Alat Musik Triangle itu Apa? Ini Sejarah, Fungsi & Cara Mainnya

Alat musik yang tidak menghasilkan nada pentatonik dan diatonik dikenal sebagai alat musik ritmis. Instrumen musik ini terdiri dari berbagai jenis, salah satunya adalah triangle. Alat musik triangle berbentuk segitiga yang sederhana yang dimainkan dengan cara dipukul.

Di Indonesia, alat musik ini tergolong kurang populer. Hal ini disebabkan karena masyarakat lebih banyak menggunakan alat musik ritmis seperti gong, kulintang, angklung, saron, dan alat tradisional lainnya.

Mengenal Alat Musik Triangle

Mengenal Alat Musik Triangle

Sesuai namanya, Triangle adalah salah satu alat musik ritmis yang berbentuk segitiga. Pemberian nama “Tringle” diambil dari Bahasa Inggris dengan kata yang sama yang berarti segitiga. Triangle termasuk alat musik ritmis karena dapat menghasilkan bunyi yang tidak bertangga nada.

Jadi, irama dari alat musik ini menyesuaikan dengan lagu yang akan dimainkan. Selain, tinggi rendah nada yang dihasilkan Triangle juga bergantung pada bahan dasar pembuatannya. Setiap sisi alat musik ini memiliki panjang sekitar 15 – 18 cm.

Selain sebagai alat musik ritmis, Triangle juga dapat dikategorikan sebagai alat musik pukul. Hal ini disebabkan karena cara memainkannya harus dipukul dengan stik yang terbuat dari logam.

1. Sejarah

Triangle pertama kali diciptakan pada abad ke-16 Masehi. Akan tetapi, tidak ada yang mengetahui secara jelas siapa yang menciptakan alat musik tersebut. Pada abad ke-18 Masehi, catatan sejarah lagu-lagu klasik di Eropa telah memasukkan instrument Triangle dalam orkestra klasik Barat.

Saat itu, beberapa musisi yang menggunakan alat musik ini diantaranya Wolfgang Amadeus Mozart, Ludwig Van Beethoven, dan Joseph Haydn. Ketiga musisi tersebut merupakan musisi ternama di Eropa yang nama dikenal hingga sekarang.

Salah satu penampilan permainan Triangle yang paling terkenal adalah pada saat konser piano Franz Liszt’z. Beberapa momen dalam konser menampilkan permainan tunggal alat musik ini. Bahkan, konser piano itu sering disebut sebagai konser Triangle.

Kemudian sekitar abad ke-19 Masehi, alat musik ini juga ditampilkan dalam beberapa konser dan pentas lain. Misalnya dalam lagu Bridal Chorus dari Loghengrin yang merupakan karya dari Richard Wagner.

Richard Wagner dikenal sebagai komponis yang berpengaruh besar di Jerman. Selain itu, ia juga adalah pakar teori musik yang paling banyak dikenal melalui karya operanya. Dalam catatan sejarah musik, Richard Wagner dikategorikan sebagai salah satu komponis zaman romantic.

Musisi-musisi dunia yang juga sering memainkan Triangle dalam karyanya yaitu band Rock Queen dan John Deacon. Alat musik ini dimainkan dalam pertunjukan band dengan tema “Killer Queen.” Selain itu, lagu Joni Mitchell yang berjudul Big Yellow Tzxi dan Henry Mancini dengan Pink Panther.

2. Bahan Dasar

Umumnya, alat musik Triangle terbuat dari logam pilihan. Namun, terdapat beberapa yang juga terbuat dari baja maupun jenis logam lainnya. Pada bagian sudut alat musik ritmis ini terdapat sebuah lubang atau bentuk lain yang digunakan sebagai tempat untuk mengikat seutas tali.

Konon, seutas tali tersebut terbuat dari usus binatang. Seiring perkembangan zaman, usus binatang tersebut mengalami perubahan dan diganti dengan kawat atau nilon. Bahan tersebut berfungsi sebagai pegangan saat Triangle dimainkan.

Alat musik ini pada awalnya berbentuk segitiga sama sisi. Akan tetapi, kemudian berubah menjadi bentuk segitiga sama kaki. Tidak hanya itu, terdapat pula penambahan cincin-cincin yang terlihat seperti lempengan besi untuk menciptakan suara gemerincing tambahan.

3. Fungsi

Seperti yang diketahui, Triangle digolongkan ke dalam alat musik ritmis atau jenis perkusi idiophone. Alat musik ini digunakan sebagai alat bantu (instrumen pengiring) dan imbuhan dalam sebuah lagu. Di bar, beberapa jenis lagu dari Triangle dengan berbagai variasi dan atraktif.

