Dalam bidang akuntasi, dikenal istilah amortisasi. Amortisasi adalah prosedur khusus untuk mengurangi nilai biaya. Perusahaan yang melakukan amortisasi akan membayarkan biaya pokok dan bunga secara bertahap.
Di dunia akuntansi, amortisasi merupakan hal yang penting karena berperan dalam penulisan laporan keuangan. Proses perhitungannya harus dilakukan secara teliti, sehingga proses evaluasi yang nantinya dilakukan akan memberikan solusi atau hasil yang baik.
Pengertian dari Amortisasi Adalah?
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, amortisasi adalah pengurangan nilai biaya aktiva berwujud maupun tidak berwujud. Amortisasi bisa dilakukan dengan pembebanan berkala ke pendapatan, sehingga didapatkan angka yang ideal.
Pengertian amortisasi lainnya adalah pengurangan utang dengan cara membayar pokok dan bunga secara teratur. Pembayaran tersebut dilakukan dengan jumlah yang sudah ditentukan, dengan begitu pinjaman bisa terbayar sesuai jadwal jatuh tempo.
Fungsi dan Manfaat Amortisasi
Tujuan amortisasi sebenarnya sebagai acuan atau cerminan dari nilai kembali yang dihasilkan aset tanpa wujud. Misalnya ketika suatu perusahaan melakukan pinjaman dengan jumlah cicilan tertentu, maka nilai amortitasi bisa dilihat dari jumlah cicilan yang dibayarkan.
Bukan hanya itu saja tujuan dari amortisasi, jika dilakukan dengan benar, maka amortisasi bisa menjadi acuan untuk menyusun laporan keuangan lembaga. Laporan tersebut juga tersusun secara sebenarnya sesuai dengan jumlah dan besaran dana yang dimiliki.
Manfaat amortisasi juga bisa dirasakan dalam bidang simpan pinjam. Dengan bantuan tabel amortisasi, maka akuntan bisa lebih mudah mengevaluasi opsi simpan pinjam yang ada. Akuntan juga bisa mengukur biaya sebenarnya dari dana yang dibeli dan di pinjam.
Contoh Amortisasi
Karena amortisasi adalah aspek yang penting dalam akuntasi, ada baiknya mengetahui lebih dalam tentang istilah tersebut lewat contoh kasus. Ada beberapa contoh pemakaian amortiasi yang umum dilakukan, diantaranya adalah:
1. Dalam Bidang Peminjaman
Sebuah perusahaan melakukan pinjaman dana sebesar Rp100.000.000 kepada lembaga keuangan. Setiap tahunnya, pinjaman tersebut harus diangsur sejumlah Rp10.000.000. Dengan fakta ini, maka perusahaan A sudah terhitung melakukan amortisasi sebesar Rp10.000.000 tiap tahunnya.
2. Dalam Bidang Kredit
Tidak hanya dalam peminjaman, contoh amortisasi juga bisa diterapkan lewat kredit. Misalnya seseorang melakukan pembelian kredit kendaraan dengan harga Rp250.000.000. Kredit tersebut harus lunas dalam jangka waktu 5 tahun dengan cicilan yang sudah ditentukan.
Cicilan kredit tersebut adalah Rp50.000.000 tiap tahunnya, sehingga debitur harus membayar jumlah tersebut tiap tahun. Jika dilakukan secara rutin sesuai perjanjian, maka debitur ini sudah melakukan amortisasi setiap tahunnya sesuai cicilan yang ditentukan.
3. Pengembangan Hak Paten
Pengembangan dan pembiayaan hak paten juga bisa diterapkan dalam amortisasi. Jika sebuah perusahaan mengembangkan hak paten dalam jangka waktu 5 tahun dan butuh Rp30.000.000 untuk melakukannya, maka tiap tahun perusahaan tersebut melakukan amortisasi sebesar Rp6.000.000.
Kapan Amortisasi Boleh Dilakukan?
Amortisasi adalah aktifitas akuntansi yang memiliki aturan khusus. Perusahaan diperbolehkan melakukan amortisasi pada bulan pengeluaran, kecuali bidang usaha tertentu. Beberapa bidang usaha tersebut antara lain:
1. Bidang Usaha Kehutanan
Usaha di bidang kehutanan atau kawasan hutan dengan mengambil hasil hutan, maka amortisasi hanya boleh dilakukan setelah satu tahun setelah tanaman ditanam. Dengan catatan, tanaman tersebut bisa berproduksi secara terus menerus dan bisa berkali kali di panen.
2. Bidang Usaha Perkebunan
Serupa dengan usaha kehutanan, usaha perkebunan hanya bisa melakukan amortisasi setelah satu tahun penanama. Usaha perkebunan biasanya menggunakan tanaman keras namun tetap bisa diproduksi berkali-kali selama perusahaan tetap berjalan.
