Langkah metode ilmiah bisa ditempuh oleh seseorang yang menginginkan jawaban atas suatu permasalahan ilmiah. Singkatnya, metode ilmiah itu sendiri merupakan cara sistematis yang umumnya dilakukan oleh para ilmuwan dalam memecahkan masalah yang tengah dihadapi dalam penelitian.
Dengan kata lain, langkah metode ilmiah adalah apa yang akan mengarahkan Anda selaku peneliti agar bisa menyelesaikan penelitian. Seperti yang sudah disampaikan, metode ilmiah itu adalah cara sistematis yang berurutan.
Sehingga, seseorang yang ingin melakukan penelitian, harus memahami serta mengikuti langkah-langkah yang ada dalam metode ilmiah. Adapun langkah-langkah yang ada dalam metode ilmiah ini sebagai berikut:
Pengertian dan Langkah Metode Ilmiah
Pengertian metode ilmiah cukup bervariasi, diantaranya seperti yang sudah dijelaskan di atas. Namun selain itu, metode ilmiah juga bisa dianggap sebagai cara peneliti dalam menemukan, mengembangkan serta menguji hipotesis.
Dalam melakukan penelitian dengan metode ilmiah, tentunya ada prosedur yang harus diikuti secara berurutan atau sistematis sebagai berikut.
1. Mengidentifikasi Masalah
Metode ilmiah selalu diawali dengan peneliti yang mengidentifikasi masalah. Maksudnya adalah peneliti menetapkan atau menentukan masalah yang akan diteliti. Ini adalah langkah awal sekaligus langkah yang sangat penting dalam penelitian walaupun memang tidak ikut masuk dalam struktur penulisan.
Mengidentifikasi masalah harus dilakukan pertama kali agar masalah yang akan diteliti lebih jelas. Masalah yang sudah teridentifikasi sejak awal akan membanyu menghasilkan penelitian yang berkualitas.
Bahkan bukan hanya itu, jika identifikasi masalah ini jelas, bisa juga dipakai untuk menentukan apakah penelitian akan dilanjutkan atau justru dibatalkan.
2. Merumuskan Masalah
Untuk selanjutnya, langkah metode ilmiah yang benar adalah merumuskan masalah. Perumusan masalah bisa dilakukan setelah masalah yang akan diteliti selesai diidentifikasi. Rumusan masalah ini sangat erat kaitannya dengan tujuan yang hendak dicapai melalui pelaksanaan penelitian.
Rumusan masalah ini artinya adalah daftar pertanyaan yang nantinya akan dicari jawabannya melalui penelitian. Oleh sebab itu, dalam melakukan langkah yang kedua ini, Anda harus memperhatikan beberapa hal berikut:
- Perumusan masalah yang dilakukan berupa kalimat pertanyaan dan pertanyaan inilah yang ingin dijawab melalui penelitian
- Perumusan masalah harus bisa diuji
- Kalimat pertanyaan sebagai rumusan masalah harus mudah dimengerti
Dengan adanya rumusan masalah ini, peneliti jadi lebih mudah dalam melakukan penelitian karena fokus penelitian sudah ditentukan. Dengan kata lain, merumuskan masalah akan membantu agar fokus penelitian tidak melebar ke topik yang lain.
3. Penyusunan Teori Dasar atau Literatur
Begitu rumusan masalah selesai disusun, selanjutnya hanya perlu menyusun teori dasar sebagai acuan landasan teori. Teori dasar ini diperlukan supaya penelitian yang akan dilakukan memiliki dasar yang kokoh sehingga penelitian tidak terkesan sebagai kegiatan yang hanya sekedar coba-coba.
Keberadaan teori dasar ini juga sekaligus menjadi ciri bahwasanya penelitian yang dilakukan adalah cara ilmiah dalam memperoleh data serta hasil yang ditampilkan juga bukan hanya didasarkan pada prasangka yang tidak ada dasarnya.
Untuk menyusun teori dasar, Anda bisa mengkaji literatur yang terkait dengan masalah yang akan diteliti. Adapun mengkaji literatur ini bisa dengan membaca buku, mengamati penelitian serupa yang sudah pernah dilakukan sebelumnya.
4. Membuat Hipotesis
Mudahnya, hipotesis adalah dugaan sementara. Langkah metode ilmiah hipotesis bisa dilakukan setelah penyusunan teori dasar. Sebab, dugaan sementara yang diajukan harus didasarkan pada dasar teori yang telah Anda pilih sebelumnya dan hipotesis ini juga harus yang bersifat terukur.
