Profit adalah istilah yang barangkali sudah pernah Anda dengar, atau bahkan sering. Khususnya jika Anda berkecimpung dalam dunia bisnis. Kata ini berasal dari Bahasa Inggris, namun sudah sering digunakan sehari-hari, dan banyak yang memahaminya.
Dalam ranah yang lebih profesional, profit biasa disebutkan dalam laporan atau pembukuan keuangan. Kalau diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, profit adalah keuntungan, terkadang juga bisa disebut sebagai laba.
Nah, di bawah ini akan kami bahas apa itu profit, jenis-jenisnya, dan alasan kenapa profit penting ketika Anda melakukan bisnis. Mungkin sudah banyak yang tahu arti profit, namun jika dielaborasi, ternyata banyak jenis-jenisnya, yang tentu harus Anda pahami.
Definisi Profit Adalah?
Sebenarnya, apa sih yang dimaksud dengan profit? Jika membahas dunia bisnis, pasti tidak lepas dengan yang namanya profit atau laba. Yang namanya laba, pasti menjadi tujuan dari setiap orang dalam melakukan bisnis.
Tentunya, tidak ada orang yang berbisnis, di bidang apa saja, dan ingin mendapatkan kerugian. Semua pebisnis ingin mendapatkan profit, yang sekaligus menjadi indikator apakah bisnis yang Anda jalani tersebut sukses atau tidak.
Sayangnya, masih banyak yang menafsirkan profit dengan kurang tepat. Dalam KBBI (Andas Besar Bahasa Indonesia), profit adalah keuntungan, yang menggambarkan pendapatan yang didapatkan seseorang atau perusahaan dari aktivitas atau bisnis.
Lalu, berdasarkan buku Akuntansi Suatu Pengantar yang ditulis oleh Soemarso SR, profit adalah keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan dari aktivitas utama mereka. Penjelasan tentang profit oleh Investopedia agak berbeda.
Menurut mereka, profit adalah keuntungan yang didapatkan, setelah pendapatan dikurangi dengan seluruh biaya (pengeluaran, operasional, pajak dst). Dari beberapa pengertian di atas, tentu Anda sudah paham apa itu pengertian dari profit.
Di beberapa laporan keuangan, khususnya di perusahaan besar, profit dibagi ke dalam beberapa kategori, untuk memudahkan pelaporan. Biasanya, ada 3 kategori profit atau laba yang dilaporkan, yaitu laba bersih, laba kotor dan laba operasi.
Dalam usaha kecil, laba biasanya akan langsung masuk ke kantong pemiliknya, dan ke karyawannya seadanya ada. Berbeda dengan perusahaan yang telah tercantum di BEI (Bursa Efek Indonesia), dimana perusahaan wajib membagikan business profit ke pemegang saham (dalam bentuk dividen).
Jenis-jenis Profit
Tentu, Anda harus paham bahwa profit sangat penting untuk keberlangsungan bisnis yang Anda jalankan. Ini harus menjadi tujuan utama Anda dalam melakukan bisnis, kecuali jika Anda mengelola bisnis non profit yang tidak mementingkan laba atau keuntungan.
Profit bisa menjadi indikator atau petunjuk, bahwa Anda menjalani bisnis dengan baik dan sehat. Makanya, di setiap laporan keuangan, yang biasanya dilakukan setiap bulan, ada keterangan profit di dalamnya, untuk tahu berapa keuntungan yang Anda dapatkan pada bulan tersebut.
Nah, ada beberapa jenis profit yang harus Anda tahu, seperti yang telah disebutkan di atas. Tiga jenis profit tersebut adalah :
- Net Profit
- Operational Profit
- Gross Profit
Penjelasan masing-masing profit bisa Anda cek di bawah ini :
1. Operational Profit
Operational profit adalah laba operasional, yang juga disebut dengan Earnings Before Interest and Taxes (EBIT). Yang dimaksud dengan laba operasional adalah laba yang didapatkan perusahaan sebelum dikurangi oleh pajak atau bunga.
Tentunya, dalam perusahaan skala besar, yang tidak mungkin di-handle oleh pemiliknya sendiri, banyak operasional yang harus ditanggung. Nah, laba ini adalah laba yang didapatkan, sebelum dikurangi oleh berbagai macam kegiatan operasional perusahaan.
