Istilah investor sudah sangat sering didengar oleh masyarakat, namun apakah sudah paham apa artinya? Investor adalah sebutan lain bagi penanam modal atau orang yang melakukan investasi pada pihak lain, supaya bisa mendapatkan keuntungan.
Investor makin dikenal pada era ekonomi modern sekarang ini, dan telah merambah pada berbagai bidang. Investor tidak hanya berupa perusahaan-perusahaan besar dan mapan saja, tetapi juga individu atau perorangan.
Begitu juga dengan bentuk investasinya, tidak harus berupa saham dengan nilai besar, bahkan orang bisa berinvestasi dari nominal puluhan ribu hingga ratusan ribu rupiah saja. Perkembangan teknologi digital juga membuat bidang investasi menjadi lebih luas dan jumlah investor makin banyak.
Definisi Investor Adalah
Investor menurut Investopedia adalah perorangan maupun entitas, misalnya reksa dana atau perusahaan, yang memberikan modal dengan mengaharapkan imbalan berupa finansial. Investor bisa berupa individu, kelompok maupun perusahaan yang ingin menanamkan modalnya.
Investor akan memberikan modalnya melalui aktivitas yang disebut dengan investasi. Pengertian investasi adalah aktivitas investor untuk menanamkan modal dalam berbagai instrumen yang berbeda-beda.
Investor melakukan investasi dengan tujuan bisa mendapatkan imbalan dari modal yang ditanamkannya tersebut. Pada prinsipnya, investor menginginkan imbalan dan keuntungan finansial yang lebih besar dari modal yang ditanamkannya tersebut.
Instrumen investasi yang bisa dipilih oleh investor ada beberapa macam, seperti saham, mata uang asing, reksa dana, obligasi, emas dan sebagainya. Setiap jenis instrumen investasi memiliki peluang keuntungan dan tingkat risiko yang berbeda.
Apa Saja Jenis Investor?
Seperti yang disebutkan pada bagian sebelumnya, bahwa investor merupakan individu, kelompok maupun entitas yang menyediakan modal bagi pihak lain, dengan harapan bisa mendapatkan imbalan dan keuntungan lebih besar.
Mengacu pada pengertian investor tersebut, maka penanam modal dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu :
1. Investor Individu atau Perorangan
Investor individu adalah orang yang bisa mengampu uang pada rekening miliknya sendiri. Investor jenis ini akan menggunakan jasa broker atau dealer ketika akan melakukan investasi. Contohnya investor yang membeli saham melalui sekuritas.
2. Investor Moderat
Apa yang dimaksud dengan investor moderat? Investor moderat dapat dikatakan sebagai sekelompok orang ataupun perorangan yang sudah mengenal berbagai jenis instrumen investasi, namun masih menggunakan nominal yang tidak terlalu besar pada modal yang ditanamkan.
Investor moderat belum mempunyai tingkat keberanian yang cukup untuk main investasi, sehingga mereka memilih level yang masih relatif aman. Pada umumnya, investor moderat menanamkan modal dengan nilai imbal hasil antara 5-10% saja per tahun.
3. Investor Agresif
Investor adalah orang yang menginvestasikan modalnya, dengan berharap pengembalian berupa uang dalam jumlah yang lebih banyak. Meskipun tujuannya relatif sama, namun setiap investor memiliki pertimbangan dan perhitungan masing-masing berapa nilai imbalan yang diharapkannya.
Bagi investor agresif, nilai imbalan yang diinginkan berkisar antara 10%-15% per tahun. Investor agresif adalah penanam modal yang sudah sangat paham dengan toleransi risiko disertai pemahaman yang bagus tentang produk investasi.
Kebanyakan investor agresif masih berusia muda dan menginginkan tujuan investasi untuk jangka panjang. Mereka lebih menyukai berinvestasi pada sektor yang dapat memberikan keuntungan dalam jangka panjang, meskipun nominalnya tidak terlalu besar.
4. Investor Konservatif
Pengertian investor konservatif adalah jenis penanam modal yang tidak memahami produk-produk investasi modern. Seperti namanya, investor konservatif lebih menyukai investasi tradisional dengan risiko yang relatif rendah.
Besarnya imbalan yang diharapkan oleh para investor konservatif ini juga tidak besar. Mereka hanya menargetkan imbalan sebesar 3% hingga 5% saja setiap tahunnya. Contohnya, investasi dalam bentuk properti seperti rumah dan sebagainya.
