Sebenarnya hampir mayoritas masyarakat sudah mendapati kegiatan retail dalam kehidupan sehari-hari. Namun ada beberapa yang masih asing atau awam dengan istilah retail dalam dunia bisnis. Untuk itu akan dijelaskan tentang pengertian retail, karakteristik, fungsi hingga contohnya dalam ulasan berikut.
Untuk mendapat gambaran terlebih dahulu, retail adalah istilah yang mencakup industri bisnis. Cakupannya begitu luas dan besar dan telah dikerjakan oleh ratusan ribu pelaku usaha.
Lebih penasaran lagi dengan apa itu retail dan apa contohnya dalam industri bisnis sehari-hari? Langsung saja cek jawabannya di bawah ini!
Pengertian Retail dalam Industri Bisnis
Retail adalah suatu jenis penjualan produk maupun jasa dalam satuan atau eceran dengan ditujukan pada konsumen tingkat akhir secara langsung. Artinya, produk ataupun jasa ini langsung digunakan baik untuk pribadi atau keperluan rumah tangga dan tidak diperjualbelikan kembali.
Mudahnya, mungkin Anda akan menemui bisnis retail dalam kehidupan sehari-hari yang sering disebut sebagai penjual eceran. Sesuai dengan cakupannya, maka barang yang dijual umumnya ditawarkan dalam jumlah kecil. Yang mana para konsumen tidak harus membeli 1 pak atau 1 kardus.
Dalam hal ini, jika menemui penjualan dalam jumlah besar seperti pabrik yang mengharuskan pembelinya membeli produk berkardus-kardus, maka ini bukan termasuk dalam retail.
Jika disimpulkan, maka produsen pelaku retail akan melakukan transaksi non retail berupa pembelian dalam jumlah besar pada produsen tangan pertama seperti pabrik dan semacamnya.
Nantinya produk tersebut akan dijual kembali dalam bentuk eceran dan dijual dengan harga yang berbeda dengan saat beli. Dari sinilah pelaku usaha retail akan mendapatkan keuntungan dari kegiatan penjualannya.
Memahami Rantai Pasokan Distribusi Pada Retail
Apabila Anda telah sedikit memiliki gambaran dari pengertian retail di atas, maka perlu dipahami bahwa terdapat cara kerja tersendiri dalam bisnis satu ini. Sistem yang paling umum digunakan para pelaku usaha retail adalah dimulai dengan mengadakan transaksi dengan produsen yang bisa menyuplai barang.
Transaksi ini harus dilakukan dengan produsen tangan pertama atau grosiran. Ini karena pelaku retail membutuhkan barang dengan harga yang paling murah di pasaran. Karena selanjutnya barang-barang tersebut akan dijual kembali dan pelaku usaha retail tentu membutuhkan keuntungan yang bisa diambil.
Dari sini sudah terlihat terdapat perbedaan besar antara pengertian dari retail dan grosir. Jika grosir masih menyalurkan barang pada distributor, retail akan langsung menjual barang pada konsumen tingkat akhir.
Berdasarkan cara kerja tersebut, maka bisnis retail secara tidak langsung akan membentuk rantai pasokan distribusi tersendiri. Rantai tersebut terdiri dari berbagai pelaku usaha sebagai berikut:
1. Produsen
Usaha retail akan dimulai dari produsen yang memproduksi barang atau jasa. Singkatnya produsen bisa berupa pabrik, atau pihak yang membuat bahan baku utama suatu barang. Karena merupakan pihak yang pertama kali membuat suatu produk atau jasa, maka produsen kerap disebut sebagai tangan pertama.
2. Grosir
Tidak langsung sampai di tangan retailer, biasanya produk akan tersalurkan lebih dahulu di pedagang grosir. Grosiran juga bisa disebut sebagai distributor karena perannya adalah menyebarluaskan barang dari produsen tangan pertama ke berbagai retailer hingga konsumen.
3. Retailer
Setelah sampai di tangan pedagang grosir, maka selanjutnya produk akan tersalurkan pada para retailer. Tentu mereka masih mendapatkan harga yang murah karena membeli barang dengan harga grosir. Namun perlu diingat bahwa retailer haruslah membeli produk dalam jumlah yang banyak sekaligus.
Retailer perlu pintar-pintar mencari grosir terbaik agar mendapatkan harga terbaik pula. Pasalnya hal inilah yang nanti akan menjadi penentu bagi retailer dalam mendapatkan keuntungan dari usaha yang dijalankan.
