Pada masa sebelum ditemukannya sistem mata uang, barter adalah metode pembayaran utama pada zamannya. Secara sederhana, sistem barter merupakan kegiatan kesepakatan antar pihak untuk saling menukar barang.
Meskipun saat ini barter sudah dianggap kuno dan tidak efektif, beberapa daerah masih menggunakan sistem ini sebagai bagian dari tradisi. Lalu, bagaimana penjelasan lebih lanjut tentang barter? Siapa yang pertama kali menemukan sistem ini?
Definisi Barter Adalah?
Mata uang kertas kini menjadi alat pembayaran yang sah. Mata uang ini diterbitkan oleh bank sentral sebagai alat pembayaran untuk menilai suatu harga barang. Jika ingin membeli suatu barang, maka Anda bisa menggunakan sejumlah uang untuk ditukar dengan barang tersebut.
Namun, sebelum masyarakat dunia mengenal alat pembayaran selain uang. Barter ialah sistem pembayaran utama yang sangat biasa ditemukan. Arti barter yakni kegiatan perdagangan atau saling menukar barang.
Dalam kegiatan tersebut, barang tidak memiliki nilai pasti sehingga bisa saja terjadi perselisihan. Oleh sebab itu, kegiatan barter harus disepakati antar pihak sehingga barang tersebut memiliki nilai yang bermacam-macam dalam sebuah transaksi.
Alasan lain untuk melakukan barter adalah ketergantungan masyarakat satu dengan yang lain. Masyarakat kuno menyadari bahwa kebutuhan hidup semakin meningkat sehingga muncullah pemikiran untuk saling menukarkan barang. Apalagi pada masa itu belum mengenal uang.
Perlu diketahui, pada zaman dulu sangat sulit untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jadi, ketika suatu daerah memiliki persediaan melimpah akan barang tertentu. Sementara di tempat lain barang tersebut tidak ada, padahal barang tersebut tergolong vital untuk kebutuhan sehari-hari.
Biasanya mereka akan melakukan pertukaran barang sebagai solusi utama dalam memecahkan masalah. Dari kegiatan tersebut muncul sebuah pemikiran dan istilah yang disebut barter.
Sejarah Barter
Kegiatan barter diperkirakan muncul pada tahun 6000 SM dan pertama kali dilakukan oleh suku Mesopotamia. Lalu, sistem ini diadopsi oleh orang Fenisia. Orang Fenisia dikenal sebagai makelar, sebab mereka membawa dan menjual barang-barang antar negara.
Sistem barter ini akhirnya semakin berkembang di kota Babilonia. Dalam sistem ini, mereka memanfaatkan tengkorak manusia dan garam sebagai standar untuk barter. Perkembangan barter tidak berhenti di saling menukar barang saja.
Sistem barter juga bisa dilakukan dengan menukar barang dengan jasa selama kedua pihak merasa saling membutuhkan. Pada tahun 1930-an sistem barter kembali populer karena sedang terjadi kelangkaan uang. Adolf Hitler, memanfaatkan sistem barter untuk mendapatkan dana perang.
Hitler tercatat telah melakukan barter dengan beberapa negara, yaitu Swedia, Rusia, dan Yunani. Bahkan setelah perang dunia II usai, rakyat Jerman juga terpaksa menerapkan sistem barter karena mata uang Jerman sedang mengalami inflasi kala itu.
Dari pemaparan di atas, bisa ditarik kesimpulan bahwa meskipun mata uang sudah ditemukan dan dicetak oleh masing-masing negara, tidak membuat sistem barter menjadi hilang seketika. Terutama ketika terjadi krisis moneter sebagai antisipasi nilai mata uang yang tidak menentu.
Syarat Barter Adalah?
Agar kegiatan tukar menukar barang bisa terlaksana dengan baik, maka Anda harus mengetahui apa saja syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi ketika melakukan barter. Syarat barter diantaranya yaitu:
1. Ada Orang yang Diajak untuk Barter
Syarat utama saat melakukan barter ialah ada seseorang yang mau melakukan menukar barang dengan Anda. Karena kegiatan ini bersifat dua arah, maka sudah pasti membutuhkan orang lain yang bisa diajak untuk melakukan tukar barang.
2. Rasa Saling Membutuhkan
Setelah menemukan orang yang bisa diajak untuk bertukar barang, maka syarat selanjutnya adalah Anda harus memiliki barang yang dibutuhkan oleh orang tersebut.
