Di dunia bisnis, istilah Multi Level Marketing atau MLM adalah topik yang penuh kontroversi. Dalam perkembangannya, MLM mendapat sorotan baik dari sudut pandang positif maupun negatif. Tidak jarang pula muncul anggapan negatif yang menciptakan keraguan terhadap model bisnis ini.
Multi Level Marketing, atau yang juga dikenal dengan istilah pemasaran berjenjang, merupakan model bisnis yang berfokus pada distribusi produk atau jasa melalui jaringan distributor independen. Dalam artikel ini, akan dibahas mengenai MLM dan hal terkait lainnya.
Pengertian MLM Adalah
Di dunia pemasaran, Multi Level Marketing (MLM) merupakan sebuah strategi yang memperlihatkan struktur berjenjang, sering kali disamakan dengan piramida. Meskipun memiliki konsep yang menarik, tetapi pula menyimpan kontroversi di dalamnya.
Dalam sistem MLM, tidak hanya penjualan yang menjadi sumber penghasilan bagi seorang distributor. Lebih dari itu, mereka juga mendapatkan komisi dari penjualan yang dilakukan oleh distributor yang telah mereka rekrut.
Dengan kata lain, setiap distributor dapat mengembangkan jaringan sendiri dan mendapatkan komisi dari penjualan di seluruh jaringan tersebut. Sebagai contoh, bayangkan Anda yang menjual produk skincare dan mengajak teman Anda untuk terlibat dalam bisnis tersebut.
Teman Anda tertarik dan bergabung dalam bisnis tersebut. Kemudian, Anda membawa produk dan peluang bisnis ini kepada teman-temannya yang lain.
Dalam skenario ini, setiap produk yang berhasil dijual oleh teman Anda, tidak hanya memberikan komisi kepada mereka sendiri, melainkan juga memberikan komisi kepada Anda sebagai distributor yang merekrut teman Anda.
Begitu pula, jika teman-teman dari teman Anda tergugah untuk ikut bergabung dalam bisnis, teman Anda dan Anda akan mendapatkan komisi dari penjualan yang mereka lakukan.
3 Jenis MLM
Multi Level Marketing (MLM) telah menjadi topik diskusi yang hangat dalam dunia bisnis. Namun, perlu diketahui bahwa ada berbagai jenis MLM berdasarkan sumber pendapatan utamanya. Beberapa jenis MLM adalah:
1. MLM Berbasis Produk
Dalam jenis MLM ini, pendapatan utama berasal dari penjualan produk. Perusahaan MLM bisa saja memproduksi produk mereka sendiri atau bekerjasama dengan pihak ketiga yang menyediakan produk yang nantinya diberi label merek MLM tersebut.
Produk yang ditawarkan dapat beragam, mulai dari suplemen kesehatan, vitamin, hingga produk perawatan kecantikan. Model ini mendorong penjualan berulang (repeat purchase), di mana pelanggan cenderung membeli produk secara berkala.
Keberhasilan distributor MLM dalam menjual produk akan memberikan dampak langsung terhadap pendapatan mereka.
2. MLM Berbasis Jasa
Mirip dengan MLM berbasis produk, jenis MLM ini fokus pada penjualan jasa. Perbedaannya, distributor dalam model ini menjual membership atau keanggotaan yang memberikan akses terhadap layanan dari perusahaan MLM.
Namun, ketika membership perlu diperbarui (renewal), komisi yang didapat distributor cenderung kecil. Ini mengharuskan distributor untuk terus mencari klien baru guna menjaga pendapatan mereka.
Jasa yang ditawarkan juga beragam, seperti rencana pendidikan online, membership perusahaan untuk bantuan pelayanan hukum, konsultasi keuangan, dan lainnya.
3. MLM Berbasis Keanggotaan
Jenis MLM ini dikenal sebagai skema piramida. Praktik ini berfokus pada merekrut anggota baru tanpa memberikan penekanan pada penjualan produk atau jasa. Model ini menjanjikan komisi besar kepada anggotanya berdasarkan jumlah rekrutan baru yang berhasil diakuisisi.
Namun, perlu diingat bahwa beberapa praktik seperti ini dapat melanggar regulasi atau dianggap ilegal dalam beberapa yurisdiksi. Praktik semacam ini sering kali mendapat sorotan negatif dan dapat berdampak buruk pada reputasi bisnis.
