Tahukah Anda apa itu teks eksemplum? Bagi yang sering membaca kisah perjalanan traveling atau sejenisnya, mungkin akan paham. Tapi kalau belum tahu, sepertinya perlu membaca contoh teks eksemplum beserta contohnya berikut.
Di dunia seni tulisan, banyak jenis teks dan karya tulis yang bisa dibaca. Salah satu yang terkadang memberikan kesan deskripsi maksimal dari sebuah kejadian adalah teks eksemplum. Apa pengertiannya sehingga disebut berbeda dari teks lainnya?
Definisi Teks Eksemplum
Teks eksemplum merupakan sebuah teks atau tulisan yang menjelaskan tentang pengalaman penulis atau seorang tokoh yang tidak terduga atau bisa juga tidak diinginkannya. Tokoh dilihat dari sudut pandang orang pertama.
Teks yang satu ini bukan cerita fiksi dimana karakternya tidak nyata, bukan pula cerita fabel yang mengedepankan sosok hewan sebagai perwakilan watak dan karakter manusia.
Secara umum alurnya akan dimulai dari memperkenalkan sosok tokoh penulis dalam sebuah kondisi, dilanjutkan dengan cerita sebuah peristiwa dan berakhir dengan interpretasi si tokoh tersebut.
Kalau Anda pernah membaca cerita tentang perjalanan wisata seorang traveller, itu masuk dalam kategori eksemplum. Begitu juga teks tentang pengalaman berbelanja di sebuah mall, dengan berbagai hiruk pikuknya juga bisa menjadi salah satu contoh teks eksemplum.
Contoh Teks Eksemplum beserta Contohnya
Supaya Anda lebih paham tentang sebuah teks eksemplum, berikut ini contoh teks eksemplum beserta contohnya yang bisa dibaca. Setelahnya, Anda tentu bisa membuat versi sendiri karena sebenarnya untuk membuatnya tidak sesulit jenis teks lain.
1. Salah Jadwal Tes Wawancara
Aku adalah seorang pencari kerja yang sudah memasukkan lamaran ke sekitar 100 perusahaan bulan ini, beberapa diantaranya menempatkanku lolos untuk ikut tes wawancara dalam waktu yang cukup berdekatan.
Pada hari Senin tanggal 15 Februari, sejak pagi aku sudah bersiap untuk datang tes wawancara. Sekali lagi aku lihat jadwalnya, yaitu pukul 09.00 WIB. Aku masih sempat sarapan dan memanaskan motor sebelum berangkat.
Setibanya di lokasi wawancara, aku sudah melihat sejumlah pencari kerja lain yang berkumpul. Pastinya sama denganku, menunggu waktu untuk di interview oleh pihak HRD. Satu jam, dua jam. Tiga jam, namaku tak kunjung dipanggil.
Sampai akhirnya pewawancara dan semua yang ada di lokasi tersebut bergerak pulang. Aku jadi bingung, lalu bertanya kepada salah satu dari mereka kenapa namaku tidak dipanggil. Lalu mereka coba mengecek daftarnya, memang tidak ada namaku disana.
Setelah aku cek lagi di buku agendaku, ternyata aku salah jadwal wawancara. Hari ini harusnya aku datang ke perusahaan yang lokasinya di seberang kantor ini. Sedangkan di kantor ini, aku memang tidak lolos untuk tes wawancara.
Dari pengalaman ini aku belajar, untuk lebih teliti saat mengirimkan lamaran. Mencatat semua update tentang lamaran tersebut, sehingga kejadian ini tidak terulang. Apalagi, aku bukan hanya kehilangan satu kesempatan wawancara tapi kehilangan banyak waktu sia-sia.
2. Tersesat di Kota Denpasar
Kata orang berlibur ke Kota Denpasar itu tidak akan tersesat karena merupakan kota kecil yang penduduknya ramah. Tahun lalu, aku berlibur kesana sendirian dan menyewa motor untuk berkeliling mencari tempat wisata menarik.
Rasa percaya diriku memang tinggi, aku sudah yakin bahwa tujuanku ke Pantai Kuta bisa melewati jalur tikus yang sudah aku cek melalui Google Map. Sepanjang perjalanan aku merasa senang, bisa melihat hiruk pikuk Kota Denpasar yang selama ini aku impikan.
Sudah 30 menit perjalanan, aku mulai bingung kenapa tidak sampai juga ke Pantai Kuta. Bahkan aku merasa sudah tiga kali melewati jalur jalan yang sama. Namun aku tetap tidak mencoba berhenti dan bertanya karena masih yakin dengan instingku.
Tapi semakin lama berjalan, mencoba mengikuti instingku karena melihat peta online sekilas tadi pagi tetap tidak bertemu dengan pantai tersebut. Akhirnya aku berhenti, lalu bertanya kepada seorang penambal ban.
Dia mengatakan saat ini aku berada di daerah Buleleng, yang notabene sudah sangat jauh dari Pantai Kuta. Aku meminta arahannya, agar aku bisa sampai ke Pantai Kuta, untung bisa sampai walaupun harus memakan waktu lima jam dari 30 menit seharusnya.
Dari pengalaman ini aku dibuat sadar bahwa percaya diri boleh, namun ketika berada di lokasi baru akan lebih baik tetap mengandalkan informasi yang akurat. Baik dari orang setempat maupun dari peta lokasi.
Beruntung aku tidak tersesat lebih jauh hingga malam hari, kalau hal itu terjadi maka entah apa kejadian lain yang menimpaku.
3. Aku Benci Matematika
Bagi sebagian orang, pelajaran matematika memang sangat menakutkan. Melihat angka berjejer yang harus dikali atau dimasukkan ke dalam rumus tertentu, terkadang membuat keringat dingin.
Itulah yang terjadi padaku, dimana rasa benci matematika sangat membuatku geram. Apalagi saat ujian satu minggu yang lalu. Aku sudah berusaha belajar matematika, namun ternyata hasilnya tidak memuaskan.
Aku dipanggil guru matematika karena mendapatkan nilai paling rendah, guru bertanya apa masalahku namun aku sendiri tidak bisa menjawabnya. Akhirnya, guru tersebut menyarankan aku belajar bersamanya di rumah dengan sistem les privat.
Awal belajar, aku sangat tidak suka karena alergi melihat angka-angka itu. Namun guruku mencoba teknik mengajar yang beda, dimana aku diajak bercerita tentang sesuatu dengan menambahkan angka-angka di dalamnya.
Sekali-sekali dia mengajak aku bermain dengan angka dan mengajarkan rumus-rumus yang selama ini aku tidak paham.
Akhirnya setelah satu bulan les privat, aku paham matematika dan pelajaran itu tidak lagi menakutkan bagiku. Terima kasih guru matematikaku, sistem mengajarmu akan aku ingat selalu.
4. Salah Masuk Mobil
Punya mobil sendiri itu menyenangkan, bisa pergi kemana saja tanpa takut panas atau kena hujan. Tapi kadang orang lupa bahwa mobil yang mereka punya, juga dimiliki orang lain bahkan ada yang sama merek, tipe, dan warnanya.
Aku pernah mengalami kejadian memalukan, saat parkir mobil di salah satu pusat perbelanjaan. mobilku merk Honda tipe HRV baru berwarna coklat metalic. Rasanya aku sudah ingat betul posisi parkirnya dimana.
Lalu aku masuk ke pusat perbelanjaan dan selesai satu jam kemudian, langsung menuju mobil dengan membawa dua tentengan lumayan berat. Maklumlah belanja bulanan, untuk kebutuhan rumah dan anak-anak.
Ketika sampai di pintu mobil, aku menyalakan remote untuk membuka pintu namun tak kunjung terbuka. Aku mulai panik dan berusaha membuka pintu secara manual, namun tetap tidak bisa. Tiba-tiba seseorang memarahiku “Kenapa Anda ada di depan mobil saya,” sontak aku kaget.
Setelah mengecek plat nomornya ternyata memang bukan mobilku, sementara mobil asli aku ada di seberang tempat parkir mobil yang sama persis tersebut. Buru-buru aku minta maaf dan langsung berjalan cepat ke arah mobilku.
Dari kejadian itu aku baru sadar, kalau sudah banyak orang yang pakai mobil sama denganku serta harus lebih teliti sebelum masuk ke dalam mobil.
Pemahaman tentang teks eksemplum, akan lebih maksimal dimiliki ketika sudah membaca langsung contoh teks eksemplum beserta contohnya. Coba Anda buat sendiri, lalu cek apakah struktur dan penjelasannya sudah benar?