5. Investor Intuitif
Investor intuitif memiliki saham atas nama perusahaan tertentu, ketika menanamkan modalnya pada suatu lembaga keuangan. Dana yang diinvestasikannya tersebut pada umumnya diperoleh dari kumpulan orang yang mempunyai modal.
Contoh investor intuitif yang mudah ditemukan saat ini yaitu manajer dana, perusahaan sekuritas, pengelola dana pensiun dan sebagainya.
Tujuan Investor
Seorang penanam modal pastinya memiliki tujuan tertentu ketika menginvestasikan uangnya kepada pihak lain. Kemajuan teknologi nyatanya membuat orang dari berbagai kalangan makin berminat menjadi investor melalui berbagai instrumen investasi.
Dari sekian banyak orang yang melakukan investasi, tujuannya bisa saja berbeda antara satu dan lainnya. Apa saja tujuan orang menjadi investor, berikut ini beberapa diantaranya.
1. Mendapatkan Imbalan dan Keuntungan
Tujuan utama orang berinvestasi yaitu agar bisa mendapatkan imbal hasil (return) dan keuntungan dari uang yang dipinjamkannya sebagai modal kepada pihak lain. Profit yang ditawarkan menjadi daya tarik orang untuk berinvestasi.
Hampir semua investor ingin mendapatkan imbalan dan keuntungan finansial yang lebih banyak daripada jumlah uang yang telah diinvestasikannya. Besarnya imbal hasil dan profit tergantung jenis produk investasi.
2. Menambah Aset dan Kekayaan
Ada juga orang yang menjadi investor agar bisa menambah jumlah aset serta kekayaan miliknya. Tujuan investasi untuk meningkatkan nilai aset dan mengembangkan jumlah kekayaan memang bukan hal yang keliru, tetapi memerlukan pengetahuan yang baik dan analisis risiko yang tepat.
Biasanya, investor yang memiliki tujuan untuk menambah aset dan jumlah kekayaan melakukan investasi dengan nilai yang besar. Pada prinsipnya, makin besar nilai investasi maka semakin besar juga peluang profit yang didapatkan, namun risikonya juga lebih tinggi.
3. Jaminan Masa Depan
Investor adalah orang yang menginvestasikan uangnya ke dalam berbagai bentuk instrumen, dengan tujuan mendapatkan keuntungan. Beberapa kalangan melakukan investasi pada masa produktifnya agar keuntungan yang didapatkan bisa digunakan untuk biaya kehidupan masa depan.
Contohnya, orang yang menabung gajinya dan membeli rumah sebagai bentuk investasi, karena selain harga tanah dan bangunan akan semakin mahal, juga dapat menjadi sumber passive income.
4. Menghindari Inflasi
Inflasi tidak bisa dihindari dan bisa saja terjadi setiap tahunnya yang berakibat pada menurunnya nilai mata uang. Beberapa investor menanamkan modal dengan tujuan agar bisa meminimalisir dampak inflasi yang bisa kapan saja melanda.
Jika tujuan berinvestasi adalah untuk menghindari inflasi, emas menjadi pilihan yang tepat. Selain mudah diperjualbelikan, emas juga relatif tidak terpengaruh oleh inflasi. Emas batangan murni lebih bagus dijadikan sebagai investasi dibandingkan emas perhiasan.
Risiko Menjadi Investor
Setiap pekerjaan memiliki risiko, termasuk menjadi investor. Keuntungan investasi memang besar jika sudah paham risikonya dan pengetahuan yang cukup. Sebelum memutuskan menjadi seorang investor, pahami dulu apa saja risikonya berikut ini.
1. Risiko Sistematis
Risiko sistematik pada investasi adalah risiko eksternal yang tidak bisa dikendalikan ataupun dihindari, termasuk dengan diversifikasi. Risiko sistematis terdiri dari risiko suku bunga, inflasi, komoditas dan nilai tukar valuta asing.
2. Risiko Investasi Tidak Sistematis
Jika risiko investasi tersebut dapat dikendalikan ataupun dihindari, maka disebut sebagai risiko tidak sistematis. Risiko tidak sistematis ini dapat dihindari dengan melakukan diversifikasi produk investasi.
Apa saja risiko tidak sistematis pada investasi tersebut? Risiko jenis ini diantaranya risiko likuiditas, reinvestment, finansial dan bisnis. Risiko ini dapat diatasi dengan memahami jenis instrumen investasi dan menentukan target yang tepat.
Investor adalah orang, kelompok ataupun entitas, seperti perusahaan, yang menyediakan modal untuk pihak lain. Penyediaan modal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan imbalan atau return dan keuntungan finansial yang lebih besar.