4. Konsumen
Setelah menghitung segala biaya beserta keuntungannya, maka retailer dapat menyalurkan produk di tangan terakhir, yaitu konsumen tingkat akhir. Yang dimaksud dengan konsumen tingkat akhir adalah konsumen tidak lagi menjual kembali barang tersebut dan langsung menggunakan untuk kebutuhannya.
Inilah mengapa pengertian retail selalu berkaitan dengan konsumen tingkat akhir. Karena sekali konsumen kembali menjual barang dari retail, terlebih menjual dengan harga yang lebih mahal untuk mendapat keuntungan, maka transaksi sebelumnya tidak termasuk dalam retail.
Fungsi Retail Dalam Siklus Pemasaran
Telah dilakukan oleh jutaan pelaku usaha, tentu retail memiliki banyak peran serta fungsinya tersendiri. Adapun fungsi-fungsi retail akan terangkum dalam penjelasan di bawah:
Adanya contoh retail makanan seperti mie instan yang dijual ecer, snack, hingga bahan baku seperti telur dan beras menjadi bukti bahwa retail berfungsi untuk mempermudah para konsumen. Jika tidak terdapat retail, maka tentu tidak sedikit konsumen yang merasa keberatan harus membeli dalam jumlah banyak.
Apalagi jika konsumen hanya perlu memenuhi kebutuhan pribadinya sendiri, maka tentu diperlukan produk eceran dalam jumlah yang sesuai kebutuhan.
2. Berperan Memasarkan Produk
Retail juga memiliki fungsi serta peran yang amat besar dalam mempromosikan suatu produk. Produk-produk yang bisa ditemukan dengan mudah di berbagai retail tentu akan membuat produk tersebut lebih mudah dikenal oleh masyarakat secara luas.
Dengan begitu pemutaran ekonomi akan terus bergerak aktif antara produsen dengan konsumen. Itulah mengapa sebenarnya retail adalah salah satu rantai distribusi yang sangat penting dalam industri bisnis.
3. Menguntungkan Produsen serta Grosir
Fungsi retail selanjutnya adalah turut bermanfaat bagi pelaku usaha yang berperan sebagai produsen atau grosir. Pasalnya kehadiran retail akan memudahkan produk yang dihasilkan sampai ke tangan konsumen dengan lebih mudah, efektif, dan efisien.
Sehingga selain bisa mendapatkan keuntungan tersendiri, retailer tentu juga akan menguntungkan para produsen serta grosir.
4. Adanya Harga serta Jenis Barang yang Bervariasi
Kehadiran retail membuat adanya berbagai barang dengan jenis serta harga yang bervariasi dalam suatu toko. Ini berbeda jika konsumen harus membeli langsung dari produsen, maka konsumen tidak bisa memilih varian produk karena yang tersedia hanya satu macam itu saja.
Sesuai dengan pengertian retail yang menjual barang secara ecer, tentu retailer akan membeli berbagai variasi barang untuk bisa memenuhi kebutuhan konsumen yang berbeda-beda.
Karakteristik Bisnis Retail
Ada berbagai karakteristik khusus yang menjadikan suatu bisnis dapat dikatakan sebagai bisnis retail. Lebih jelasnya, langsung saja simak poin-poin karakteristik bisnis retail berikut ini:
1. Bersangkutan dengan Konsumen Akhir
Karakteristik utama bisnis retail adalah adanya kontak secara langsung dengan konsumen tingkat akhir. Retailer akan menjual barang yang akan langsung digunakan oleh konsumen tanpa dijual kembali oleh konsumen tersebut.
2. Menjual Barang dalam Jumlah Kecil
Selanjutnya bisnis retail juga memiliki karakteristik utama menjual barang dalam jumlah kecil dan eceran. Barang tersebut akan dijual dengan harga ecer yang tentu berbeda dengan harga grosir yang lebih murah.
3. Menyediakan Banyak Varian Produk
Berbeda dengan produsen tangan pertama seperti pabrik yang hanya fokus pada jenis produk tertentu, retailer akan menyediakan produk dengan jenis dan harga yang bervariasi.
4. Perantara Produsen dengan Konsumen
Mengambil barang dari produsen dan menjualnya pada konsumen secara tidak langsung menjadikan retailer sebagai perantara pasokan distribusi produk.
Pengertian retail dalam artian lain juga bisa disebut dengan penjual eceran. Meski Anda mungkin awam dengan istilah retail, dalam kehidupan sehari-hari retailer bisa ditemukan dengan sangat mudah. Jadi, apakah Anda tertarik bisnis retail untuk meraih cuan?