3. Bidang Usaha Peternakan
Bidang ternak bisa melakukan amortisasi sekurang kurangnya satu tahun setelah satu tahun dipelihara. Binatang ternak ini dapat berproduksi berkali kali dan dijual sesuai dengan kebutuhan dan permintaan pasar.
Metode Amortisasi
Amortisasi dalam akuntansi memiliki metode dan caranya sendiri, setidaknya ada 2 jenis metode yang sering digunakan, yakni:
1. Metode Saldo Menurun
Jika menggunakan metode ini, maka jumlah biaya yang dialokasikan akan dibuat menurun bersamaan dengan bertambahnya manfaat. Metode saldo menurun bisa dilakukan setiap tahun, nantinya ketika akhir tahun akan diketahui jumlah penyusutan dan pemanfaatan atas nilai barang tersebut.
2. Metode Garis Lurus
Berikunya adalah metode garis lurus, metode ini digunakan untuk menghitung amortisasi harta tak berwujud. Amortisasi ini dilakukan dengan cara menerapkan tarif amortisasi atas pengeluaran yang sudah dilakukan selama pemanfaatan barang tersebut.
Cara Menghitung Amortitasi
Ketika suatu perusahaan melakukan amortisasi, maka perusahaan tersebut harus melakukan pembayaran utang berupa pokok pinjaman dan pembayaran bunga. Semakin banyak jumlah pokok yang dibayar, maka semakin turun bunga yang juga dibayarkan.
Apabila ingin pembayaran bunga menurun, maka pembayaran pokok wajib ditingkatkan. Ada rumus amortisasi yang bisa akuntan lakukan, diantaranya adalah:
- Mengumpulkan data, berupa suku bunga, pokok pinjaman kredit dan tenor pinjaman.
- Jika sudah, siapkan kertas atau spreadsheet untuk menghitung amortisasi.
- Tetapkan pinjaman pada bulan sebelumnya, kemudian hitung jumlah angsuran.
- Gunakan rumus pokok pinjaman, suku bunga, serta teor atau jangka waktu pinjaman.
- Kalkulasikan angsuran bunga, hitung angsuran pokok, dan hitung saldo pinjaman yang dimiliki.
Setelah proses penghitungan selesai, maka akuntan bisa mendapatkan nilai amortitasi yang bisa perusahaan bayarkan. Di bulan sebelumnya, secara otomatis akuntan bisa menghitung amortisasi dengan acuan dari laporan sebelumnya.
Bedanya Amortisasi dan Depresiasi
Meski contoh amortisasi cukup jelas, namun masih banyak akuntan yang kesulitan membedakannya dengan depresiasi. Padahal keduanya memiliki makna dan fungsi yang berlainan, sehingga perlu diketahui lebih dalam mengenai pengertiannya.
Amortisasi sendiri merupakan penurunan nilai aktiva tak berwujud, berbeda dengan depresiasi yang berarti penurunan nilai dari aktiva berwujud. Apabila amortisasi digunakna untuk cerminan nilai aset, maka depresiasi digunakan untuk fungsi yang berbeda.
Depresiasi bertujuan untuk memungkinkan perusahaan menghasilkan dan mempertahankan pendapatan dari aset berwujud. Depresiasi juga sering dikaitkan dengan deplesi, yang artinya biaya penyusutan.
Amortisasi untuk Pinjaman
Seperti yang diketahui, amortisasi adalah aktifitas akuntasi, baik untuk kredit atau peminjaman. Ada jenis pinjaman tertentu yang bisa di amortisasi, biasanya pinjaman atau kredit tersebut berbasis angsuran, diantaranya kredit untuk kendaraan, pribadi atau bisnis.
Pinjaman yang di amortisasi adalah pinjaman dengan pembayaran bulanan yang tetap. Jika pembayaran bulanan tidak memiliki jumlah yang sama, maka pinjaman tersebut tidak bisa di amortisasi.
Hal yang sama untuk pinjaman dengan jumlah total yang variatif dan berlangsung setiap bulan. Meski pembayaran dilakukan secara teratur, namun jumlah totalnya yang berbeda beda membuatnya tak bisa di amortisasi. Karena itu, jika seseorang ingin melakukan amortisasi pada pinjamannya, sebaiknya pilih angsuran teratur.
Jika memang pembayaran yang dilakukan memiliki jumlah berbeda, debitur bisa melakukan pembayaran dua minggu sekali dengan nominal yang sama. Hindari juga pinjaman dengan suku bunga tinggi agar tidak memberatka ke depannya.
Amortisasi adalah aktifitas akuntansi yang penting dan harus dilakukan secara teliti. Dengan melakukan amortisasi sesuai ketentuan, maka debitur atau akuntan bisa mengelola dana keuangan dengan lebih baik.