Hal ini menjadi syarat penting karena tujuan utama dari sistem barter adalah saling memenuhi kebutuhan satu sama lain.
3. Barang yang Ditukar memiliki Nilai yang Sama
Barang yang ditukar harus memiliki nilai yang sama. Hal ini bisa dilihat dari segi kualitas dan kuantitas barang. Apabila ada perbedaan nilai antara barang satu dengan barang yang lain maka salah satu pihak akan merasa rugi. Sehingga harus ada kesepakatan terlebih dahulu.
Jenis-Jenis Barter Adalah?
Meskipun kegiatan ini hanya berkutat pada menukar barang, ternyata barter memiliki beberapa jenis. Setidaknya ada tiga jenis barter yang sering dilakukan. Tiga jenis itu diantaranya:
1. Barter Alih
Barter alih adalah jenis barter yang melakukan sistem menukar barang antar dua pihak yang dialihkan. Maksudnya barang hasil barter tersebut akan dialihkan kepada orang lain setelah terjadinya transaksi.
Misalnya, ketika penjual makanan ingin menukarkan makanan ke penjual bahan bangunan. Ternyata penjual bahan bangunan tersebut telah memiliki banyak makanan maka penjual makanan harus mengalihkan penukaran tersebut ke penjual yang lain.
2. Barter Langsung
Seperti namanya, barter ini adalah transaksi tukar menukar barang yang langsung mengalami kesepakatan saat dilakukan. Misalnya seseorang yang menukarkan bunga dengan sayuran milik orang lain, setelah itu keduanya langsung sepakat.
3. Barter Imbal Beli
Jenis barter ini sangat mudah ditemui ketika berada di pedesaan. Barter jenis ini menggunakan sistem bagi hasil. Misalnya ketika seseorang membeli kebun, namun ia membutuhkan pekerja untuk menggarapnya.
Maka terjadilah barter imbal beli antara pemilik kebun dengan pekerja yang menggarap kebun tersebut.
Kekurangan dan Kelebihan Sistem Barter
Kekurangan
Berikut ini kekurangan dari sistem barter:
1. Merusak Komoditas
Karena barang baru bisa ditukar ketika menemukan pihak yang setuju untuk melakukan barter. Sehingga mau tidak mau, barang akan disimpan dalam waktu yang cukup lama bahkan bisa-bisa mengalami kerugian akibat kerusakan barang.
2. Transaksi Sering Mengalami Kendala
Selain itu, pihak yang melakukan barter akan kesulitan menentukan kadar nilai barang. Akhirnya kedua pihak mengalami kesulitan untuk bertransaksi. Selain itu, menemukan pihak yang setuju dengan penawaran barter juga menjadi pekerjaan tersendiri dalam barter.
Dengan menggunakan barang atau komoditas sebagai alat tukar, maka pelaku barter akan mengalami kesulitan untuk membawa atau memecah. Maksudnya jika barang yang ditukar nilainya setengah maka akan terjadi kesulitan dalam transaksi.
Kelebihan
Setelah memahami berbagai kendala di atas, bukan berarti barter tidak memiliki kelebihan. Kelebihan utama dari barter ialah:
1. Mempererat Persaudaraan
Merekatkan persaudaraan antar manusia. Sebab, sebelum melaksanakan barter kedua pihak pasti akan melakukan diskusi terlebih dahulu. Kegiatan diskusi ini menjadi sarana untuk merekatkan tali persaudaraan.
2. Memperkuat Rasa Toleransi
Transaksi barter tidak selalu berjalan mulus, ada kalanya salah satu pihak mengalami “kerugian”. Misalnya seseorang ingin barter dua ekor ayam dengan sekarung beras, tentu saja pemilik beras akan mengalami kerugian.
Namun, karena pemilik ayam sedang membutuhkan beras, bisa saja pemilik beras akan memaklumi hal tersebut. Sehingga transaksi barter tetap dilakukan dengan asas menolong sesama.
Barter adalah sistem perdagangan dimana barang atau jasa saling ditukarkan tanpa menggunakan uang sebagai alat tukar. Sistem ini digunakan pada masa kuno dan mulai ditinggalkan ketika uang mulai ditemukan. Meskipun begitu, kegiatan barter ini masih dilakukan pada beberapa kesempatan.