumen selalu mencari dan menginginkan produk yang Anda tawarkan.
1 thought on “Model Bisnis E-Commerce Untuk Anda yang Ingin Mengawali Bisnis”