Meskipun alat musik ini dimainkan sebagai alat bantu dalam sebuah lagu, namun tidak menutup kemungkinan jika pemain menggunakan Triangle sebagai melodi.

Sebuah buku karya seorang ahli perkusi yaitu Grove Dictionary of Music an Musician menjelaskan bahwa alat musik ritmis Triangle mudah untuk dimainkan. Ahli perkusi tersebut juga menyebutkan bahwa alat musik ini sangat unik dan tidak dapat dimainkan oleh sembarang orang.

4. Cara Memainkan

Pada dasarnya, banyak cara yang dapat digunakan untuk memainkan Triangle. Hal ini tergantung pada kemampuan seseorang dalam bermusik dan jenis musik yang dimainkannya. Misalnya, musik Samba, musik Rock, dan musik rakyat lainnya yang dimainkan secara atraktif dan bervariasi.

Hal penting yang harus diketahui saat memainkan alat musik Triangle adalah tidak boleh menyentuh alat musik untuk menghasilkan instrumen yang maksimal. Jika disentuh, akan terjadi hambatan getaran dan menghilangkan respon untuk menghasilkan bunyi.

Secara umum, alat musik ritmis ini dimainkan dengan cara memukul bagian sisi luar. Akan tetapi, pukulan dipindahkan ke sisi bagian dalam karena irama musik membutuhkan perubahan tempo yang cepat. Semakin cepat tempo maka bunyi Triangle juga akan semakin cepat.

Masyarakat Cajun French adalah kelompok masyarakat yang berada di negara bagian Louisiana, Amerika Serikat. Mereka tergolong sering memainkan alat musik ini dan memberikan julukan tersendiri dengan nama “Tit-fet.”

Masyarakat Cajun French memainkan alat musik Triangle dengan cara diketuk-ketukkan dengan sedikit hentakan. Mereka biasanya memainkan alat musik ini untuk menggantikan fungsi drum.

Alat Musik Ritmis Selain Triangle

Selain Triangle, masih banyak jenis alat musik ritmis lain yang sering digunakan oleh para musisi maupun seniman. Alat musik tersebut berasal dari berbagai daerah di dunia seperti berikut ini.

1. Marakas

Marakas

Marakas merupakan alat musik ritmis yang dimainkan dengan cara digoyang-goyangkan. Suara yang dihasilkan dari alat musik ini terdengar seperti suara gemericik yang ada di lautan. Suara tersebut berasal dari butiran-butiran kecil seperti biji-bijian yang diisi dengan labu kering dan dijahit.

Umumnya, marakas terbuat dari bahan plastik atau kelapa yang memiliki pegangan agar lebih mudah untuk dimainkan. Dalam bahasa asing, alat musik ini dikenal sebagai maraca dan dikategorikan sebagai salah satu alat musik perkusi terbaik.

Pada zaman dulu, marakas dimainkan secara tunggal sebagai salah satu media penyembuhan, Bahkan, alat musik ini juga digunakan untuk mengiringi berbagai proses ritual yang ada di Karibia, Amerika Selatan, hingga Afrika.

2. Tifa

Tifa

Alat musik ritmis lokal yang berasal dari Papua dan Maluku adalah Tifa. Alat musik ini memiliki bentuk yang mirip dengan gendang dan berfungsi sebagai pengatur ritme. Bahan dasar pembuatan Tifa adalah kulit hewan dan kayu.

Bentuk alat musik ini lebih memanjang dan ramping, kemudian di bagian tengahnya memiliki bentuk yang sedikit berbeda dengan gendang. Tifa harus dimainkan dengan cara berdiri dan dipukul. Pemain dapat dapat menabuh secara langsung dengan tangan atau menggunakan alat pemukul tertentu.

3. Timpani

Timpani

Timpani dimainkan dengan cara dipukul menggunakan stik atau mallet. Mallet timpani terbuat dari kayu dengan diameter kurang lebih 2 cm. Bagian ujungnya ditutupi dengan bola kapas yang terbuat dari bulu biri-biri dengan tekstur lembut yang berasal dari Eropa.

Tabung timpani dibuat dari fiber atau kuningan yang dibentuk menyerupai mangkuk. Alat musik ritmis atau perkusi ini sudah ada sejak abad ke-15 Masehi. Saat itu, timpani digunakan sebagai salah satu alat musik pengiring dalam upacara keagamaan.

Triangle adalah salah satu alat musik ritmis yang berbentuk segitiga. Alat musik Triangle ini pertama kali muncul sekitar abad ke-15 Masehi dan dimainkan dengan cara dipukul. Alat musik ini digunakan sebagai alat bantu (instrumen pengiring) dan imbuhan dalam sebuah lagu.

Bagikan Postingan: