Perkembangan industri manufaktur yang semakin maju membuat para pemilik usaha harus mencari berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan konsumen, namun tetap untung. Salah satu metode yang paling banyak digunakan hingga saat ini adalah Total Productive Maintenance atau TPM.
Metode ini dijelaskan pertama kali oleh Seiichi Nakajima pada tahun 1950. TPM secara umum bertujuan untuk menghilangkan pemborosan (waste) dan termasuk bagian dari penerapan manufaktur berkelanjutan. Metode ini efektif dilakukan untuk memenuhi tuntutan para konsumen.
Dalam rangka menciptakan lingkungan kerja yang produktif, dibutuhkan fasilitas dan peralatan kerja dalam kondisi yang bagus. Oleh karena itu, perawatan mesin menjadi hal yang penting untuk menjaga mutu demi mencapai target perusahaan dengan cepat sesuai yang telah direncanakan.
Pengertian Total Productive Maintenance (TPM)
TPM merupakan suatu metode yang digunakan untuk merawat perlengkapan dan peralatan kerja demi meningkatkan kualitas produksi. Dalam hal ini, peralatan kerja termasuk mesin, equipment, dan lain sebagainya. Metode ini bermula dari konsep inovatif Jepang dari penerapan Preventive Maintenance.
Konsep Preventive Maintenance yang diperkenalkan George Smith dari Amerika. Kemudian, Seiichi Nakajima menggabungkan konsep tersebut dengan konsep pemeliharaan lainnya. Mulai dari operator-assisted maintenance, reliability engineering, dan manajemen mutu.
Fokus utama dari TPM adalah memastikan semua peralatan serta perlengkapan produksi bisa bekerja dengan optimal. Dengan demikian, akan mengurangi risiko terjadinya keterlambatan atau kerusakan selama proses produksi yang dapat menimbulkan kerugian finansial.
Tujuan TPM
Penerapan TPM dalam lingkungan kerja pada dasarnya bertujuan untuk menjaga kondisi alat dan meningkatkan produktivitasnya. Namun, tujuan tersebut bukanlah satu-satunya yang ingin dicapai dalam TPM. Beberapa tujuan lain dari metode productive maintenance diantaranya sebagai berikut.
- Mengurangi downtime untuk meningkatkan produktivitas
- Menghindari terjadinya kecelakaan kerja bagi para karyawan
- Mempengaruhi Overall Equipment Effectiveness (OEE) perusahaan dari waktu ke waktu secara keseluruhan
- Meningkatkan produktivitas peralatan produksi dengan melakukan investasi perawatan sesuai dengan kebutuhan perusahaan
8 Pilar Total Productive Maintenance
TPM memiliki prinsip khusus atau yang dikenal sebagai pilar untuk penerapannya. Prinsip ini mengutamakan teknik proaktif serta pencegahan dalam meningkatkan ketahanan alat-alat produksi. Adapun 8 pilar yang mendukung penerapan TPM pada perusahaan adalah sebagai berikut.
1. Autonomous Maintenance
Pilar pertama yang mendukung TPM adalah Autonomous Maintenance. Pilar ini memastikan operator sudah terlatih dalam melakukan perawatan rutin terhadap peralatan produksi. Operator tersebut bertanggung jawab sepenuhnya dalam hal pemeriksaan, pelumasan, hingga pembersihan alat-alat.
Kepastian ini akan memberikan rasa kepemilikan kepada operator terhadap peralatan produksi yang dioperasikan sekaligus meningkatkan pengetahuannya terkait alat tersebut secara spesifik. Selain itu, membuat standarisasi perawatan secara detail juga akan meminimalisir kesalahan yang terjadi.
2. Focused Maintenance
Pilar TPM yang berfokus pada peningkatan proses dan dan melakukan brainstorming untuk mencari ide demi memperbaiki peralatan. Umumnya, perusahaan akan membuat tim kecil yang dapat bekerja sama untuk menjalankan suatu program secara reguler dengan maksimal.
Kunci dari penerapan TPM yaitu meningkatkan segala proses yang berhubungan dengan alat-alat operasional secara bertahap. Pilar ini membantu untuk menyelesaikan masalah yang terjadi pada peralatan dan menugaskan tim khusus untuk mengatasinya.
3. Planned Maintenance
Planned Maintenance adalah pilar yang merencanakan sekaligus menjadwalkan tugas perawatan dari alat-alat operasional. Pilar ini mempelajari metrik riwayat downtime dan tingkat kegagalan dengan pada setiap alat lalu membuat jadwal yang spesifik untuk melakukan maintenance.
Tujuan penjadwalan adalah untuk mengatur waktu perbaikan atau perawatan saat alat-alat tidak beroperasi atau sedang memproduksi namun dalam kapasitas yang rendah. Hal ini dilakukan demi meminimalisir gangguan yang muncul saat proses produksi.
4. Quality Maintenance
Segala jenis perencanaan pemeliharaan akan berakhir dengan sia-sia jika prosesnya dilakukan dengan tidak maksimal. Quality maintenance mampu mendeteksi error yang muncul dan mencegah terjadinya kesalahan yang bisa mengganggu atau menghambat proses produksi.
Untuk mengidentifikasi penyebab kerusakan produk dibutuhkan 3 hal, seperti inspeksi, pengecekan spot, dan Root Cause Analysis (RCA). Dengan begitu, proses produksi yang dijalankan akan lebih terpercaya. Quality maintenance dapat mencegah kerusakan produk dan pengerjaan ulang.
5. Early/Equipment Maintenance
Pilar Early/Equipment Maintenance berfokus untuk mengarahkan pengetahuan praktis serta ilmu tentang peralatan manufaktur yang diperoleh melalui TPM. Pilar ini bertujuan untuk meningkatkan rancangan peralatan baru dengan melakukan perubahan desain.
Perubahan tersebut kemudian diinformasikan kepada karyawan yang memiliki pengalaman dan kemampuan yang cukup dengan alat tersebut. Alhasil, peralatan baru dapat memiliki performa yang bisa mencapai target produksi dengan lebih cepat karena minimnya masalah yang muncul.
Keterlibatan karyawan saat proses instalasi alat akan membuat pemeliharaan menjadi jauh lebih kuat dan sederhana. Jadi, Early/Equipment Maintenance adalah pilar yang melibatkan karyawan untuk melihat proses instalasi alat sekaligus belajar cara pemeliharaannya.
6. Education and Training
Untuk mencapai tujuan TPM dengan sempurna, dibutuhkan pilar education and training. Pilar ini akan memperkecil kesenjangan pengetahuan yang ada. Perusahaan akan memberikan pelatihan kepada karyawan maintenance, operator, hingga level manajer.
Dengan pelatihan dan edukasi, operator dapat meningkatkan kemampuannya agar bisa mengidentifikasi masalah yang muncul dan melakukan perawatan terhadap alat-alat. Adapun karyawan bagian pemeliharaan akan mendapatkan edukasi tentang teknik maintenance proaktif serta preventif.
7. Administrative & Office TPM
Pilar selanjutnya adalah Administrative & Office TPM yang dapat meminimalisir kerugian dan menghilangkan pemborosan. TPM akan meninjau lebih jauh setiap bagian yang berpotensi untuk mengeluarkan biaya yang cukup banyak.
Dalam hal ini, tindakan tersebut akan mendukung proses produksi terutama meningkatkan proses penjadwalan, pemesanan, hingga pengadaan. Administrative & Office TPM akan memberikan catatan yang lebih lengkap terkait kondisi peralatan yang berhubungan dengan finansial perusahaan.
8. Safety Healthy Environmental Conditions
Pilar terakhir TPM adalah Safety Healthy Environmental Condition untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan aman. Pilar ini mampu untuk meminimalisir risiko kecelakaan kerja yang bisa menimpa karyawan sekaligus menimbulkan kerugian perusahaan dalam jumlah besar.
Kelebihan Total Productive Maintenance
Dalam menjalankan proses produksi dengan lancar, perusahaan umumnya menerapkan TPM. Seperti yang dijelaskan melalui 8 pilar yang mendasari sebelumnya, metode ini berfokus pada perawatan dan perbaikan alat produksi. Penggunaan TPM banyak dipilih karena memiliki beberapa kelebihan, yaitu:
- Meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja
- Mengurangi keluhan para konsumen
- Waktu downtime yang singkat akan meningkatkan OEE
- Meningkatkan kualitas produk
- Mengurangi biaya manufaktur
Kekurangan Total Productive Maintenance
Selain kelebihan, TPM juga memiliki beberapa kekurangan saat digunakan dalam suatu perusahaan. Penggunaan metode ini menuntut banyak perubahan dan penyesuaian agar perusahaan bisa mendapatkan momentum yang ada di sekitar proyek. Adapun kekurangan TPM antara lain:
- Terjadinya pemborosan inventori secara langsung
- Kurangnya dukungan dari Top Management
- Sukarnya menyesuaikan budaya
- Terdapat banyak penolakan akibat perubahan sistem
Bagi Anda yang menjalankan usaha dan mempertimbangkan metode untuk meningkatkan produksi, dapat mencoba Total Productive Maintenance (TPM). Metode ini membantu mengedukasi setiap elemen yang berhubungan dengan peralatan untuk merawat dan mengatasi masalah yang muncul.