Beberapa contoh kegiatan bisnis yang termasuk kategori operasional adalah :
- Penjualan
- Pemasaran
- Gaji karyawan
- Iklan
- Tunjangan karyawan
- Sewa
- Depresiasi
- Komisi
Masih banyak contoh lainnya, intinya biaya yang masuk dalam operasional bisnis. Profit operasional adalah subtotal kedua di laporan laba rugi. Sebagai pebisnis, atau kalau Anda ingin bekerja di bagian keuangan, harus paham tentang hal ini.
Berikut ini cara menghitung profit operasional :
Laba Operasional = Total Pendapatan – Harga Pokok Penjualan (HPP) – Biaya Tidak Langsung (Iklan, Depresiasi, Amortisasi dst.
2. Gross Profit
Sekarang kita akan membahas jenis profit yang kedua, yaitu Gross Profit. Yang dimaksud dengan Gross Profit adalah laba kotor, yaitu laba yang didapatkan perusahaan, yang telah dikurangi oleh biaya produksi atau HPP seperti di atas.
HPP (Harga Pokok Penjualan) sendiri adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan (baik langsung atau tidak langsung) agar bisa menghasilkan suatu produk atau jasa. Jadi, laba operasional yang telah dikurangi oleh HPP, maka menjadi laba kotor atau Gross Profit.
Namanya laba kotor, ini tentu bukan profit yang dihasilkan oleh perusahaan dalam periode tertentu. Laba kotor sendiri adalah subtotal pertama di laporan laba rugi, banyak diaplikasikan di beberapa perusahaan atau bisnis di laporan keuangan mereka.
Adapun rumus atau cara menghitung profit kotor ini adalah seperti ini :
Gross Profit/Laba Kotor = Total Pendapatan Penjualan – HPP (Harga Pokok Penjualan).
3. Net Profit
Terakhir ada Net Profit, atau laba bersih, yaitu nilai yang tersisa, dari pendapatan perusahaan yang telah dikurangi oleh seluruh pengeluaran, termasuk bunga dan pajak. Nah, laba bersih inilah yang bisa disebut sebagai keuntungan bersih yang didapatkan oleh perusahaan atau bisnis.
Biasanya, dalam laporan keuangan, laba bersih terletak di bagian akhir. Jadi, pemilik yang ingin langsung mengetahui berapa keuntungan bersih yang dia dapatkan dari periode tertentu, tinggal lihat di bagian akhir laporan keuangan.
Adapun, cara menghitung net profit adalah sebagai berikut :
Net Profit/Laba Bersih = Total Pendapatan – Beban Usaha (Pajak dan Bunga).
Perbedaan Profit dengan Income
Sekarang kita akan membahas perbedaan profit dengan income. Selain profit, income juga istilah yang sering disebut dalam bisnis.
Berikut perbedaannya:
Profit | Income |
Profit merujuk pada perbedaan antara uang yang dibelanjakan perusahaan dengan didapatkan dalam satu periode tertentu. | Income lebih ke jumlah uang yang sebenarnya, yang didapatkan perusahaan dalam periode waktu tertentu. |
Profit berfungsi untuk menentukan jumlah arus kas perusahaan yang tersedia, serta seluruh biaya yang dikeluarkan perusahaan. | Income lebih ke jumlah total uang perusahaan yang bisa digunakan untuk menjalankan bisnis. |
Profit dapat dihitung di beberapa titik sepanjang tahun, yang berfungsi untuk menginformasikan kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan tersebut. | Income ditentukan satu tahun sekali, menjadi faktor untuk menentukan bisnis/perusahaan dalam menginvestasikan sisa uang. |
Profit bergantung pada income. | Income bergantung pada profit dan revenue. |
Contoh Profit
Diketahui bahwa :
Total Pendapatan = Rp15.000.000
Total Pengeluaran = Rp2.000.000 (Seluruh Pengeluaran, langsung/tidak langsung).
Berapa profit bersihnya?
Profit Bersih = Total Pendapatan – Total Pengeluaran (Rp15.000.000 – Rp2.000.0000).
Hasilnya adalah Rp13.000.0000.
Jadi, laba bersih yang didapatkan perusahaan tersebut adalah Rp13.000.000.
Profit adalah keuntungan yang didapatkan perusahaan dari kegiatan bisnis, dengan mengurangi total pendapatan dengan total pengeluaran. Mendapatkan profit yang maksimal adalah tujuan setiap bisnis, yang bisa untuk mengembangkan perusahaan yang lebih baik.