Hipotesis ini perlu disusun sebab memiliki beberapa kegunaan sebagai berikut:
- Memandu penelitian dan memfokuskannya
- Membuat penelitian tetap berada di jalur ilmiah yaitu meneliti fakta serta hubungan antar variabel
- Memperkecil jangkauan penelitian dan memberikan batasan pada penelitian
Untuk membuat hipotesis, tentunya Anda harus menggali informasi terkait masalah yang akan dipecahkan. Salah satu contohnya ialah dengan membaca banyak literatur.
5. Menentukan Variabel Penelitian
Langkah yang selanjutnya ialah menentukan variabel penelitian. Variabel penelitian ialah faktor yang menjadi penentu validitas hasil penelitian yang dilakukan. Untuk variabel penelitian ini jenisnya ada 3 sebagai berikut:
- Variabel terikat, yaitu variabel yang akan Anda amati atau ukur dalam penelitian
- Variabel kontrol, yaitu variabel yang memang dibuat tetap
- Variabel bebas, yaitu variabel yang memang sengaja dibuat tidak tetap serta bisa mengakibatkan terjadinya perubahan pada variabel terikat
6. Menetapkan Prosedur Kerja
Mudahnya, untuk langkah yang keenam ini peneliti harus membuat rancangan penelitian atau strategi penelitian. Rancangan ini perlu dibuat sehubungan dengan upaya untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis maupun menjawab rumusan masalah.
Selain itu, rancangan ini juga menjadi alat untuk mengendalikan atau mengontrol sejumlah variabel yang bisa memberikan pengaruh terhadap penelitian. Pastinya, untuk membuat rancangan penelitian, peneliti harus paham betul dengan tujuan penelitian, data yang dibutuhkan serta alat dan bahannya.
7. Pengujian Hipotesis dan Pengumpulan Data
Pada langkah sebelumnya, Anda sudah membuat dugaan sementara atau hipotesis bukan? Sekarang, hipotesis ini harus diuji dengan berpedoman pada prosedur kerja yang sudah dirancang.
Mudahnya, pengujian hipotesis ini ialah langkah untuk menguji hipotesis sekaligus mengambil kesimpulan apakah dugaan sementara tersebut bisa diterima atau justru ditolak saja. Untuk pengujian ini bisa dengan cara survei, observasi langsung atau melalui eksperimen di laboratorium.
Intinya adalah dalam tahap ini peneliti akan melakukan penyusunan serta pengumpulan data. Adapun penyusunan serta pengumpulan data bisa dilakukan sesuai dengan jenis data yang dibutuhkan dan sesuai dengan rancangan kerja yang sudah dibuat sebelumnya.
8. Mengolah serta Menganalisis Data
Begitu data sudah terkumpul, selanjutnya tinggal mengolah data tersebut. Mengolah data ini tidak selalui berarti memanipulasi data, namun sekaligus mengubah data tadi menjadi informasi yang mudah dipahami serta berguna bagi orang-orang yang berkepentingan.
Melalui pengolahan serta analisis data, peneliti nantinya juga bisa merumuskan solusi atas masalah penelitian yang sedang dilakukan. Teknik analisis data sendiri bermacam-macam, menyesuaikan dengan jenis data yang sudah peneliti kumpulkan.
9. Membuat Kesimpulan
Data yang didapatkan sudah selesai diolah dan dianalisis, maka langkah metode ilmiah yang selanjutnya ialah membuat kesimpulan. Pembuatan kesimpulan ini bisa dengan membandingkan antara data dan hasil penelitian dengan hipotesis yang sudah dibuat sebelumnya.
Kalau hendak dijelaskan, kesimpulan itu merupakan pernyataan yang menjadi rangkuman apa saja yang telah dilakukan selama dalam kegiatan penelitian. Dalam pembuatan kesimpulan ini, Anda harus memutuskan apakah data yang sudah dianalisis mendukun hoipotesis atau tidak.
Sebenarnya, agar bisa lebih yakin lagi dalam mengambil kesimpulan, Anda bisa melakukan penelitian dan mengulangnya hingga beberapa kali.
10. Melaporkan Hasil Penelitian dan Mempublikasikannya
Setelah semua langkah di atas dilakukan, selanjutnya peneliti hanya perlu melaporkan hasil penelitiannya. Pelaporan hasil penelitian ini tentunya harus dilakukan secara sistematis, lengkap serta objektif.
Penulisan laporan juga harus dilakukan secara runtut yang dimulai dari tahap pertama hingga tahap terakhir. Begitu laporan ini siap, selanjutnya Anda bisa mempublikasikannya dengan cara mempresentasikannya dalam forum ilmiah.
Jadi sudah jelas ya langkah metode ilmiah itu apa saja? Satu hal penting yang harus diingat ialah metode ilmiah ini harus dilakukan berdasarkan fakta serta bisa dipertanggung jawabkan. Oleh sebab itu, melakukannya jangan sampai asal-asalan termasuk saat menuliskan laporannya.