Penting untuk memiliki pemahaman yang baik tentang jenis MLM yang akan diikuti sebelum terlibat. Meskipun ada MLM yang sah dan beretika, ada pula yang menciptakan keraguan dan dapat merugikan.
Sebelum terlibat dalam bisnis MLM, penting untuk melakukan riset mendalam, membaca kontrak dengan seksama, dan memahami bagaimana kompensasi berjalan.
Cara Kerja dari MLM
Beberapa cara kerja dan sistem MLM adalah:
1. Peran Upline dan Downline
Istilah “upline” dan “downline” merujuk pada dua posisi yang penting dalam struktur MLM. Upline adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada individu atau tenaga penjual yang berada di level lebih tinggi dalam jaringan. Mereka yang berada di atas dalam hirarki.
Di sisi lain, downline adalah istilah untuk para anggota atau bawahan yang berada di level lebih bawah dalam jaringan MLM. Secara sederhana, upline dapat dianggap sebagai atasan dari downline. Namun, dinamika ini tidak bersifat statis.
Seorang downline memiliki potensi untuk menjadi upline ketika mereka berhasil merekrut anggota baru ke dalam jaringan mereka sendiri.
2. Pentingnya Mengembangkan Jaringan
Dari konsep ini, dapat dipahami bahwa cara kerja MLM melibatkan mengembangkan jaringan yang semakin besar. Sukses dalam MLM bukan hanya tentang kemampuan untuk menjual produk atau jasa, tetapi juga kemampuan untuk merekrut anggota baru ke dalam jaringan.
Semakin banyak downline yang berhasil direkrut, semakin besar potensi keuntungan bagi upline. Namun, penting untuk diingat bahwa keberhasilan dalam MLM bukanlah jaminan. Tidak hanya merekrut anggota baru, tetapi memastikan bahwa downline dapat menjual produk atau jasa.
Hal ini juga menjadi kunci keberhasilan. Peningkatan penjualan di seluruh jaringan akan berdampak positif pada pendapatan upline.
3. Pentingnya Pengetahuan dan Kepahaman
Sebelum terlibat dalam bisnis MLM, pengetahuan yang baik tentang bagaimana cara kerja sistem ini sangat penting. Perlu dipahami bahwa tidak semua orang cocok untuk model bisnis ini.
Selain itu, ada pula beberapa MLM yang dapat dikategorikan sebagai skema piramida ilegal yang dapat merugikan anggotanya.
Kepahaman yang baik tentang struktur MLM, upline, downline, serta kompensasi yang ditawarkan akan membantu individu membuat keputusan yang lebih bijak dan informasi dalam mengambil langkah dalam bisnis ini.
Contoh Usaha MLM
Beberapa contoh usaha MLM adalah:
1. Oriflame: Kecantikan dan Keuntungan
Salah satu contoh bisnis MLM yang populer adalah Oriflame. Mungkin Anda pernah mendengar tawaran atau bahkan menjadi anggota Oriflame sendiri. Keberhasilan Oriflame sebagai bisnis MLM dapat dikaitkan dengan sistem keuntungan yang transparan dan mudah dipahami.
Perusahaan kosmetik asal Swedia ini memberikan kesempatan bagi para anggotanya untuk membeli produknya dengan diskon khusus.
2. Herbalife: Kesehatan dan Keberhasilan
Herbalife merupakan salah satu bisnis MLM yang lahir di Los Angeles, Amerika Serikat, dan berhasil meraih kesuksesan dalam operasinya di lebih dari 90 negara, termasuk Indonesia. Salah satu daya tarik Herbalife adalah kesempatan untuk meraih penghasilan yang signifikan.
Keanggotaan di Herbalife dapat membuka peluang untuk memperoleh pendapatan hingga jutaan dolar.
3. Tupperware: Memasak, Makan, dan Menghasilkan
Perusahaan asal Amerika Serikat, Tupperware, yang dikenal dengan produk alat masak dan makan berbahan plastik, juga telah mencapai kesuksesan dalam bisnis MLM di Indonesia. Kiprahnya semakin besar berkat inovasi dalam model penjualan.
Sejak tahun 1950-an, Tupperware telah menerapkan sistem potongan harga bagi anggota yang bergabung.
Bisnis MLM adalah bisnis yang masih menjadi kontroversi. Oleh karena itu, Anda perlu untuk memikirkannya dengan baik sebelum memulai bisnis ini.